KERETA itu terlihat seperti model lama yang dipoles kembali hingga seperti baru. Aku bahkan tidak menyadari bahwa itu kereta model lama jika tidak menuju ruang antar gerbong. Tempat duduk di kereta itu hampir tidak ada bedanya dengan kereta model terbaru. Saat berjalan melewati gerbong, aku menyentuh kursi-kursi itu dan memberikan kesan empuk dan nyaman. Lantas aku merasa bahwa aku tidak pantas dan tidak diperbolehkan duduk di kursi itu atas sebuah alasan. Maka dari itu anak perempuan ini membawaku ke antara gerbong dan berdiri di sana memandangi pemandangan dari jendela pintu antar gerbong.
Padahal tidak terlihat satu orangpun di sini.
"Tidak terasa, ya. Sudah sejauh ini."
Aku menatapnya dengan tatapan dingin dan heran. Tubuhnya yang kecil serta bagian mata yang seharusnya tertanam sebuah mata tapi tidak ada apa-apa di sana. Benar-benar bersih dengan kulit putih mulus sangat indah. Seperti seorang bayi baru lahir dengan kepolosan kulit dan pikirannya.
"Kira-kira sudah 15 menit kita berada di sini."
"Itu hanya kira-kira. Seperti yang sudah kukatakan, bukan? Di sini tidak ada konsep waktu dan lainnya. Maka dari itu konsep bentuk juga tidak ada di sini. Apa yang kau lihat itu hanyalah bayangan dari ingatanmu, bukan keadaan sebenarnya dari apa yang terlihat. Yang kau lihat adalah sebuah kereta model lama tapi berisi fitur-fitur baru, kan. Itu karena dirimu memproyeksikan bentuk seperti itu. Umm, mungkin kereta lama karena aku merindukan kampung halamanmu –tidak, sepertinya lebih dalam lagi, ya. Mungkin kenangan keluargamu."
Aku tersentak dengan kata-katanya yang pelan tapi terdengar tegas. Walaupun begitu masih tersisa nada peduli dan prihatin dari ucapan itu. Aku merindukan kampung halamanku? Kota kecil itu? Terbayang olehku sebuah kota dengan aura suram dan membuatku selalu ingin berteriak tiap malam karena berbagai ingatan tentang ibuku yang sangat melekat pada kota itu. Mungkin sekarang kota itu menjadi jauh lebih suram dari yang kubayangkan. Tiba-tiba aku teringat pada ayahku. Pria yang tidak pernah menikah secara resmi dengan ibuku, tapi aku yakin dalam hatinya adalah sebuah kebaikan yang tulus. Sebenarnya aku ingin bertemu dengannya, tapi aku tidak mau berada di kota itu lagi. Kota itu hanya membawaku pada perjalanan masa lalu yang buruk dan suram.
Suara roda besi kereta dengan rel menimbulkan sebuah suara yang menenangkan. Paling tidak ada sebuah suara yang bisa terdengar jelas di tengah keheningan dan gejolak pikiranku.
"Seperti itu, ya." Dan aku kembali membatin, waktu, tempat dan bentuk. Apakah sebuah dunia bisa berdiri tegak tanpa 3 konsep utama semacam itu?
"Ya, seperti itu dan harus seperti itu. Kereta ini juga berjalan sesuai diri dan pikiranmu. Ku beri tahu sesuatu, kereta ini berjalan sesuai apa yang sudah kau lalui. Seharusnya aku tidak ikut campur dalam perjalananmu ini, tapi waktu sudah hampir habis. Orang Aneh itu –jika aku meminjam sebutanmu, sudah bisa segera menembus diriku sendiri. Jadi ini semua harus segera diselesaikan. Jadi, kita percepat perjalanan ini melalui kereta ini, jika jalur sudah habis, maka akan kuberikan jalurku untuk perjalananmu."
"Itu diperbolehkan?"
Dia tertawa lebar, "tidak ada aturan seperti duniamu berada. Di sini semuanya berdasarkan kehendak dan keinginan. Semakin kau menginginkannya kau harus membuka jalanmu sendiri dengan berbagai cara. Konsep kebenaran dan kesalahan juga cukup samar karena itu terbentuk karena moralitas, di sini, di tempat ini yang tidak memiliki konsep tempat, tidak ada hal semacam itu. Jadi kita memberikan sesuatu, dan kita merasakan akibatnya."
"Apa akibatnya jika kau memberikan jalurmu itu?"
"Tidak perlu dipikirkan. Bukan sesuatu yang besar. Lagipula kau harus bersiap dengan Sungai Abu-abu. Di sana akan ada banyak hal yang harus kau lewati sendirian dan aku tidak akan bisa membantu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Aku dan Manusia
General Fiction"Cukup satu kesalahan, itu akan membuatmu menderita." Lahir di kota yang sakit, dengan segala situasi yang sakit. Mencari apa itu kebahagiaan, dan menghindari segala kepura-puraan. Semesta kecil seorang wanita, yang dirundung kenangan dan masa lalu...