Yuda menatap langit-langit kamar yang ia tempati, Sam telah tidur sejak ia masuk ke kamar. Yuda meraih smartphonenya, kembali memandangi foto putri kecilnya yang cantik. Ia tersenyum sembari mengelus layar smartphone itu.
"Sayang.. kalo nanti kita ketemu, apa kamu bakal maafin papa? Atau kamu juga bakal kayak mama kamu yang benci banget sama papa?"
Gumaman lirih Yuda terdengar begitu memilukan, ia senang sekaligus sedih dengan kenyataan yang ada. Ia senang karena Nanda tak menggugurkan kandungannya, dimana artinya Nanda tak membunuh anak mereka. Ia juga sedih karena ia tak mendapatkan pengakuan serta maaf dari Nanda, putrinya sendiri bahkan tak tahu siapa papa kandungnya dan itu membuat Yuda merasa tertekan.
'Aku ga akan berhenti disini.. aku bakal berusaha semampu aku, aku janji.. demi kamu dan anak kita, Nanda'
"Besok gue mau ngeliat anak gue" lirih Yuda setelahnya memejamkan mata beranjak tidur, menyusul Sam yang telah berada di alam mimpi.
🥀🥀🥀
Alvin tersenyum melihat ke samping dimana Dinda yang melangkah sambil melompat-lompat menuju ke gerbang sekolahnya, menggemaskan sekali putri dari Nanda ini.
"Uda sampe, yeay!" Alvin berjongkok di depan Dinda.
"Iya! Hehe" Dinda tertawa.
"Nanti Dinda mau makan apa, heum?" Tanya Alvin.
"Emm.. ayam!" Dinda berseru.
"Ayam? Goreng?" Alis Alvin terangkat.
"Iya! Ayam goreng kriyuk!" Dinda mengangguk antusias, Alvin terkekeh dan menganggukkan kepalanya.
"Oke, nanti pulang kita beli ayam goreng kriyuk"
"Yeay!" Pekik Dinda senang.
"Sekarang Dinda masuk kedalam, belajar yang rajin ya sayang" Alvin mencubit gemas pipi gembul Dinda.
"Iya papa! Dinda masuk ya" sahut Dinda, Alvin tersenyum lebar lalu mengangguk.
"Dah, anak papa!"
"Dadah papa!" Seru si kecil.
Alvin melambaikan tangannya, Dinda membalas lambaian itu dan berbalik lalu berlari masuk ke dalam sekolah. Setelah Dinda masuk, Alvin beranjak pergi menuju ke kantornya dan tak menyadari kehadiran seseorang disana yang memandang kegiatan mereka dengan wajah yang menahan emosi.
🥀🥀🥀
Nanda baru membuka pintu apartemennya dan melebarkan mata saat melihat Yuda berdiri tepat didepan dengan raut yang telihat.. marah?
"Minggir" suruh Nanda.
"Aku perlu bicara sama kamu" Yuda mengabaikan suruhan Nanda.
"Aku ga punya waktu bicara sama kamu!" Desis Nanda.
Sret
Yuda memegang dan mendorong bahu Nanda untuk masuk ke dalam apartemen, memojokkannya ke dinding.
Blam!
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] MINE : BITTERSWEET
KurzgeschichtenKarena memaafkan tak semudah meminta maaf. JANGAN READ DOANG!! AKU GA SUKA!!