Studio hari ini terlihat ramai, seperti biasa 2 curut berada disana ya siapa lagi kalau bukan Nadine dan Windy. Keduanya tampak bercengkrama di lobi studio sambil sesekali tertawa, tak lama datang seorang perempuan paruh baya yang menghampiri meja pelayanan publik untuk bertanya. Windy-Nadine saling pandang dengan wajah bingung melihat raut si perempuan paruh baya itu, dia tampak kesal dan mendudukkan diri di sofa seberang Nadine-Windy duduk.
"Bentar, gue mau nanya ke bagian pelayanan dulu" bisik Nadine beranjak tanpa sempat dicegah oleh Windy.
"Kak Cici, itu ibu-ibu barusan kenapa?" Nadine bertanya langsung to the point sambil melirik ke kursi tunggu dimana si perempuan paruh baya berada.
"Oh itu.. tadi dia nanyain miss Amel ada apa engga ya kakak jawab belom dateng, eh dia malah marah-marah gajelas" ujar Cici dengan tampang sebalnya.
"Miss Amel? Buat apa dia nanyain miss Amel? Kakak ga nanya keperluannya apa?" Nadine bertanya lagi.
"Ada, katanya bukan urusan kamu, ngeselin kan? Untung aja orang tua, kalo ga udah kakak semprot tuh" jawab Cici makin sebal.
"Oh gitu.. oke deh, thank you kak Cici sayang" Nadine tersenyum manis.
"Sama-sama adek manis" balas Cici terkekeh. Nadine kembali menghampiri Windy, dia diam saja dan tak mengatakan apapun pada temannya itu.
"Kalian model disini?" 2 perempuan cantik itu mengerjap kaget, si perempuan paruh baya tiba-tiba bertanya pada mereka.
"Iya" Windy mengangguk.
"Kebetulan, apa atasan kalian yang namanya Amelia masuk hari ini?"
"Eum.. kita kurang tau kalo soal itu tapi miss Amel selalu hadir kok, cuma jam nya ga tentu" Windy menyahut dengan sopan.
"Nyusahin aja" gumam perempuan berumur itu.
"Maaf? Kenapa ibu mencari miss Amel?" Nadine bertanya.
"Bukan urusan kamu" jawab perempuan tersebut dengan wajah sombongnya.
"Lucu ya manusia sekarang, nyari orang di tempat orang lain tapi gamau ngasih tau keperluannya buat apa.. dunia memang diisi sama manusia yang rada aneh belakangan ini sih" Nadine berujar dengan nada menyindir.
"Nadine, lo ngapain sih" Windy berbisik kesal pada temannya itu.
"Kalian itu masih anak-anak, jangan suka ikut campur urusan orang lain apalagi orang tua dan mendingan jaga sikap aja" sahut si perempuan paruh baya melihat Nadine-Windy bergantian.
"Maaf ya nyonya, saya bertanya baik-baik apa alasan anda mencari atasan saya tapi jawaban anda membuat saya berpikir.. apakah anda orang baik atau bukan, jangan salahkan saya kalau saya bersikap tidak sopan pada anda sekalipun anda adalah sosok orang tua bagi saya" Nadine menatap lurus si perempuan.
"Hebat, memang hebat" perempuan itu tersenyum remeh.
"Anak muda jaman sekarang memang gada sopan-sopannya" desisnya kemudian membuang wajah.
"Eh bentar deh, kayaknya gue tau ini siapa" gumam Windy.
"Hah! Ini neneknya kak Marsha, lo inget ga yang waktu itu dateng trus sempat ribut ama miss Tiara" Windy berbisik pada Nadine.
"Lo bener" Nadine mengangguk.
"Oh anda kemari mau mencari miss Amel kan? Miss Amel nya tidak ada, kenapa anda tidak pulang saja nyonya besar?" Alis Nadine terangkat.
Belum dijawab oleh si perempuan paruh baya, Amelia dan Nanda datang bersamaan ke studio membuat perhatian perempuan itu teralihkan.
"Eh eh!" Windy-Nadine kompak berdiri mengikuti langkah perempuan tua tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] MINE : BITTERSWEET
ContoKarena memaafkan tak semudah meminta maaf. JANGAN READ DOANG!! AKU GA SUKA!!