Jam telah menunjukkan jam pulang Dinda, Nanda baru akan keluar namun Yuda mencegahnya.
"Biar aku aja yang jemput Dinda, ya?"
"Gausah, aku aja" Nanda menggeleng.
"Nanda, kamu butuh istirahat sayang" Nanda melebarkan mata dan menatap kaget Yuda yang malah tersenyum tampan.
"Kamu manggil apa barusan?" Tanya Nanda.
"Sayang" jawab Yuda.
"Coba sekali lagi" gumam Nanda seraya menarik lengan bajunya ke siku.
"Nanda sayang"
Tak!
"Aduh!" Yuda memegang keningnya yang di sentil oleh Nanda, perempuan itu mendelik garang.
"Coba panggil aku pake gitu lagi, kepala kamu aku jedotin ke tembok" ujarnya.
"Jahat banget sih" gumam Yuda.
"Bodo" Nanda beranjak namun ditahan Yuda.
"Kamu disini aja, biar aku yang jemput Dinda" titah Yuda. Nanda mengerjap, Yuda berubah tegas dari yang sebelumnya memelas dan itu membuat Nanda sedikit takut.
"Tapi--"
"Gada tapi-tapian, aku yang jemput Dinda dan kamu diem dirumah" potong Yuda tak terbantahkan.
"Aku pergi" Yuda melangkah pergi membuat Nanda mendengus, ia memajukan bibirnya dan menoleh ke sembarang arah.
Chup
Mata Nanda membola dan menatap kaget Yuda yang tersenyum tampan, laki-laki itu kembali ke tempat Nanda berdiri dan mencium pipi kiri Nanda setelahnya benar-benar pergi dari apartemen.
"Apaan sih itu anak" lirih Nanda mengusap pipinya.
"Pinter banget bikin aku jantungan" Nanda melangkah ke kamar sambil memegang kedua pipinya yang terasa panas, ia membaringkan diri di ranjang dan memejamkan mata.
'Yuda please.. aku harus bisa nahan diri aku biar ga balik lagi ke kamu, karna.. aku masih sayang sama kamu.. tapi kamu tuh bener-bener kelewatan!'
🥀🥀🥀
Wulan menghampiri Wati yang tengah berbincang ria bersama Andia serta Gladis, putri tunggal Andia.
"Wati, dimana calon menantu kamu? Kok ga dateng ke rumah?" Wati menoleh bersamaan dengan Andia-Gladis, Wulan menaikkan alis memandang mereka.
"Nanti dia kemari kak, masih ada kerjaan katanya" ujar Wati.
"Apa? Kerjaan? Astaga! Kamu gimana sih Wati, anak kamu itu lusa nikah! Masa calon menantunya malah sibuk kerja? Bukannya bantu kek! Atau siap-siap buat acara?!" Wulan berujar marah.
"Kak Wulan apaan sih? Gausah lebay deh kak, calonnya Alvin itu model jadi wajar kalo kerjaannya banyak dan masalah acara kan uda ada WO yang ngurus semua" sambar Andia.
"Kamu tuh ya, jadi adek ipar yang sopan!" Desis Wulan.
"Kenapa aku harus sopan sama kak Wulan yang sikapnya minta dikasarin?" Sahut Andia menaikkan alis.
"Kamu--"
"Mama!/Tante!" Wulan-Andia menoleh pada Farel yang datang bersama Alvin, Gladis menghampiri kakak sepupunya dan berbisik.
"Kak Alvin, barusan tante Wulan ngatain kak Nanda" Alvin mengerjap dan menatap Wulan yang memicingkan mata pada Gladis, Alvin langsung merangkul bahu adik sepupunya.
"Kenapa tante liatin Gladis kayak gitu?" Tanya Alvin.
"Gada apa-apa, mana calon kamu?" Sahut Wulan.
"Ada dirumahnya, mau aku panggilin?" Alis Alvin terangkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] MINE : BITTERSWEET
Short StoryKarena memaafkan tak semudah meminta maaf. JANGAN READ DOANG!! AKU GA SUKA!!