Nanda menghentikan langkah kakinya, dia melihat sang putri tertawa ria bersama seseorang. Mata Nanda mengerjap tak percaya, benarkah sosok yang dia lihat ini bersama Dinda? Sungguh?
"Mama!" Seruan si kecil membuyarkan rasa kaget Nanda, Dinda berlari menghampirinya disusul oleh sosok yang membuat Nanda kaget itu.
"Hai sayang, baru keluar hm?" Nanda berjongkok.
"Uda lama! Tapi ada nenek yang nungguin Dinda!" Sahut si putri. Nanda menoleh pada 'nenek' yang disebut oleh anaknya itu, si nenek tersenyum dan mengusap rambut Dinda.
"Tadi mama ragu, mama gatau jam berapa Dinda pulang jadi dari jam 10 mama uda disini" ujar sosok nenek.
"Dari jam 10?" Nanda terkejut bukan main. Jam 10 ke jam 12 itu bukan waktu yang sebentar, 2 jam sosok ini menunggu Dinda pulang? Astaga.
"Mama, Dinda pulang sekolah jam 12 dan mama jangan dateng jam 10 lagi ya? Kasian mama nunggunya kelamaan" gumam Nanda.
"Gapapa, lagian mama ga ada kerjaan juga makanya kemari" sahut si mama.
"Oh iya, tadi Yuda nelpon mama dan karna mama disini sekalian dia minta mama bilang ke kamu kalo dia gabisa jemput Dinda.. katanya hape kamu ga aktif" sambungnya.
"Ah iya, hape aku mati" Nanda meringis.
"Mama! Nenek! Ayok pulang!" Dinda berujar.
"Dinda mau pulang ke rumah mana?" Tanya Nanda.
"Emm.." Dinda tampak berpikir.
"Dinda mau ke rumah nenek aja! Boleh kan, mama?" Dinda menampakkan wajah berharapnya, Nanda menoleh pada si nenek yang tersenyum.
"Kamu ada kerjaan lagi? Biar Dinda sama mama aja" ujarnya.
"Ada ma, tapi gapapa kan aku titip Dinda ke mama? Mama ga repot? Ga keberatan?" Nanda nampak tidak enak.
"Kamu ini gimana sih? Dinda kan cucu mama, ya gapapa dong dia sama neneknya.. jangan sungkan sama mama, lagian mama juga pengen berdua sama Dinda" si mama tersenyum sendu.
"Mama Sita.." gumam Nanda.
"Gapapa sayang, kamu kerja aja biar Dinda sama mama" Sita menyahut cepat. Nanda tersenyum, Sita benar-benar menerima Dinda sepenuh hati. Nanda bersyukur, dia mencium kedua pipi si kecil dan mencium tangan Sita sebelum berbalik pergi.
"Ayo cucu nenek, kita pulang" ajak Sita menggandeng Dinda.
"Ayok!" Dinda berseru semangat membuat Sita terkekeh.
Ah alangkah bahagianya Sita jika saja dulu dia menerima kehadiran si kecil ini saat Nanda datang dan mengatakan kehamilannya, Sita sungguh bodoh saat itu. Tapi semua telah berlalu, kini Sita akan menghabiskan waktu bersama Dinda yang dulunya dia pakai untuk melupakan cucu pertamanya. Dinda akan mendapatkan semua hal mulai sekarang, Sita akan memberikan apapun untuk cucunya yang lucu ini.
🥀🥀🥀
Yuda terlihat begitu fokus sampai kedatangan Reno ke ruangan kerjanya tidak dia sadari, si papa tersenyum samar.
"Yuda" panggilnya.
"Eh papa?" Yuda menoleh.
"Serius banget, tumben" celetuk si papa menaikkan alis.
"Papa gimana, sih? Aku serius ga boleh, aku main-main juga ga boleh, trus aku harus gimana?" Sungut si putra.
Reno tertawa dan mendudukkan diri di sofa, jarang sekali Yuda serius seperti itu. Ada apa ini?
"Kenapa serius banget? Ga biasanya kamu gitu" gumam Reno.
"Pengen cepat dapet kerjaan pa, pernikahan aku menunggu di depan" ujar Yuda.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] MINE : BITTERSWEET
Historia CortaKarena memaafkan tak semudah meminta maaf. JANGAN READ DOANG!! AKU GA SUKA!!