Yuda tak pulang ke rumah, dia ke apartemen Nanda dan bertemu Gita yang keluar dari dapur.
"Yuda? Kenapa lo kusut gitu?" Bingung Gita.
"Gapapa, Nanda mana?" Sahut Yuda.
"Kayaknya dikamar, tadi padahal di ruang tengah deh" gumam Gita bingung.
"Ada apa?" Nanda datang dari kamar tamu, membereskan kamar itu untuk ditempati oleh Gita nantinya.
"Tuh si Yuda, nyariin kamu barusan" Gita menunjuk Yuda dengan dagu.
"Kamu kenapa? Kayak abis berantem" gumam Nanda melihat penampilan Yuda yang sedikit berantakan. Yuda tak menjawab, dia menoleh pada Gita membuatnya buru-buru berujar.
"Nanda, aku langsung pulang aja ya? Beresin barang, duluan oke?" Gita bergegas pergi dari sana, Nanda bahkan belum mengatakan sepatah katapun.
'Tu anak cepet juga paham ama maksud tatapan gue, hebat'
"Kalo ditanya tuh dijawab, itu mulut masih berguna, kan?" Yuda menarik sudut bibirnya, ia melangkah mendekati Nanda membuat perempuan itu refleks melangkah mundur.
Sret
Yuda langsung menarik lengan Nanda sedikit menggunakan tenaga dan membuat Nanda tersentak ke depan, masuk ke dalam dekapan Yuda. Kedua tangan Yuda segera melingkar manis di pinggang ramping Nanda agar dia tak menjauh lagi, Nanda mendelik kaget namun Yuda malah memasang senyuman maut andalannya.
"Mau apa sih kamu?" Nanda mendorong dada Yuda namun tak membuat rengkuhan laki-laki itu mengendur barang sedikitpun. Nanda akhirnya diam, kedua tangannya berada di lengan Yuda dan menatap datar si putra tunggal Reno-Sita tersebut.
"Aku boleh nyium kamu, ga?" Mata Nanda melebar begitu pertanyaan yang terucap dari mulut Yuda, laki-laki ini minta di tendang sepertinya.
"Bodoh, jelas ga boleh!" Nanda menjawab dengan delikan tajam.
"Please? Aku butuh energi" gumam Yuda.
"Energi apaan? Gada!" ketus Nanda.
"Nanda, please" Yuda memelas.
"Engga! Apaan sih!" Nanda mencebikkan bibir.
Yuda menghela nafas dan melepaskan Nanda, ia menampakkan wajah lelahnya sambil melangkah ke sofa. Membanting diri, menyandarkan punggung ke sandaran dengan mata terpejam. Nanda mengerjap, Yuda memang terlihat tidak baik dari segi manapun.
"Kamu kenapa sih?" Bingung Nanda.
Yuda tak bergeming, Nanda mendengus dan menghampiri papa kandung dari putrinya itu. Nanda duduk di samping Yuda, memperhatikan laki-laki tampan itu dalam diam. Rambutnya berantakan, bajunya juga, belum lagi ia tampak kelelahan dari nafasnya yang sedikit tak beraturan. Nanda menyentuh kening Yuda, merapikan rambutnya yang mulai panjang hingga hampir mencapai alis.
Mata Yuda terbuka perlahan, ia menggerakkan kepala ke arah Nanda tanpa merubah posisi duduknya. Nanda menatapnya tanpa ekspresi, jemari lentik Nanda terus bergerak merapikan rambut Yuda tanpa memperdulikan tatapan yang diberikan oleh laki-laki itu, Yuda tersenyum kecil. Dia tahu kalau Nanda cemas dan khawatir namun tetap saja pendirian wanita ini benar-benar kuat, Yuda tanpa sadar mengangkat tangannya mampir ke pipi Nanda.
"Makasih ya" lirih Yuda.
"Makasih buat apa?" Sahut Nanda menjauhkan tangannya dari rambut Yuda, juga menurunkan tangan Yuda dari pipinya.
"Makasih buat semuanya, kamu terlalu baik Nanda.. aku nyesel banget udah nyakitin kamu, seandainya aja aku bisa muter waktu ke masa lalu buat nerima kamu waktu itu.. tapi ga mungkin ya?" Yuda terkekeh di akhir kalimatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] MINE : BITTERSWEET
ContoKarena memaafkan tak semudah meminta maaf. JANGAN READ DOANG!! AKU GA SUKA!!