Episode 17

76 13 0
                                    

Nanda merasa kepalanya pusing, ia terlalu lama menunduk dan kini ia mengangkat wajah menatap langit-langit ruangan itu. Aliran airmata telah mengering di kedua pipi chubbynya, mata bulat itu sudah lelah menangis dan kini kembali terasa panas. Nanda tak habis pikir, kenapa Yuda melakukan semua ini? Kenapa dia sangat jahat? Tak ingatkah dulu dia juga menyakiti Nanda? Kenapa dia mengulanginya lagi? Kenapa dia kembali menyakiti Nanda?

Tes

Lagi. Entah sudah berapa banyak airmata Nanda terbuang sia-sia karena menangisi Yuda, dia pun tak mampu menghitungnya. Nanda lelah, dia sangat lelah. Dia lapar namun dia tak mau menerima apapun dari Yuda, tadi pagi laki-laki itu membawakan sarapan untuknya namun Nanda mengusirnya keluar. 6 jam telah lewat dari jam sarapan pagi dan Nanda melewatkan sarapannya, ia merasa lemas tak bertenaga. Kepala Nanda sungguh sakit sekarang, dia harus makan sebenarnya.

Cklek!

Nanda menatap laki-laki yang dia yakini adalah Yuda itu masuk kedalam, ia membawa nampan makanan yang membuat Nanda berdecak.

"Gausah repot-repot, bawa balik itu makanan keluar! Aku gamau makan apapun yang kamu kasih!" Desisnya tajam.

Sosok laki-laki itu hanya bisa menghela nafas, ia meletakkan nampan itu ke atas meja lalu berjongkok di depan Nanda namun tak terlalu dekat.

"Kamu harus makan, ntar kamu sakit kalo ga makan" gumam sosok itu.

"Perduli apa kamu? Aku uda duluan sakit dengan semua ini, Yuda, jadi kamu gausah sok baik! Lepasin aku!" Nanda menatap tak suka pada laki-laki itu, ada rasa sakit hati dan kecewa yang terpancar dari sorot mata Nanda.

"Begitukah? Apa sesakit itu?" Tawa sarkas yang terdengar mengejek keluar dari bibir Nanda menanggapi gumaman bodoh laki-laki tersebut.

"Kamu ngelakuin ini karna aku gamau balikan sama kamu, kan? Karna aku nerima lamaran Alvin, kan? Yuda, kamu uda keterlaluan.. kamu uda nyakitin aku, sekarang kamu ngelakuin hal yang sama dulu kamu lakuin ke aku ke Marsha! Trus, kamu berharap aku bakal maafin kamu? Dan terima kamu balik? Mungkin kamu emang ngerasa nyesel tapi rasa nyesel kamu ga akan buat aku untuk nerima kamu, kamu aja belum berubah sama sekali.. kamu masih aja kayak dulu, masih semena-mena, masih sekenanya, masih suka ngelanggar janji, masih gabisa kontrol emosi dan yang paling sering.. kamu masih buat aku nangis bahkan setelah kamu berjanji ga akan ngulangin kesalahan kamu, sekarang.. gimana caranya aku percaya sama kamu? Gimana, Yuda? Tolong bilang ke aku.. gimana aku percaya sama kamu kalo kamu trus ngingkarin janji kamu?"

Sosok laki-laki didepan Nanda terkejut, dia mematung mendengar semua perkataan lirih Nanda yang diiringi airmata di wajah cantik itu. Senyuman sendu hadir dibibir Nanda, senyuman yang mampu membuat hati sosok laki-laki didepannya meringis pilu. Bagaimana bisa Yuda menyakiti perempuan yang memiliki hati selembut kapas ini? Ia tak percaya Yuda tega sekali.

"Kenapa? Apa yang kamu mau sebenarnya?" Tanya Nanda lemah.

"Sorry, i don't mean to make you cry" jawab si laki-laki mendekat, menghapus airmata Nanda yang mengalir dikedua pipinya.

"Lepasin aku, Yuda" melas Nanda.

"No" si laki-laki menggeleng cepat.

"Aku gabisa lepasin kamu" ia beranjak bangun.

Nanda menatapnya lekat membuat laki-laki itu gugup, dia berdehem lalu mengambil nampan yang ia bawa tadi dan meletakkannya di atas pangkuan Nanda. Ia melangkah membukakan ikatan pada tangan Nanda, ia meringis pelan saat melihat pergelangan kecil itu tampak memerah. Sepertinya ikatan tali ini terlalu kuat, dia mengelus lembut pergelangan Nanda dan kembali ke depannya.

"Kamu makan, nanti kamu sakit kalo ga makan" ujar si laki-laki berbalik keluar dari ruangan, tak lupa mengunci pintu.

Nanda diam memandangi pintu ruangan yang tertutup tersebut, ia terlalu lelah bahkan hanya untuk menggerakkan tangan. Tenaganya hilang, ia begitu lemas. Kembali rasa sakit itu hadir di kepalanya, mau tak mau Nanda terpaksa memakan apa yang diberikan oleh 'Yuda' untuknya karena jika tidak, Nanda bisa pingsan tak lama setelah sakitnya datang.

[✔️] MINE : BITTERSWEETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang