Yuda melangkah turun dari lantai 2, ia terus berjalan tanpa melihat kanan-kiri namun suara papanya membuat langkah Yuda terhenti di teras.
"Mau kemana, Yuda?" Tanya si papa.
"Pergi, pa" jawab Yuda.
"Iya, kemana?" Sahut Reno.
"Pergi jauh" ujar Yuda kemudian segera masuk ke mobil dan melaju keluar dari pekarangan rumah besarnya. Reno menautkan alis, kenapa dengan putranya itu? Dan apa Yuda bilang tadi? Pergi jauh?
"Papa!" Seru Sita menghampiri suaminya.
"Mama apaan sih, ngagetin aja" dengus Reno.
"Yuda mana?" Sita mengabaikan wajah kesal si suami dan malah bertanya.
"Baru aja pergi"
"Ih papa! Kok ga ditahan sih Yuda-nya?!" Sita tampak kesal sekali.
"Ngapain ditahan segala? Emang kenapa?" Papanya Yuda itu kebingungan.
"Papa, Marsha hamil" ucapan Sita sukses membuat Reno hampir menjatuhkan gelas kopi yang baru ia pegang.
"Mama gausah becanda ah, ga lucu ma" Reni menggelengkan kepala.
"Ngapain sih mama bohong, papa liat nih" Sita mendengus dan meletakkan testpack yang ia ambil di tempat tidur Yuda.
"Astaga" lirih Reno.
"Papa harus bertindak, nikahin mereka secepatnya!" Ujar Sita sarat akan paksaan. Reno menatap lekat istrinya membuat yang ditatap menaikkan alis.
"Kenapa papa ngeliatin mama gitu?" Heran Sita.
"Ini bukan rencana mama, kan? Mama gausah main-main, ini beneran?" Selidik Reno.
"Papa! Ngapain mama main-main?! Beneran ini! Tadi Marsha dateng sambil nangis" jawab Sita.
"Ntar papa bicara ama Yuda" ujar Reno akhirnya.
"Cepetan pa, gawat kalo kandungan Marsha sampe gede duluan" Sita menampakkan wajah khawatir.
'Mama, papa tau ini cuma akal-akalan mama aja.. papa gabisa biarin Yuda nikah sama Marsha, kita liat dulu beneran itu anak hamil apa engga'
"Iya iya, mama tenang aja" Reno tersenyum kecil membuat Sita ikut tersenyum.
'Yes! Papa percaya dan masuk dalam rencana aku! Tinggal Yuda aja sekarang'
🥀🥀🥀
Ilyas-Rinaldi telah tiba di caffe tempat mereka janjian dengan Amelia, keduanya tampak tegang dan gugup terutama Rinaldi. Ia takut Nanda masih bersikap dingin padanya seperti pertemuan mereka yang terakhir, mengingat itu membuat Rinaldi tersenyum miris.
"Mereka kok lama ya?" Gumaman Ilyas membuat si putra menoleh, papanya itu terlihat sangat antusias sekali.
"Kita yang kecepetan dateng, pa" ujar Rinaldi.
"Masa sih?" Ilyas melirik jam tangannya lalu meringis.
"Ah engga kecepetan kok, ini udah jam makan siang" kekeh si papa.
"Rinal, papa seneng banget mau ketemu cucu papa" Ilyas berujar dengan senyuman bahagia tercipta di bibir.
'Semoga Nanda bisa bersikap hangat sama papa, kasian papa kalo Nanda bersikap dingin kayak ke aku waktu itu..'
"Bang Rinal"
Refleks Rinaldi juga Ilyas mengalihkan pandangan pada Amelia yang menghampiri keduanya sambil tersenyum, Ilyas mengerjap lambat melihat kedatangan mantan menantunya itu. Bukan karena Amelia melainkan sosok perempuan yang melangkah di belakangnya, cucu pertama Ilyas, Nanda. Ia begitu menyerupai Amelia.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] MINE : BITTERSWEET
Proză scurtăKarena memaafkan tak semudah meminta maaf. JANGAN READ DOANG!! AKU GA SUKA!!