Chapter 9 : Blast

3.8K 494 215
                                    

"Dari mana kau tau itu tugasku?" Tanya Jisoo. Menatap tajam nan dalam Taehyung, mencari jawaban yang laki-laki itu sembunyikan.

"Aku?" Taehyung bertanya sambil menunjuk dirinya.

Tak lama, ia menggaruk tengkuknya yang tak gatal dilanjutkan dengan tawa rendahnya yang terdengar.

Jisoo mengerutkan dahinya bingung. Tapi, ia begitu menikmati pemandangan manis dirinya bersama Taehyung kini.

Kapan lagi laki-laki itu bisa tertawa bebas seperti ini dengan dirinya? Perlahan namun pasti, sisi lembut yang Taehyung sembunyikan dari karismanya yang keras dan dingin mulai terlihat.

"Kau tidak perlu tau Jisoo." Katanya.

Jisoo termangu. Taehyung terkekeh. Bangkit berdiri, laki-laki itu mulai mengancing jasnya yang terbuka.

"Berangkat sekarang. Aku tidak suka nenunda-nunda membuang waktu sia-sia."

"Aye-aye captain!" Jisoo ikut berdiri. Mengangkat tangannya hingga membentuk sebuah penghormatan penuh semangat.

Lagi-lagi tingkahnya membuat Taehyung mengukir senyum lebar.

Dari kejauhan Seokjin mengambil gambar pasangan tersebut. Sebelum ketahuan, laki-laki itu masuk ke dalam mobil.

Sampai kala ia telah duduk nyaman di atas jok. Jari jemarinya dengan lincah mencari nomor kontak sang ayah untuk mengirim potret gambar yang dirinya tadi ambil.

Setelah menerima foto sang putri yang baik-baik saja. Jongsuk langsung menghubungi putranya tersebut.

"Kau sudah lihat beritanya?" Tanya Jongsuk dengan geram. "Kenapa Jungkook bisa ada di rumah sakit itu? Kenapa dia bisa menemui Jisoo dan menggendongnya seperti itu?"

"Dad, tenanglah." Lirih Seokjin.

Memijit pangkal hidungnya pelan. Seokjin terpejam sejenak mendengar segala ocehan sang ayah yang berkomentar tentang berita Jisoo semalam.

"Dad, bukankah yang terpenting sekarang Jisoo baik-baik saja?"

Jongsuk terdiam sejenak, tapi kemudian ia menjawab. "Kau benar."

"Ngomong-ngomong dad, Taehyung menanyakan gadis kecil-—-"

"Ladies first." Taehyung membukakan Jisoo pintu. Kemudian, ia mempersilahkan wanita itu untuk masuk lebih dulu.

Jisoo termangu. Apalagi ini? Apa yang terjadi dengan Taehyung sekarang? Kenapa sikapnya berubah? Apa ini sebuah keajaiban? Apa Taehyung memang berniat untuk menghargai kehadirannya mulai saat ini?

Batin Jisoo terus bertanya-tanya tentang sikap pria tersebut yang berubah 180°.

Di baris depan, Seokjin langsung memutus sambungan teleponnya dengan sang ayah. Kemudian, melirik Jisoo dan Taehyung dari pantulan spion tengah.

"Thank you." Gumam Jisoo.

Taehyung tak menjawab. Hanya tersenyum tipis dan mulai menaruh bokongnya tepat di samping wanita tersebut.

Dalam perjalanan tanpa tujuan. Seokjin melajukan mobil yang ia kendarai dengan kecepatan stabil.

Hening dan senyap. Tak ada yang membuka suara. Ketiganya sibuk terlarut dalam pikirannya masing-masing.

Sial, ada apa dengan dirinya kini? Taehyung tak bisa fokus dan terus saja memusatkan penglihatannya pada bibir ranum Jisoo.

"Seokjin, kau cukup mengantarku sampai sini." Ucap Jisoo tiba-tiba.

Membuat Taehyung membolakan kedua matanya. Menatap dirinya penuh kebingungan. Tak kalah terkejut, Seokjin hanya menatap Jisoo dari balik pantulan kaca tanpa menuruti permintaan wanita tersebut.

AFFECTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang