Chapter 46 : Wild woman

1.9K 252 157
                                    

Author's POV

"Pergilah kau ke neraka Jeon Jungkook!" Gumam Irene dengan penuh penekanan.

Kedua mata Jungkook membola besar. Kedua lututnya perlahan menekuk tanda dirinya lemas ingin jatuh. Memandang Irene kosong. Saat dia terjatuh, Jungkook merebut senapan yang Irene genggam.

Melemparnya ke arah Taehyung, setelahnya ia membuat Irene berteriak kesal.

"Fuck you Jung!" Teriak Irene.

Wanita itu bergerak cepat ingin mengambil senapan. Namun gerakan tubuhnya kalah lincah dengan kaki Taehyung yang menginjak ujung senapan itu lebih dulu.

"Aku sungguh jengah denganmu Irene." Gumam Taehyung. "Aku ingin menghukummu sekarang. Tapi setelah kupikir-pikir, ada orang yang lebih berhak memberikanmu hukuman."

"T-taehyung, j-jangan seperti ini. K-kau pasti salah paham." Gumam Irene terkekeh rendah.

"Oh benarkah? Lalu, untuk apa kau berada di sana?" Tanya Taehyung.

Menginjak sempurna senapannya, Taehyung menipiskan jarak antar tubuhnya dengan Irene. Tanpa menunggu lama lagi, ia mengambil senapan itu dengan sorot matanya yang tanpa putus menatap Irene tajam.

"Wanita jalang!"

Taehyung memukul Irene dengan ujung senapannya yang tumpul. Dengan pukulan bertubi-tubi. Tusukkan kencang itu membuat permukaan kulit putih Irene membiru.

"Arghhh! Taehyung sakit!" Teriak Irene.

Taehyung menarik rambut Irene. Menjambaknya kuat-kuat sampai wajah wanita itu memerah. Taehyung mencengkeram pergelangan tangan dan punggung tangan Irene.

"KA-U, ME-NYA-KI-TINYA SIALAN!"

Taehyung memekik kencang meski gigi-giginya merapat. Bertepatan saat itu juga, ia melengkungkan pergelangan tangan Irene hingga tulangnya timbul keluar.

"ARRGHHHHHH!!!!"

Irene menjerit saat tulangnya dibengkokkan Taehyung. Nyeri satu tulang yang bergeser membuat darah dalam tubuhnya berdesir panas bersama otot-ototnya yang menegang.

"Ini belum seberapa Irene, tunggu sampai dia bangun. Akan ada hukuman yang lebih menyakitkan daripada ini." Ucap Taehyung.

Menyeret Irene untuk dirinya bawa ke ruangan khusus yang pencahayaannya remang-remang. Kemudian, Taehyung memanggil para anak buahnya yang bertubuh gempal untuk ikut masuk.

"Satu, dua, tiga, empat, lima, enam---" Taehyung menghitung berapa banyak anak buahnya yang datang.

"Okey, lima belas." Gumamnya kecil setelah habis selesai menghitung.

Tak lama, tangan Taehyung terangkat. Memberi isyarat kepada para anak buahnya untuk melangkah lebih dekat. Setelah itu, Taehyung memberi perintah.

"Makan siang untuk kalian." Ucap Taehyung dengan seringai miring melirik Irene. "Lakukan apapun yang kalian inginkan dengan wanita itu."

"Satu hal yang paling penting, jangan beri dia minum, makan, atau apapun yang dia inginkan!" Titah Taehyung.

"Setelah puas biarkan saja dia di sini. Awasi dia selalu jangan sampai dia kabur!"

"Yes, sir."

"Panggil dokter Joonwan, suruh dia ambil semua organ dari tubuh orang-orang yang kubunuh di markas." Kata Taehyung.

"Yes, sir." Jawab para anak buahnya serempak.

Taehyung keluar. Setelah selesai memberi anak buahnya perintah. Dia berlari bak orang gila tanpa tujuan jelas tempat yang dirinya tuju. Berteriak di sepanjang jalan, jiwa Taehyung seperti melayang.

AFFECTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang