Chapter 36 : Goodbye road

1.9K 325 181
                                    

Dengan segala macam peralatan yang telah ia siapkan untuk memberi pelajaran pada sang adik. Irene bergegas cepat membawa tas jinjing besarnya ke dalam bagasi mobil.

Melirik ke kiri dan kanan. Matanya mawas untuk memastikan tidak akan ada yang menguntitnya. Setelah yakin kondisi aman. Irene melangkahkan kakinya menuju pintu kursi kemudi.

Namun, baru beberapa langkah ia berjalan. Mobil jeep besar Taehyung masuk dengan kecepatan tinggi dan hampir menabrak mobilnya yang terparkir.

"T-taehyung?!"

Irene terlonjak kaget. Mengulum bibirnya tipis. Ia berusaha menenangkan detak jantungnya yang memburu, ketakutan.

Taehyung turun dari mobil. Menghampiri Irene, ia langsung menarik kasar tangan wanita tersebut untuk ikut masuk ke dalam mobil bersamanya. Menutup pintu mobil dengan sekali bantingan kencang.

Amukan Taehyung yang terlihat dari keberingasannya membuat Irene terdiam kaku. Membasahkan kerongkongannya yang kering dengan menelan ludah. Selanjutnya, ia mulai berani membuka suara perlahan.

"T-taehyung, kita mau kemana?" Tanya Irene.

"Ada berapa banyak rahasia yang kau sembunyikan dariku?" Taehyung justru balik melempar pertanyaan.

"Rahasia apa?!" Jawab Irene langsung dengan spontan.

Detak jantungnya semakin berdegup kencang. Terlebih saat ia melihat sorot mata Taehyung menggelap bak ingin membunuh mangsa.

"Siapa Jeon Joohyun?" Taehyung bertanya rendah namun tajam.

Sekejap bulu kuduk Irene pun meremang kala Taehyung memanggilnya dengan nama asli yang ia miliki.

"Diam? Tidak ingin menjawab?" Taehyung menganggukkan kepalanya kecil. Tak lama, ia tertawa renyah.

"Irene Irene."

Setibanya di rumah sakit, tempat Jisoo di rawat. Taehyung lekas turun dari mobil dan menyeret Irene dengan kasar. Membawa wanita tersebut ke dalam ruangan sang terkasih.

Kehadirannya sekejap membuat Jisoo terperangah. Membolakan kedua matanya besar. Melihat Taehyung dan Irene bergantian.

"T-taehyung?"

"Dimana ayahmu Jisoo?" Tanya Taehyung dengan selembut mungkin. Meski penekanan setiap kata yang ia ucapkan tajam.

Laki-laki itu tetap berusaha sekuat tenaga agar tidak kelepasan berteriak pada Jisoo. Meski, Jisoo tak lekas membalas apa yang ia tanyakan karena tertegun takut.

"Kim Jisoo, dimana ayahmu sekarang?"

Jisoo tidak menjawab. Menutup kedua telinganya dengan tangannya yang terangkat. Kemudian, kepalanya ia tundukkan sembari memejamkan matanya rapat.

Irene tersenyum miring. Melihat kondisi Jisoo yang lusuh dan pucat bak mayat hidup yang tak bernyawa. Maniknya menyorot penuh ejek wanita tersebut.

Taehyung bergerak gusar. Sesaat setelah ia berhasil menutup pintu kamar rawat Jisoo, Taehyung langsung menguncinya.

Mengeluarkan sebuah cambuk yang telah ia siapkan di kantong celana. Selanjutnya Taehyung membawa Irene lebih dekat dengan Jisoo.

"Sayang, katakan berapa pukulan yang harus kuberikan padanya agar kau bisa lebih tenang?"

"T-tidak, tidak. Jangan. A-aku mohon, aku tidak mau. T-tolong jangan dekati aku."

Jisoo memekik serak. Dengan kepalanya yang masih tertunduk ke bawah. Ia sama sekali tidak berani menatap Irene yang sedang memberikannya tatapan sinis.

AFFECTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang