Chapter 28 : Last sex

4.3K 319 127
                                    

"T-taehyung." Jisoo memanggil parau.

Merentangkan kedua tangannya pada pria tersebut. Ia membuat Taehyung langsung bergegas naik ke atas ranjang dan memeluk tubuhnya begitu erat.

Seokjin melihatnya dari depan pintu. Tersenyum tipis, ia memberi tatapan teduh pada sang adik. Kemudian, tangannya terulur menarik kenop pintu untuk menutup pintu kamar tersebut.

"Kau belum menjelaskan padaku, seberapa dekat dirimu dengan keluargaku."

"Kau ingin aku menjelaskannya sekarang?" Tanya Taehyung, tak percaya.

Jisoo mengangguk lirih. Sambil tersenyum tipis, wanita itu perlahan mendekati Taehyung sambil memiringkan tubuhnya menghadap sang terkasih.

Entah mengapa, namun rasanya keputusan akhirnya akan ia wujudkan tak terbantahkan. Meski hatinya hancur dan sakit melepaskan laki-laki yang ada di hadapannya sekarang.

Tapi, Jisoo masih cukup sadar diri. Kehadirannya di sini, sejak dulu memang tidak akan pernah lebih dari sebatas teman tidur atau pendamping Taehyung di kala laki-laki itu tak memiliki semangat hidup.

"Aku dan keluargamu sudah sangat dekat Jisoo. Lebih dekat dari yang kau pikirkan dan bayangkan." Jawab Taehyung.

"Aku tidak tau harus mulai menjelaskannya darimana? Tapi, satu yang pasti. Semua bermulai bukan sejak kecelakaan itu terjadi."

"Mungkin memang benar, aku dan kau dipertemukan setelah kejadian kecelakaan itu menimpamu. Tapi sesungguhnya, jauh sebelum itu." Tambah Taehyung.

"Aku mengenal sosok manis dirimu dari Seokjin, saat pertemuan pertama kami di pelabuhan." Taehyung mulai menjelaskan. Dan Jisoo memusatkan perhatiannya penuh pada laki-laki tersebut yang sedang bercerita.

"Di pelabuhan, setelah dirinya menumpang kapalku. Seokjin turun sambil berkecak pinggang. Dia bukan awak kapalku. Tapi, dia berlagak seperti senior yang telah lama bekerja denganku."

"Sama seperti dirimu. Dia sangat berani. Suka menantang dan tidak kenal takut. Pertemuan pertamaku dengannya, Seokjin memberi kesan baik yang membuat diriku terkagum-kagum dengan dirinya."

Jisoo mengulas senyum penuh rasa bangga. Senang rasanya, sang kakak dipuji dengan begitu lembut dan tanpa pandangan dibuat-buat.

"Jadi bermula dari sana?" Tanya Jisoo. Taehyung mengangguk.

"Berkat Seokjin, bisnis ilegalku terselamatkan dari kejaran para polisi mata duitan. Maka dari itu dia menumpangi kapalku, dan berlagak berani seperti itu."

"Saat kami bertemu dan bercengkerama bersama. Seokjin berkata, dia merindukanmu. Adik manisnya yang ditinggal sendiri." Ucap Taehyung masih menjelaskan.

Sambil berbicara. Tangannya bergerak perlahan membuka gaun selutut yang Jisoo kenakan. Dimulai dari resleting yang berada di belakang, punggung wanita tersebut.

Taehyung bermaksud melepaskan pakaian menyesakkan itu dari tubuh Jisoo yang lemas.

"Setiap harinya, ketika aku bersama Seokjin. Tiada hari tanpa dia menceritakan dirimu, Jisoo."

Jisoo tesenyum simpul. Sampai kala ia merasakan resleting itu telah sampai di titik terujung. Salah satu tangan Jisoo terulur ke belakang untuk mengambil tangan Taehyung.

"Kau tau Taehyung. Sebenarnya, aku masih belum teringat pasti kapan kita bertemu pertama kali." Gumam Jisoo.

"Namun terlepas dari aku mengingatnya atau tidak. Saat kita saling bertemu di bar, aku merasa sudah tak lagi asing denganmu. Maka dari itu, aku dengan berani mengajakmu menikah."

Jisoo tertawa renyah. Jika mengingat hal konyol yang ia lakukan pada saat itu. Ingin rasanya ia tenggelam dari bumi.

Karena perkataannya sangat memalukan!

AFFECTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang