Chapter 8 : Love scenario

3.8K 524 102
                                    

Mengerjapkan kedua netranya perlahan. Jisoo menatap bingung ketiga sahabatnya kini.

Yang ia lihat bukan ruang kamarnya yang usang. Dinding bercat putih bersih serta penerangan yang sangat terang membuat Jisoo kembali memejamkan matanya malas.

"Aku dimana?" Tanyanya dengan mata yang masih terpejam dalam.

"Kau sudah sadar?" Jennie bertanya tanpa menjawab pertanyaan Jisoo tersebut.

Tak lama, Lisa datang bersama Irene—-dokter yang bertanggung jawab merawat Jisoo saat ini.

"Beristirahatlah semalam di sini. Agar kami lebih mudah me-—-"

Jisoo mencabut selang infusnya. Menahan rasa nyeri dari tangannya yang mengalir darah begitu deras.

Jisoo keluar ruang kamar inapnya dengan sempoyongan. Disusul Jennie, Lisa, dan Rosé yang memanggil.

Wanita itu tetap melangkahkan kakinya yang lemas untuk segera keluar dari rumah sakit terkutuk itu.

Seperti dikejar-kejar hantu, Jisoo terus berlari sambil menundukkan kepalanya. Sampai tak lama. Karena tak melihat jalanan, Jisoo tertabrak tubuh seorang pemuda berdada bidang di hadapannya kini.

"Are you okay?" Pemuda itu bertanya.

"Jungkook?!" Lisa memekik. Tak kalah terkejutnya dengan Lisa. Jennie dan Rosé sontak langsung menghentikan langkah kaki mereka bergerak.

"Jisoo? Are you ok-—-"

Jisoo memeluk erat tubuh Jungkook. Membuat ketiga sahabat Jisoo yang berada di belakangnya sekarang terkesiap. Sedangkan Jungkook terbungkam karena reflek tubuhnya yang bergerak spontan. Laki-laki itu tersenyum miring yang sangat amat tipis.

"Aku ingin pulang, aku ingin pulang. Aku tidak mau di-—-"

Jungkook mengangkat tubuh ringkih Jisoo. Menggendongnya dengan kuat. Laki-laki itu menarik banyak mata menangkap momen romantis tersebut.

Terlebih pasangan itu adalah pasangan yang sedang sangat booming dan populer. Jepretan flash kamera untuk mengambil gambar mereka dan disebarluaskan dalam media sosial media pun tanpa putus menyinari.

Jisoo memejamkan matanya dalam. Menghiraukan perbincangan banyak orang yang sedang membicarakan dirinya bersama Jungkook kini.

Kepalanya bersembunyi dalam jaket Jungkook yang tak terkancing. Sedangkan jari-jemarinya mencengkeram kuat kaos tipis yang laki-laki itu kenakan.

"Ada aku di sini, tenanglah." Gumam Jungkook menenangkan.

Jisoo tak menjawab. Sampai tibalah mereka di mobil Jungkook. Rosé ikut bergabung menemani Jisoo di dalam mobil laki-laki tersebut.

Sementara itu dilain mobil, Jennie dan Lisa bersama. Mengikuti mobil Jungkook pergi menuju flat Jisoo.

"Kenapa kau bisa di rumah sakit Jung?" Rosé bertanya.

Terkesiap. Jungkook menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Kemudian, membalas tatapan Rosé dari balik spion tengah.

"Tadinya, aku ingin menjenguk temanku yang sedang sakit." Jawabnya. "Tapi karena Jisoo membutuhkan pertolonganku, jadi aku batalkan tujuanku itu."

"Hey, kau seharusnya mengatakan ini sejak awal. Kami bisa membawa Jisoo pulang sendiri." Balas Rosé.

Jungkook tersenyum tipis penuh makna. Tak lama kemudian ia menggelengkan kepalanya kecil.

"Aku tidak akan bisa meninggalkan wanita kesayanganku ini merasa sakit sendirian."

Rosé membulatkan kedua matanya. "Oh God, apa kau masih mencintainya?"

AFFECTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang