Chapter 27 : Exhausted

2.6K 307 175
                                    

Tubuh Jisoo melemas seketika. Lontaran Taehyung bak petir yang menyambar hati terdalamnya. Perih dan kesakitan terasa begitu mencabik cintanya yang tulus.

Terlepas dari kesungguhan Taehyung berucap. Hati Jisoo sungguh merasa sakit mendengarnya. Alih-alih langsung meminta maaf jika memang hanya membual, namun Taehyung justru tersenyum lebar tanpa rasa bersalah.

"Coba katakan sekali lagi Taehyung." Gumam Jisoo rendah.

Taehyung membuang arah pandangnya dari Jisoo. Menatap lurus ke depan. Langkah kakinya terus berjalan keluar gedung apartemen tersebut.

"Aku akan melakukannya, jika kau mengatakannya sekali lagi." Paraunya kembali.

Senyum lebar Taehyung perlahan luruh berganti sepasang tarikan bibir menggetirkan. Diam tak menanggapi ucapan Jisoo, kala tiba di dalam mobil. Taehyung baru membuka suara.

"Seokjin, kita pulang ke penthouse." Ucap Taehyung memberi perintah.

Menarik paha Jisoo agar duduk rapat menyamping di atas pangkuannya. Kini perlahan netranya mulai mencuri pandang pada wajah wanita tersebut yang bermuram durja.

"Katakan sekali la-gi." Ucap Jisoo penuh penekanan.

Sambil menyentak tangan Taehyung. Wanita itu mencoba terlepas dari kuncian lengan-lengan kekar Taehyung yang mendekap tubuhnya.

"Lupakan, aku hanya asal bicara." Jawab Taehyung dengan santai.

Jisoo tertawa rendah. Bersama air matanya yang perlahan turun. Tak lama isakannya yang sejak tadi ia tahan, mencuat.

Taehyung lekas memeluk Jisoo semakin erat. Mencium dalam puncak kepala wanita itu. Maniknya menatap penuh perintah agar Seokjin yang sedang mengintip tak ikut campur dan fokus mengemudi.

"M-maafkan aku. Aku tidak ada pilihan lain selain mengucapkan kalimat itu untuk membuatmu menurut."

"Jadi maksudmu kau hanya bercanda?" Tanya Jisoo sambil menunduk.

"I-iya, seperti itu. Aku sungguh tidak ada maksud lain sayang." Gumam Taehyung rendah, "Aku mencintaimu, Jisoo. Sangat mencintaimu."

"Aku mohon lupakan yang aku ucapkan tadi. Dan sekarang beristirahatlah, pejamkan matamu."

Taehyung menarik kepala Jisoo untuk bersandar di dadanya yang bidang. Mengikuti tangan Taehyung membantunya merilekskan tubuh. Namun, kedua netra wanita itu masih setia terbuka lebar.

Dengan pandangan kosong dan kabur. Jisoo menerawang kembali foto-foto yang ada di laman instagram milik Irene.

"Kenapa kau mencariku Taehyung?" Tanya Jisoo rendah.

"Bukankah seharusnya saat ini kau bersama istrimu?" Jisoo berucap sambil termangu menatap kosong jendela kaca mobil.

"Dia ingin membicarakan sesuatu hal padamu, dia memintamu pulang, dia lebih penting dan membutuhkanmu daripada aku Taehyung." Ucap Jisoo tajam.

Taehyung menukikkan alisnya tanda tak suka. Manik birunya kini menatap dalam manik Jisoo yang berkaca-kaca.

"Jangan bicarakan dia jika kita sedang bersama. Bagiku kau lebih penting dari dia atau apapun itu Jisoo. Tanpa terkecuali meskipun dia istriku."

Jisoo berdecih. Tertawa rendah, air mukanya menghasilkan peluh keringat yang terus mengalir deras. Wajahnya yang pucat menandakan dirinya sedang menahan rasa sakit yang teramat sangat perih.

"Mungkin aku memang lebih penting, tapi dia lebih berhak seutuhnya atas dirimu Taehyung! Dia istrimu, sah dimata Tuhan, agama, dan negara!"

"Bahkan banyak orang sudah tau-—-" bibir Jisoo bergetar hebat. "Kau sudah resmi menikah dan menjalin hubungan rumah tangga dengan Irene." Lanjut Jisoo.

AFFECTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang