"Gimana sih Rasanya bisa di notis sama doi"🌉🌉🌉
"Ya begitu lah hidup, harus ada permasalahan supaya ada jalan keluarnya"
🌀🌀🌀
"Ada satu tempat yang kamu gak tau, bahkan sahabatku pun juga gak mengetahuinya"
🍂🍂🍂
"Kalo lu disuruh pilih Antara basket atau duduk bareng doi selama sejam. Pilihan yang mana bakal lu ambil"
🕊️🕊️🕊️
✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨
Tugas Bima sebagai ketua kelas untuk mengantarkan buku mapel tadi sudah ia jalankan. Kini giliran urusan perut yang harus di isi, Danu dan yang lainnya sudah sampai di kantin terlebih dahulu, dan sekarang giliran Bima yang harus memesan menu ditengah tengah kerumunan massa yang berontak ingin diisi perutnya.
"Wah... Akhirnya lu nyampe juga di sini, untung bel belum bunyi" ucap Hwan.
"Gue laper, ntar kita bahas ya, gue beneran butuh tenaga karena di kerjain sama guru BK. Untung jantung gue belum copot abis dikerjain itu." Jelas Bima yang membuat semua orang terjeda karena ucapannya barusan, Seluruh murid dari kelas 10 sampe kelas 12 juga tau kalo kepribadian Bima itu naik turun rollercoaster.
"Maksudnya pak?" Tanya Tio dengan polosnya.
"Udah tanya nya entaran aja lu kaga denger kata si Bima kalo dia lagi laper." Ucap Danu.
"Iye oke, gue tanya nya di pending tapi nanti dijawab ya." Lanjut Tio sambil lanjut makan bakso untuk suapan terakhir, dan Bima mengangguk paham.
Saat Bima sedang asyik menikmati nasi uduk nya, datang seorang siswi yang juga teman bagi keempat merpati Squad. Siswi tersebut bernamakan Anturi Nuri atau biasa mereka dipanggil dengan Nuri. Ia datang membawakan kotak bekal dan langsung duduk disamping Bima. Tentu saja Bima akan gugup duduk bersampingan dengan Nuri, secara semuanya tahu bahwa hanya Nuri lah yang bisa membuat Bima bisa menjadi sangat lembut kalo bicara. Oh iya satu lagi, semuanya tahu bahwa Bima menyimpan perasaan untuk Nuri namun Bima sendiri masih gengsi untuk mengakui dengan alasan ia masih takut dengan ibunya Nuri.
"Halo semua..." Sapa Nuri dengan sangat ramah.
"Halo ri... Lu bawa bekal lagi nih" ucap Hwan.
"Iya.. ini buat lu Tio, dari ibu bukan dari gue" ucap Nuri.
"Lah buat gue kaga ada nih" celetuk Danu yang bercanda.
"Entar ya kalo gue udah bisa masak gue buatin juga buat lu semua, sekarang lu bantuin si Tio abisin dulu aja, iya gak Bim?" Jelas Nuri sambil menyenggol siku Bima. Orang yang disenggolnya pun salah tingkah akibatnya sendok yang dipegangnya ikut jatuh.
"Ehhh sorry Bim, gue kaga liat kalo lu pegang sendok" ucap Nuri.
"Jangan nunduk... Nanti ujung lengan seragam lu kotor, udah biarin aja, entar gue ambil sendok yang baru aja" jawab Bima yang mencoba untuk mengendalikan kegugupannya itu.
"Ahhh iya .." jawab Nuri.
"Gue udah kenyang ri, gue kasih ke Bima kaga ngapa kan" jawab Tio. (Duh... Lu kaga peka baget si Tio...)
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARA GARIS SEMU DAN SENJA
Teen FictionIni sebuah kisah dari sebuah perjalanan hidup yang singkat milik Danu Satya. Seorang pemuda yang harus bertahan hidup di panti dan berjuang sendiri tanpa orang tua, ia hanya memiliki wali hidup yaitu ibu pemilik panti. Dibesarkan di dalam lingkungan...