30 Pengakuan Tulus

3 0 0
                                    

"Ternyata begitu dalam luka yang tak pernah bertemu senjanya"

🐭🐭🐭

"Kondisi kita setelah kamu pergi perlahan mulai membaik"

🌼🌼🌼

"Terpukul oleh keadaan, terpukul oleh kepergian, melepas tanpa ada kata perpisahan"

🍑🍑🍑

"Selamat jalan pelangi yang begitu ragam warna"

❄️❄️❄️

✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨

   Saat mereka sedang asyik mengobrol ternyata Danu melihat siluet orang berbaju navy memperhatikan kearah mereka duduk. Tidak terlihat wajahnya yang pasti namun yang jelas dapat dilihat Danu, ia mengangkat sebuah senjata api dan tepat mengarah pada tempat Nadia dan Riris duduk. Entah siapa yang menjadi korban sasaran nya Danu terus memperhatikan siluet tersebut. Semakin jauh korban maka bidikan nya akan semakin tepat. Orang itu terus memundurkan langkahnya.

   Dugaan Danu benar, Riris adalah bidikan sasaran orang tersebut. Tepat saat orang tersebut menarik tuas senjata apinya, disaat itu juga Danu melindungi Riris dengan tubuhnya sebagai tameng, pindah menghadap Riris dengan jarak yang terhitung sangat dekat.

Doooorrrrrr..........

  Semua terkejut mendengar bunyi letupan pistol tersebut yang terdengar sampe keluar ruangan. Saat ini mereka hanya fokus dengan darah yang banjir dari kemeja batik Danu. Riris yang masih syok pun menatap manik mata Danu seolah-olah paham dengan maksud tatapan Danu. Seperti mengisyaratkan bahwa dirinya tidak ingin melihat Riris tertembak.

    Riris dibuat menangis saat Danu menyebutkan namanya tepat saat di terkena peluru. Vibes yang positif berubah mencekam. Tidak hanya orang yang duduk di samping mereka namun seisi ruangan ketakutan dan berlarian menuju pintu keluar. Tangan Riris kejatuhan darah dari tubuh Danu. Riris semakin menangis saat Danu jatuh ke bahunya. Semua orang panik, Bima segera berlari mencari bantuan untuk segera membawa Danu menuju rumah sakit. Sedang kan Hwan dan Tio membopong Danu, lalu Nadia mencoba untuk menenangkan Riris yang ketakutan.

   Saat ambulans datang Riris adalah orang yang diizinkan masuk. Riris terus memegangi tangan Danu yang lemas dan dingin. Ia tak ingin Danu semakin memburuk keadaannya.

   Sesampainya dirumah sakit Danu langsung ditangani oleh tenaga medis. Semua nya panik ibu Andin pun ditelpon oleh Bima, beliau datang bersama Rifan.

  Dokter yang menjaga UGD memberitahu bahwa Danu akan segera dibawa ke ruang operasi namun ada kendala lainnya, rumah sakit kekurangan 1 stok kantong darah golongan Danu. Tak ada satupun diantara mereka yang memiliki kesamaan dengan Danu. Namun secara tiba-tiba ada seseorang yang datang dan bersedia menjadi pendonor bagi Danu. Orang tersebut ialah Deon.

   Deon mengatakan kepada tim dokter bahwa dirinya adalah Kaka kandung Danu. Semua orang yang ada di situ tentunya terkejut oleh fakta barusan kecuali ibu Andin. Semuanya bertanya tanya apakah benar Danu itu adalah adik kandung dari Deon.

   Fokus mereka terpecah kan dengan kabar bahwa Danu di dorong ke ruang operasi. Tak ada lagi yang bertanya tanya, mereka semua fokus dengan keselamatan Danu.

   Dua jam operasi belum juga usai, semua nya semakin panik. Lampu ruang operasi telah mati menandakan operasi Danu telah selesai. Segera Bima dan Tio berdiri. Menunggu dokter yang menangani Danu keluar.

ANTARA GARIS SEMU DAN SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang