"Tidak dipublikasi bukan berarti tidak dimiliki"🌺🌺🌺
"Terkadang harus belajar dari kekecewaan agar kita mengetahui betapa kerasnya berjuang dalam sabar"
🌀🌀🌀
"Kamu bisa saja menarik perhatiannya namun tetap lah aku yang akan menang disini"
🌉🌉🌉
✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨
"Tio..." Panggil Nadia yang akhirnya menemukan sosok yang dicarinya sedari tadi.
"Nadia..." Jawab Tio yang terkejut dengan panggilan dari Nadia.
"Akhirnya ketemu.. aku mau bilang ke kamu kalau aku gak benci sama kamu, aku cuma lagi sedih karena..." Ucap Nadia yang terpenggal oleh ciuman dari Tio di keningnya. Nadia tidak berkutik dan tidak melanjutkan kalimat nya.
"Gue tau kok baju yang lu pake itu warnanya biru, gue emang buta warna tapi gue juga punya kelebihan yang peka sama perfektif terhadap sudut warna saat malam, gue sayang sama lu Nadia... Sayang banget, lu adalah cewe pertama yang bisa buat gue takut untuk kehilangan selain bunda" jawab Tio yang memegang kedua jemari Nadia dengan lembut.
"Karena kamu gak pernah terbuka sama aku, harusnya aku tau ini dari awal kita kenal dan dekat, bukan kamu Tio yang begini bang Ilham Kaka aku juga" lanjut Nadia yang tak bisa menatap kedua bola mata Tio.
"Gue mau lu jadi perfektif warna yang berbeda buat gue nad.. gue mau lu jadi orang yang bisa mengiringi langkah kaki gue dijalan yang sama seperti orang lain tapi dengan sudut pandang warna yang berbeda." Tio sedikit menundukkan wajahnya agar kedua matanya bisa menatap kedua bola mata milik Nadia.
"Tio... Maaf" ucap Nadia yang mencium bibir Tio.
Tio dibuat tidak berkutik oleh sebuah ciuman dari Nadia. Tio tidak tau harus bagaimana ia menyikapi. Hanya beberapa detik saja namun hal ini membuat Tio tak bisa bernapas cukup lama.
"Aku jauh lebih sayang sama kamu sebelum kamu sadar di kerja kelompok itu" jawab Nadia.
"H-hah.. ma-maksud nya..?" Akhirnya Tio tersadar dari lamunannya dan menyadari bahwa yang terjadi barusan adalah nyata dan tidak bermimpi.
"Waktu dipuncak, kamu gak sengaja nabrak aku dan waktu itu kamu buru buru.. aku jauh mengenal kamu sebelum kita dipertemukan lagi" ucap Nadia.
"Jawaban aku yang buat kamu gak bisa bernapas tadi.." jawab Nadia.
Nuri memundurkan langkahnya, ini adalah sebuah jawaban atas perjuangan nya selama ini, Tio menyukai Nadia begitupun sebaliknya Nadia juga menyukai Tio. Mau dipaksakan sekalipun ia tidak akan pernah bahagia apabila merebut paksa yang bukan miliknya. Air mata Nuri tentunya akan menetes karena telah melihat Nadia mencium duluan Tio. Jawaban atas rasa suka Nuri kepada Tio pun adalah langkah mundur. Sakit memang iya, sangat sakit sekali.
"Nadia... Makasih karena kamu udah mau melangkah untuk maju terlebih dahulu." Jawaban Tio atas pengakuan Nadia.
"Kamu harus maju supaya kita bisa ketemu di tepi jalan bukan ditengah jalannya." Balas Nadia yang memeluk Tio.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARA GARIS SEMU DAN SENJA
Teen FictionIni sebuah kisah dari sebuah perjalanan hidup yang singkat milik Danu Satya. Seorang pemuda yang harus bertahan hidup di panti dan berjuang sendiri tanpa orang tua, ia hanya memiliki wali hidup yaitu ibu pemilik panti. Dibesarkan di dalam lingkungan...