"Saya antar pulang ya" celetuk seseorang disamping Riris. Ternyata orang itu adalah Danu.
"Dan.. ini bentar lagi setengah jam lagi teh mau magriban" kaget Ujang.
"Rumah kamu berapa lama kalo jalan kaki" tanya Moli.
"Sepuluh menitan aja, tapi gak usah Danu, Ulun takut merepotakan Pian" tolak halus Riris.
"Gak papa nanti saya sama kak Damri yang nganter kamu, kan kaki kak Damri juga harus ikut tanggung jawab."
"Iya kan kak...." Tanya sarkas Danu.
"Iya..." Jawab pasrah Damri yang mendapat gelak tawa Danu serta lainnya sedangkan Riris merasa sangat terhibur. Riris sulit sekali mendapatkan teman namun hari ini ia tersadar, bahwa ia mungkin terlalu menutup dirinya dari lingkungan sekitar mengatasnamakan kepribadian introvert padahal mendapatkan teman seasik ini.
"Yuk kak jalan keburu nanti kita malah harus magriban di aspal" peritah Danu yang menarik tangan kak Damri.
Riris dipegangi oleh Basyit untuk berdiri. Kaki Riris sedikit terkilir sepertinya sehingga sebelum jalan Danu meminta izin Riris untuk memijat kakinya agar dapat berjalan nantinya.
Mereka semua turun bersamaan dan berpisah di markah jalan. Yang ikut mengantar Riris bukan hanya Danu dan Damri saja, namun Rian juga ngikut, alasannya ialah empati dan juga ingin berjalan jalan sore.
Damri membantu Riris berjalan, sedangkan Danu dan Rian berada di belakang mereka berdua. Asyik mengobrol sambil berjalan tidak terasa pula mereka telah tiba di depan rumah Riris. Rumah yang sederhana namun memiliki 2 mobil dan 3 motor.
"Rumah kamu sederhana tapi hebat juga ya ada 2 mobil Agya" celetuk Rian.
"Iya puji Tuhan itu mobil Kaka ulun yang kembar mereka bisa punya mobil masing masing." Jawab Riris yang membuat Damri meneguk Saliva nya.
"Kita pamit pulang karena kebetulan sebentar lagi mau masuk waktu magrib" ucap pamit Danu yang mengaitkan kedua lengan temannya tersebut.
"Iya terimakasih sudah berkenan mengantarkan Ulun gesan Bulik" jawab Riris yang dengan ciri khas bahasa nya. Bulik sendiri di dalam bahasa Banjar memiliki arti yaitu pulang.
"Maaf Bulik itu apa artinya?" Tanya Danu yang baru mendengar.
"Oh, itu artinya pulang" jawab singkat Riris sebelum membuka pagar rumahnya.
✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨
Tidak terasa dua bulan berlalu pelaksanaan utbk pun telah usai kini para peserta hanya menunggu nasib mereka di perguruan tinggi negeri bagaimana kedepannya.
Hari ini pengumuman nya, Tio dan Hwan harap harap cemas, lantaran mereka berdua yang sangat berharap dapat lulus di kampus yang sama dengan danu dan dapat menyusul. Terlihat bima yang baru saua keluar kamar mandi terkejut dengan kehadiran kedua sahabatnya ini di kamarnya.
"Lu berdua kapan datangnya, gue jadi kaget tau" ucap Bima.
"Barusan, lu juga mandi apa berendam? Buset lama bener mandi doang sabunan, sikat gigi dan sampoan juga kek tuan putri aja setengah jam lebih" sahut Hwan sambil terbahak bahak.
"Bagemana hasilnye? Lulus kaga?" Tanya bima setelah menjemur handuknya dibalkon.
"Belum nih bentar lagi" jawab Tio yang masih asyik dengan layar ponselnya.
"Lu daftar utbk dimana sih, gue penasaran sumpah" Hwan menatap Bima dengan intens.
"Ade Ade ah nanti lu pada tau juga." Jawab Bima yang mengempaskan tubuhnya di kasur.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARA GARIS SEMU DAN SENJA
Teen FictionIni sebuah kisah dari sebuah perjalanan hidup yang singkat milik Danu Satya. Seorang pemuda yang harus bertahan hidup di panti dan berjuang sendiri tanpa orang tua, ia hanya memiliki wali hidup yaitu ibu pemilik panti. Dibesarkan di dalam lingkungan...