Selesai membereskan seluruh barang barangnya, Danu bergegas keluar kamarnya dan menuju dapur asrama, terlihat banyak sekali orang yang berkerumun. Danu pun ikut melihat apa yang dikerumuni oleh penghuni asrama ini. Usut punya usut ternyata yang membuat orang banyak berkerumun adalah kucing yang baru saja beranak di area pojok dapur. Tidak sengaja Danu menabrak seseorang yang sedang berdiri di belakang nya."Maaf a saya teh nteu melihat" ucap orang tersebut.
"Iya gak apa, saya yang harusnya minta maaf udah nginjek ujung sendal kamu" jawab Danu membantu berdiri.
"Anak baru nya ?" Tanya lawan bicaranya.
"Iya saya baru sampai tadi pagi, perkenalkan nama saya Danu" jawab nya ramah.
"Adik tingkat nya berarti, saya teh Ujang baru juga disini" jawab laki laki tersebut yang bernamakan Mahmuddin Ujang.
"Udah perkenalannya, kenalin Edo, kepala asrama putra" sambung laki-laki yang lumayan tinggi semampai dengan ramah.
"Iya kak, Ujang" jawab Ujang menyambut uluran Edo.
"Danu" sambungnya.
"Banyak yang baru juga ya 9 orang, selamat datang ya" setelah perkenalan Edo keluar dari ruangan dan memberi komando untuk seluruh penghuni asrama menyudahi kegiatan kepo mereka yang iseng melihat kucing beranak.
Seluruh penghuni asrama yang baru, kompak memperkenalkan diri mereka dan asal Kabupaten/Kota mana. Giliran Danu tiba, ia akhirnya memperkenalkan dirinya dengan santai namun lugas. Ada seorang Kating yang kenal dengan Danu, ia adalah Kaka kelas Danu dahulu di SMA. Tentu saja ia langsung mengenali sosok Danu yang sedang berada didepan peserta.
"Masih ingat sama saya gak Danu?" Tanya Damri.
"Kak dam... Iya kak masih ingat" kaget danu melihat sosok Kaka kelas yang sangat dekat dengannya selama setahun.
"Kirain lupa, ibu apa kabar?" Tanya Damri yang santai tanpa ada beban saat asyik mengobrol dengan Danu.
"Alhamdulillah baik kak, saya juga udah nambah adik baru" jawab Danu.
"Kabar adik adik kamu di panti gimana? sehat sehat?" Tanya Damri sambil memberikan pisang goreng yang berasal dari tirisan didapur.
"Alhamdulillah semua baik baik kak" Danu menerima pisang goreng dan menjawab dengan mantab.
Semua penghuni asrama berjalan menuju lapangan tengah kampus guna untuk mempererat hubungan saudara senasib tanah perantauan, dan juga sambil mengenalkan diri mereka ke penghuni asrama lainnya.
Tidak terasa hari sudah semakin gelap, hampir seluruh penghuni asrama provinsi Jawa barat dan Banten beragama muslim sehingga suasana asrama saat magrib menjelang isya lumayan sepi. Hanya beberapa anak saja yang ditinggal karena mereka tentunya tidak dapat mengikuti ibadah sholat berjamaah lantaran beragama non-muslim. Tetapi mereka tetap tidak dapat berada didalam kamar sehingga mereka berkumpul di aula dengan beribadah menurut kepercayaan nya masing-masing.
"Hai..." Sapa seseorang yang datang menghampiri Danu.
"Oh hai juga" jawab Danu dengan ramah.
"Asrama mana?" Tanya dia kembali.
"Jawa barat" jawab Danu dengan mempersilakan orang tersebut duduk di samping dirinya.
"Owwhhh Jawa barat, kenalin aku Nasir asli Banjar Kalsel " jawab Nasir dengan mengulurkan tangannya ke Danu.
"Danu.." jawab singkat Danu dengan ramah juga.
"Gimana suasana Banjar?" Tanya Nasir yang penasaran.
"Seru juga, tapi belum tahu luar sih. Soalnya kan juga baru sampai tadi siang" mereka berdua berpindah duduk menuju halaman masjid kampus.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARA GARIS SEMU DAN SENJA
Teen FictionIni sebuah kisah dari sebuah perjalanan hidup yang singkat milik Danu Satya. Seorang pemuda yang harus bertahan hidup di panti dan berjuang sendiri tanpa orang tua, ia hanya memiliki wali hidup yaitu ibu pemilik panti. Dibesarkan di dalam lingkungan...