"Lebih tepatnya sih gue mau lihat bintang aja bukan sama bulannya"
🍂🍂🍂
"Angkasa kada kejam ya, kita mau lihat apa eh.. terlihat nya malah kebalikannya"
🌼🌼🌼
"Kamu terlalu Jepang untuk aku yang suka Korea"
🌺🌺🌺
"Oh iya kita belum bercerita bersama namun kamu sudah pergi dengan sebuah kenangan"
🌉🌉🌉
"Aku ingin melihat pelangi kalo kamu mau"
🕊️🕊️🕊️
"Dingin juga pagi ini, bisa kali ya modusin si Tio supaya dapat traktiran"
🌀🌀🌀
✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨
Saat Tio berjalan, ia tersandung kaki-kaki meja,dan kepala nya terbentur oleh kaki meja tersebut. Bunyi terpentok pun terdengar sangat kencang sampe Nadia bangun dari pembaringan nya dan memastikan siapa yang baru saja terjatuh. Setelah dilihatnya ternyata orang itu ada Tio. Orang yang dilihatnya pun hanya menyengir sambil menahan malu mungkin saja."Astaghfirullah... Tio, kamu kenapa kok bisa kepentok gitu sih.. sini aku bantuin..." Ucap Nadia. Ternyata Nadia lupa bahwa disini ia juga sakit kakinya.
"Gak.... Gak usah Nadia nanti kaki kamu tambah sakit, aku bisa sendiri kok.." cegah Tio yang langsung berdiri agar Nadia tidak perlu turun dari ranjangnya.
"Oh iya aku lupa kalo aku juga sakit ya.." ucap Nadia.
"Iya kamu masih sakit kaki nya kan, aku kesini mau jengukin kamu kok, kondisi kaki kamu gimana masih sakit banget ya?" Tanya Tio tanpa jeda.
"Iya Alhamdulillah udah sedikit baikan kok, oh iya kamu tau aku masuk UKS dari siapa?" Tanya Nadia.
"Riri, dia bilang kalo kamu jatuh di pinggir lapangan upacara tadi jadi aku langsung ke sini deh.." jawab Tio.
"Oh begitu... Makasih ya udah mau jengukin, kamu gak belajar memangnya?" Tanya Nadia kembali.
"Lagi jam kos guru-guru pada rapat jadi kelas 11 nya pada jamkos, bentar lagi mau istirahat nih, kamu kalo jalan ke kantin masih bisa gak?" Ujar Tio.
"Kalo ke kantin bisa cuma ya pelan pelan aja jalannya, memangnya kenapa?" Jawab Nadia.
"Aku traktir makan istirahat mau gak?" Tanya Tio sambil memegang lengannya yang sakit akibat terjatuh tadi.
"Makasih, tapi aku takut yang saku kamu berkurang, nanti nanti aja ya" jawab Nadia yang menolak halus namun saat sampai di otak Tio berkata lain.
"Aku pake uang ku sendiri kok bukan yang saku dari bunda, aku traktir ya plisss mau ya" bujuk rayu Tio agar Nadia mau menerima tawarannya.
"Kamu maksa nih?" Tanya Nadia.
"Iya aku paksa kamu mau kan .." tanya Tio dengan sebuah senyuman.
"Ya udah deh aku mau soalnya kamu maksa pake senyum sih kalo pakenya marah mah aku gak mau, hehehehe" jawab nadia yang diselingi tawa dari Tio dan dirinya juga.
"Oke gue temenin lu sampe bel istirahat bunyi..." Ucap Tio.
Sepulu menit setelah Tio dan Nadia bersepakat untuk makan bareng, ponsel milik Tio berdering telpon masuk, saat dilihatnya ternyata itu telpon dari hwan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARA GARIS SEMU DAN SENJA
Ficção AdolescenteIni sebuah kisah dari sebuah perjalanan hidup yang singkat milik Danu Satya. Seorang pemuda yang harus bertahan hidup di panti dan berjuang sendiri tanpa orang tua, ia hanya memiliki wali hidup yaitu ibu pemilik panti. Dibesarkan di dalam lingkungan...