Kepulangan mereka berempat ke Banjarbaru ternyata cukup berat. Meninggalkan Danu yang masih dalam kondisi pemulihan pun cukup membuat Tio sampai menangis. Riris berpamitan dengan semua orang termasuk Nadia. Saat Riris beranjak berdiri, Nadia memberikan sesuatu pada dirinya. Benda yang diberikan oleh Nadia ialah gelang kesayangan milik Danu. Riris terheran heran, mengapa Nadia memberikan gelang ini padanya. Nadia tidak memberitahukan alasan pastinya, namun ia mengatakan bahwa Danu akan mencari gelang itu anggap saja sebagai jaminan. Riris masih bingung, pada akhirnya ia mengiyakan jawaban Nadia.Sebulan telah berlalu, akhirnya Danu dapat kembali berkuliah. Selama ini Riris selalu ikut dalam perjalanan untuk menjenguk Danu di Jakarta. Setiap Jumat malam mereka akan naik penerbangan ke Jakarta dan Minggu sorenya akan kembali lagi ke Banjarbaru.
Semua materi kuliah Riris rangkum menjadi satu dan memberikan pada Danu. Agar tak ketinggalan jauh oleh mata kuliahnya.
Semua berkemas-kemas untuk kembali ke Banjarbaru. Saat Danu ingin berpamitan pada ibu Andin, terlihat dengan sangat jelas bahwa ibu Andin sendiri menangis. Tak sanggup melepas anak panti yang selama ini sudah beliau anggap sebagai putra nya sendiri.
Deon juga terlihat mengantarkan Danu sampai ke bandara. Ia memeluk Danu cukup lama. Dalam benaknya sulit sekali melepas adiknya yang baru saja sembuh. Tetapi karena Danu juga mempunyai tujuan jelas balik Banjarbaru, sehingga mau tidak mau dirinya melepas Danu dngan berat hatinya.
"Oh iya kak, terimakasih ya waktu aku membutuhkan stok darah kaka mau membantu, padahal hari itu pasti Kaka lelah karena baru saja menikah." Danu mengucapkan dengan nada yang polos. Seolah-olah dirinya tidak mengetahui apapun itu.
"Kalaupun gua harus mendonorkan jantung, juga pasti gua donorin buat lu" Deon memegang tangan Danu dengan pasti. Didalam lubuk hati kecil nya, ia membisikan pada Danu bahwa dia akan selalu berkorban demi Danu.
"Saya pamit, assalamu'alaikum kak" pamit Danu menyadarkan Deon untuk melepaskan genggaman tersebut.
✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨
Pesawat telah mendarat di bandara Syamsudin Noor Kalimantan Selatan. Semua penumpang turun secara tertib, mengambil bagasi mereka lalu berpencar ke berbagai arah. Terlihat di lobby ada Atta dan orang utusan asrama Tempat Danu tinggal.
"Alhamdulillah, aku bisa lihat ikam lagi disini. Sehat aja Lo" ucap Atta memeluk Danu dengan bersemangat.
"Alhamdulillah kak saya juga sudah sembuh" Atta melepaskan pelukannya dan membantu membawakan bawaan dari ibukota.
Danu berpisah mobil dengan sahabatnya, ia naik mobil rental yang di bawa oleh Rian. Disepanjang jalan Danu terus melihat kaca mobil sambil menikmati pemandangan yang tersedia. Rian banyak sekali mengajukan pertanyaan sampai-sampai Danu pusing dalam menjawabnya. Tanpa disadari Danu tertidur di bangku penumpang. Telah sampai di depan asrama, Rian segera membangunkan Danu yang nyenyak tertidur.
"Danu... Dan.. sudah sampai nih, bangun atuh.." Rian mencoba membangun kan namun nihil, Danu malah semakin asyik menikmati waktu tidurnya ini.
Setelah beberapa usaha yang telah dilakukan oleh Rian guna membangunkan Danu, akhirnya orang yang ia bangunkan telah membuka kelopak matanya dan berjalan keluar dari mobil. Langit di asrama tampaknya bingung dengan kedatangan seseorang yang kembali ke lingkungan asrama, yaitu langit mendung yang menandakan cerah tidak hujan pun tidak juga.
Beberapa Minggu telah dilewati dengan penuh tenaga berlebih dari Danu sendiri, mengejar materi kuliah agar tidak mengulang dan masih menyisihkan waktu untuk para sahabatnya serta Riris yang telah menjadi pacar Danu sejak 2 Minggu yang lalu.
Danu sendiri memiliki cerita dibalik peristiwa ia bisa jadian dengan Riris. Cuaca hari itu sangatlah cerah mereka berjalan jalan ke pantai diajak oleh Hwan dan keluarga besarnya. Saat senja menyapa langit sore, Danu duduk dipinggir pantai menikmati setiap detik saat matahari akan tenggelam dan senja mengantar nya. Riris datang dan menyapa Danu, Saat itu lah Danu mengutarakan setiap rasa yang ada di dadanya pada Riris. Sempat terdiam Riris saat dirinya mendengar pengakuan yang tulus dari bibir Danu. Banyak alasan Riris dapat menerima Danu menjadi tambatan hatinya, selain berbeda aksen bahasanya, dirinya pun juga memikirkan tembok tinggi yang berada ditengah mereka berdua.
Hari ini Danu memiliki agenda yang spesial bersama Riris, yaitu mengantarkan Riris pergi ke gereja untuk ibadah malam sebelum Natal. Danu bersiap siap dengan sangat rapi dan ia memilih untuk berjalan mendatangi pacarnya, sebelum menjemput Riris terlebih dahulu Danu meminjam motor pada Bima. Mereka berempat sedang asyik berbincang dan Riris telah keluar dari pagar bersama kedua Kaka kembarnya. Ini kali pertama Danu bertemu dengan keluarga lengkap Riris, terlihat dengan sangat jelas bahwa papa mamanya Riris adalah seorang pebisnis dan kedua kakanya memiliki kehidupan yang juga terbilang mewah. Danu terkejut mengapa ia bisa jatuh hati pada gadis sederhana yang tumbuh ditengah keluarga berada, Sungguh timpang dirinya dengan Riris.
Papa mama nya sangat ramah pada Danu kedua kakanya pun juga ramah, mereka pergi dengan dua mobil yang terpisah dan Riris berangkat bersama Danu dengan motor matic yaitu beat biru putih. Di sepanjang jalan menuju gereja Danu terus melirik pada kaca spion yang terpasang di motor ini. Mencuri pandang untuk melihat betapa cantiknya Riris menggunakan gaun sederhananya.
Sesampainya di Depan gereja, Danu berpapasan dengan teman kuliahnya yaitu Alex dengan pacarnya yasmin. Ya benar sekali cerita mereka berdua pun hampir sama yaitu pacaran terhalang tembok perbedaan keyakinan. Yasmin menyapa Danu dan Riris terlebih dahulu. Saat jemaat gereja telah ramai Yasmin pun segera pergi begitu juga dengan Danu. Dirinya pergi ke sebuah kafe yang tidak jauh dari gereja, dirinya duduk sambil memesan latte dan sibuk bermain ponsel sehingga tidak sadar bahwa ada seorang cewe izin duduk didepannya.
Bersambung ....
Gaun yang dipake Riris ke gereja
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARA GARIS SEMU DAN SENJA
Teen FictionIni sebuah kisah dari sebuah perjalanan hidup yang singkat milik Danu Satya. Seorang pemuda yang harus bertahan hidup di panti dan berjuang sendiri tanpa orang tua, ia hanya memiliki wali hidup yaitu ibu pemilik panti. Dibesarkan di dalam lingkungan...