Bab 9.1 Awal dan Akhir

114 29 55
                                    

Matahari kembali terbenam, berganti bulan sabit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Matahari kembali terbenam, berganti bulan sabit. Arion masih di hutan, masuk lebih dalam menuju rimbunnya pepohonan. Ia duduk di bawah pohon paling besar yang daunnya telah berguguran, menjadi karpet cokelat membentang menyelimuti akar yang menyembul. Enggan menghidupkan api unggun seolah dingin malam bukan apa-apa, Arion hanya diam, menatap kosong pada dedaunan yang tersorot sinar rembulan.

Sebuah cahaya mengalihkan perhatiannya, berawal dari lingkaran kecil seperti percikan api berwarna biru, lalu melebar hingga membentuk pintu cahaya. Arion berdiri menghampiri.

"Mana Freya?" tanyanya cepat ketika hanya ada Grey dan Arlan yang muncul dari dalam portal.

Arlan langsung menerjang, alih-alih menjawab ia mendaratkan satu pukulan pada pipi Arion dan menduduki tubuhnya. "Freya tidak akan pernah menemuimu lagi!" kecamnya dan kembali melayangkan kepalan tangan.

"Freya ... masih marah padaku?" tanya Arion pelan tanpa niat melawan atau melepaskan diri

Arlan mencengkeram kerah jubahnya. "Dia tidak diperbolehkan keluar dari kamar atau melakukan apa pun, Seperti tahanan, menggantikanmu. Kau puas?"

"Aku—"

"Kenapa kau begitu bodoh?" bentak Arlan tanpa berniat melepaskan Arion. Rahangnya mengeras, napas memburu, menahan segala gejolak yang membuncah. "Padahal kau hanya harus menurutinya dan semua akan baik-baik saja. Tapi malah bertindak seenaknya."

"Untuk saat ini Freya tidak dapat ke mana pun. Masih dalam masa pemulihan," Grey mendekat seraya menjelaskan dengan nada lembut dan tenang seperti biasanya.

"Lucya yang telah meracuninya," adu Arion, tak menghiraukan kemarahan lelaki di atasnya.

"Kau benar. Tapi dia menghilang sebelum kami menangkapnya."

"Aku sudah membunuhnya," aku Arion tanpa dengan nada datar.

Sekali lagi Arlan menghantamkan tinjunya pada wajah Arion yang telah memerah, serta sudut bibir robek, dan berdarah. Ia menarik napas dalam, mendengkus, lalu melepas kasar cengkeramannya. "Jangan pernah menemui Freya lagi atau kau kubunuh!"

"Tenanglah. Jangan seperti anak-anak!" Grey menengahi—menyuruh Arlan mundur—lalu duduk di samping Arion.

"Dia bagian dari 'para pendosa' dan sejak awal telah berbohong." Arion menjelaskan.

"Kau benar. Kami sudah tahu."

Arion menghela napas. "Bagaimana keadaan Freya?"

"Dia akan baik-baik saja. Racunnya sudah dinetralisir. Tapi ... masih sangat lemah," jelas Grey. "Lucya memberikan racun dengan dosis kecil secara perlahan, tapi berkelanjutan. Aroma dari dupa yang diberikannya menjadi pemicu reaksi racun tersebut sehingga menjadi sangat berbahaya. Bahkan dapat memengaruhi pikiran.

"Aku sudah menyelidiki semuanya, sikap aneh Freya beberapa waktu lalu disebabkan oleh dupa itu. Dan keputusannya untuk mengusirmu adalah hal paling waras yang bisa ia lakukan saat itu."

Story of EvilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang