Bab 16.1 Persimpangan

106 23 18
                                    

Mercia, 1 Minggu sebelum Witchcraft Statute diumumkan.

Seorang laki-laki berambut acak-acakan yang hampir memutih keseluruhan, berjalan melewati keramaian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang laki-laki berambut acak-acakan yang hampir memutih keseluruhan, berjalan melewati keramaian. Pakaiannya agak lusuh, janggutnya berantakan tidak terawat. Sesekali ia terbatuk-batuk dan berhenti berjalan karena napasnya sesak.

Seorang wanita muda keluar dari toko roti dan memberikannya segelas air mineral. Laki-laki itu menerima minumannya, langsung meneguknya hingga tandas. Wanita itu tersenyum dan kembali ke dalam toko.

Bersamaan dengan itu, seorang pria yang bisa dikatakan masih muda melintas, menyenggol bahu lelaki tua, tapi bukannya meminta maaf, ia malah menoleh seraya menggumamkan sesuatu yang tidak jelas, sebelum akhirnya pergi.

Langkah kaki lelaki tua kembali mengayun gontai. Batuknya masih menjadi-jadi, tapi hanya dalam empat langkah dari tempat sebelumnya, batuknya berhenti. Punggungnya yang terasa sakit pun jadi membaik. Napas yang semula tersengal terasa lancar. Ia tersenyum dan melompat-lompat di tempat untuk merasakan betapa bugarnya sekarang.

"Lihat pak tua itu!" Sebuah sorakan dari toko di seberang jalan membuatnya berhenti melompat. Pria penjaga toko segera menghampirinya. "Kulihat tadi kau seperti hampir mati!" ucapnya dengan suara lantang.

"Benar, aku juga melihatnya. Setelah meminum air dari wanita di toko itu, dia menjadi bugar kembali!" Suara lain menimpali. Hingga akhirnya semua berkerumun untuk melihat apa yang terjadi.

"Aku sembuh berkat wanita tadi!" Si lelaki tua tersenyum bahagia. Ia ingin menghampiri wanita pemberi minuman penyembuh itu, tetapi langkahnya dihentikan oleh seorang pria berjubah hitam dengan tudung yang menutupi kepalanya.

"Ini seperti sihir!" ujar si pria.

Wanita yang dimaksud ikut keluar dari toko dan melihat ke arah kerumunan. Tiba-tiba si lelaki tua batuk darah dan tumbang—tertelungkup di jalanan. Orang-orang menjerit histeris dan pria berjubah kembali bersuara seraya menunjuk sang wanita, "Dia penyihir."

****

Di waktu yang sama, bagian lain di pinggiran Mercia yang penuh dengan perkebunan, seorang wanita paruh baya—Debora—dan anak gadisnya, Ana sedang menabur sesuatu ke tanah tempat jejeran sayurnya yang harusnya segera panen. Akan tetapi tampak layu dan terancam gagal panen lagi.

"Semoga benar-benar berhasil!" ucap sang ibu sambil berkacak pinggang.

"Kalau berhasil, ini akan menjadi penemuan besar, Bu!" Sang anak menimpali, "masalah gagal panen juga akan teratasi nantinya."

Sepasang mata memperhatikan mereka dari kejauhan. Pria kurus yang kepalanya mendongak mencoba mencari tahu sebanyak mungkin tentang apa yang ia lihat di ladang itu. Sebuah cangkul dipikul di bahu. Tatapannya menyelidik.

Story of EvilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang