Bab 17.2 Perang di Moravia

59 19 6
                                    

"Tuan Arion!" Dua orang pemburu penyihir dari Anglo-Saxon memanggil dan menghampiri Arion yang tidak sengaja berpapasan dengan mereka saat melintasi jalan utama Moravia.

Arion menghentikan langkah. Keringatnya mengalir dari pelipis. Napasnya tidak teratur, sudah hampir satu jam ia lari ke sana ke mari untuk menangkap penyihir yang masih berkeliaran.

"Syukurlah kami bertemu Anda. Di sini terlalu banyak penyihir, kita harus melaporkannya pada kerajaan untuk meminta bantuan!" ujar seorang dari mereka.

"Tidak. Kalian harus mengungsikan penduduk agar keluar dari desa. Aku dan Samael yang akan mengurus penyihir-penyihir itu!" sergah Arion. Ia menengadah, harusnya sudah siang tapi langit terlalu mendung, awan pekat seolah tidak mengizinkan matahari untuk menyelinap masuk.

Dua orang bertubuh kurus itu saling berpandangan, tapi akhirnya mengangguk-mengerti. "Baik, Tuan. Akan kami laksanakan!"

Arion hendak melanjutkan perjalanan tetapi langkahnya terhenti karena kehadiran seseorang yang sedari tadi sangat ia hindari. "William!"

"Syndetiras." Tanpa mengatakan apa pun, William melontarkan sihir andalannya.

Arion menghindar dengan cepat tapi sihir itu malah mengenai salah satu pemburu penyihir yang menjadi bawahannya. Lelaki berambut cepak itu terhempas ke belakang dan tubuhnya terikat kencang oleh tali yang entah dari mana asalnya.

"Penyihir!" geram yang satu lagi.

"Mundur!" seru Arion dengan cepat ketika melihat William sudah bersiap untuk melancarkan sihir yang lain.

"Tapi-"

"Sial!" Arion lari ke arah berlawanan. William segera mengejar dan bahkan menggunakan sihir yang membuat udara di sekitar Arion seolah dikendalikan dan angin kencang menahan larinya.

"Harusnya kau memang tidak kubiarkan hidup." Akhirnya William bersuara. Ia mendekati dengan santai.

Merasa terpojok, Arion berbalik. "Empodio." Tameng sihir terbentuk, menjadi pembatas antara mereka.

"Lama tidak bertemu, penghianat," sindir Arion.

Raut William tidak berubah, tidak terpengaruh pada cemoohan Arion. Ia kembali melontarkan sihir untuk menghancurkan perisainya.

Arion melirik dua orang yang sedari tadi menonton dengan tubuh bergetar—ketakutan. Selagi fokus menahan serangan William, ia berteriak—memberikan perintah, "Kalian pergi dari sini. Aku akan menahannya!"

"Ta-tapi ...."

William semakin mendesak. Membuat Arion terpaksa mundur perlahan selagi menahan perisainya agar tidak tertembus. Sementara dua orang yang tadi ia perintah, hanya berdiri melongo tanpa berniat pergi. Hal itu membuatnya berdecak kesal dan membalas serangan William dengan sihir berbentuk ratusan jarum hitam yang melayang ke atas, lalu menukik tajam ke arah William.

Sontak sulung Grenzill itu mundur menjauh, menghindari serangan Arion dengan sangat gesit. Tanpa memberi jeda, William kembali menggunakan sihir untuk membentuk kabut tapi hanya dalam hitungan detik, dihalau hingga lenyap oleh Arion.

"K-kau juga penyihir?" Dua orang yang sedari tadi masih menonton, mengalihkan perhatian Arion dan William sejenak.

"KAU MENIPU KERAJAAN!"

Sudut bibir William terangkat, jelas kalau ia sudah dapat memahami situasinya. Drama di hadapannya sudah cukup menggambarkan apa yang terjadi selama ini.

"Kau akan membayar mahal atas semua kebohonganmu!" Lelaki yang tidak terikat, menunjuk dengan tatapan bengis. "Kalian penyihir memang menjijikkan!"

Arion diam, perhatiannya hanya tertuju pada William. "Berisik!" Dengan cepat ia teleportasi untuk mendekati William dan mencoba mencengkeramnya dengan tangan yang sudah dibalut sihir gelap-sihir andalannya.

Story of EvilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang