Kembali ke Restel artinya menyerahkan diri pada musuh. Tentu Arion sudah tahu kalau ia menjadi buronan Anglo-Saxon setelah kebohongannya terungkap. Akan tetapi, siapa sangka kalau kota itu sedang dilanda kekacauan lain. Sama halnya dengan Destrion yang kini dikuasai oleh dua kubu yang saling menjatuhkan.
Terjadi pemberontakan di Restel.
Raja James sedang terdesak, mengisolasi diri di dalam istana. Sebagian bangsawan berbalik melawannya karena merasa pihak lain jauh lebih menguntungkan, sementara sebagian lagi bertahan untuk melindunginya.
"Yang Mulia, kami menemukan Arion dan Samael. Mereka sudah di ibu kota." Seorang pengawal memberi laporan.
"Besar juga nyalinya. Tangkap dia!"
"Maaf, Yang Mulia," penasihat istana menginterupsi. Lelaki 52 tahun itu berdiri, melanjutkan ucapannya setelah mendapat izin dari sang raja. "Mengingat situasi kita saat ini, saya pikir tetap bekerja sama dengan Arion adalah pilihan yang menguntungkan. Sejauh ini mereka juga memburu penyihir. Kita bisa memanfaatkannya untuk menghadapi Tuan Darmus dan penyihir yang akan menyerang Restel."
Ya, akan sangat menguntungkan jika memihak Arion, tapi kesempatan itu sudah tidak ada. Sebab ketika utusan Raja James mendatangi Arion untuk mendiskusikan semua itu, sang pemuda hanya diam dengan tatapan dingin. Seolah orang-orang di hadapannya sama sekali tidak berharga untuk sekadar dilihat apalagi didengarkan.
Sikap abai Arion membuat dua orang utusan kerajaan itu tidak punya pilihan lain, mereka harus memaksanya untuk menghadap raja. Meskipun pada akhirnya, hanya menjadi daftar kesekian dari nyawa yang berhasil direnggut oleh Arion.
Langkahnya begitu pelan melewati desakan dan kerumunan di depan istana. Beberapa kali terdorong tapi tidak membuatnya urung membelah lautan manusia itu. Hingga akhirnya ia berdiri di tengah kerumunan dan membakar orang-orang yang berada di dekatnya dengan sihir.
Hanya sebentar, lautan manusia itu membuat jarak, menyisakan Arion yang berdiri mematung bersama empat orang laki-laki yang menggeliat kepanasan di sekitarnya.
"PENYIHIR!" jeritan terdengar.
"DIA PENYIHIR!" jeritan lain menimpali hingga kepanikan tercipta.
"Tuan Darmus. Panggil Tuan Darmus! Beliau pasti akan melindungi kita dari penyihir itu."
Kerumunan disibak dengan kasar. Empat orang penyihir berjubah hitam datang bersama Darmus yang tersenyum pongah. Sebentar lagi masa kejayaannya akan datang. Itulah pikirnya, meski pada akhirnya empat orang penyihir itu tidak dapat menyentuh Arion dan ... jeritan keputusasaan kembali mengalun bersamaan dengan penyerbuan pasukan Ardious dan Ranfel yang tiba di waktu yang tepat.
Pesta yang sesungguhnya baru dimulai.
****
Suasana hati Arion begitu buruk. Ia menengadah dan menatap rembulan yang begitu penuh dan terang. Malam itu akan menjadi akhir dari segalanya. Kemuakkan pada dunia yang telah membusuk akan memandunya untuk menjadi kunci dari segala akhir.
Baru saja melangkahkan kaki menuju keramaian, Arion dihadang oleh Raja James dan pasukannya. Mereka menginginkan kekuatan Arion. Perang kali ini tidak akan pernah mereka menangkan tanpa sihir terkuat yang tengah pemuda itu genggam di tangannya. Jika tidak dapat membuat Arion berpihak, maka dia harus dibunuh sebelum semuanya terlambat.
Bahkan non-penyihir sekali pun paham siapa yang akan menjadi kunci dalam perperangan kali ini.
"Bukankah kalian membenci penyihir, lalu mengapa berlutut meminta bantuanku yang seorang penyihir?" tanya Arion-retoris. Ia melangkah pergi, mengabaikan orang-orang itu. Pun tidak berminat untuk membunuh mereka.
![](https://img.wattpad.com/cover/293727519-288-k583745.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Story of Evil
Fantasy✨ Daftar Pendek Wattys 2023✨ Jika kau menganggap sihir hanyalah mitos, maka kemarilah! Akan kuceritakan kisah sebenarnya tentang sihir dan apa yang membuatnya terkubur dalam sejarah, bahkan enggan untuk diakui keberadaannya. *** Ratusan tahun lalu...