Tuesday Night, Yeou Café
Sungjin POV
"Geonbae!" teriak semua karyawan Firma Arsitek Heerim yang sekarang sedang berada di private room Yeou Café. Semua memegang kaleng bir dan meminumnya termasuk gue. Yeou Café memiliki private room di lantai 2, totalnya ada 3. Ruangan yang sedang ditempati 15 karyawan Heerim ini merupakan yang paling besar di antara semua private room. Ya Brian memang otak bisnisnya lancar banget, dia selalu punya celah yang kira-kira bisa menjadi peluang menghasilkan cuan.
Saat ini mereka sedang mengadakan welcoming party untuk Lee Jieun. Biasanya untuk acara tersebut diadakan di restoran korea terdekat, namun karena CEO Kim Ji Hyun tahu bahwa gue punya sahabat yang memiliki café dengan private room ya mengapa tidak dimanfaatkan saja. Karena sebenarnya ini bukan restaurant yang menyajikan makanan Korea, maka dari itu untuk rombongan kantor gw khusus Brian menyiapkan daging barbecue beserta panggangannya dan beberapa botol soju.
Setelah 2 jam menghabiskan berbotol-botol bir dan soju, akhirnya rombongan karyawan bubar karena CEO Kim Ji Hyun juga sudah pulang. Gue dan si bocah tengil Dowoon menjadi karyawan yang terakhir pulang karena masih ingin nongkrong dengan Brian. Saat lagi ngobrol di meja lantai 1 dekat kasir tiba-tiba kita melihat Jieun yang baru keluar dari WC café. Sontak gue dan Dowoon berdiri.
"Jieun noona belum pulang?" tanya Dowoon.
"Belum, tadi sakit perut hehe" jawab Jieun.
"Oh jadi ini Lee Jieun-ssi. Perkenalkan saya Kang Brian, sahabatnya Park Sungjin dan Yoon Dowoon, dan kebetulan pemilik Yeou Café." Tiba-tiba datang suara orang tak diundang. Duh males kan ini si Brian ngapain sih.
"Halo Kang Brian-ssi. Saya Lee Jieun. Café Anda sangat nyaman dan well-decorated, saya suka." balas Jieun sangat sopan. Gue ga tau sih ini pujian beneran atau cuma sekedar basa basi, tapi jujur gue akui memang dekorasi interior dan desain eksterior café ini luar biasa estetik sedap dipandang mata. Brian hanya senyum-senyum sambil memandang gue. "Maaf tadi saya lihat disitu ada panggung kecil, apakah suka ada live music?" tanya Jieun penasaran.
"Yap betul sekali. Setiap hari jumat dan sabtu kami ada Acoustic Night. Jika Jieun-ssi mau menonton, boleh loh.." jawab Brian. Lah kenapa dia jadi ngundang Jieun.
"Ada kita juga loh manggung setiap hari jumat malam." Tambah Dowoon si bangke.
"Kalian main band?" tanya Jieun yang dibalas anggukan oleh Dowoon, Brian, dan gue. "Pantesan jumat kemarin kalian buru-buru pulang bawa gitar sama cajon." Tambah Jieun. Iya betul jumat kemaren gue dan Dowoon punya kerjaan setumpuk karena tiba-tiba om-nya istri dari CEO kami minta di-desain rumah 2 lantai. Kami baru beres kerjaan tersebut sekitar jam setengah 7 malam, ya makanya buru-buru untuk ke Yeou Café untuk rehearsal terlebih dahulu sebelum perform. Untung keburu.
"Baiklah saya akan datang, terima kasih undangannya yah." Tambah Jieun yang dibalas senyuman penuh arti oleh Brian. "Ohiya sekalian saya pamit mau pulang, Sungjin kamu mau pulang sekarang?" tembak Jieun ke gue yang tiba-tiba gelagapan.
Gue dan Jieun sebenarnya tidak banyak mengobrol akhir-akhir ini, karena kebetulan Jieun selalu pulang duluan dan di kantor pun sedang tidak ada proyek kami bersama. Jieun sedang dipinjam sebentar oleh tim 2 karena mereka sedang mengerjakan proyek besar. Makanya gue kaget begitu Jieun ngajak pulang bareng di depan 2 bocah tengil ini. Melihat Jieun dan gue yang terlihat akrab, Brian dan Dowoon hanya tersenyum simpul dan saling bertukar pandang. Emang si bangke berdua.
"Iya sekalian deh. Yuk!" jawab gue.
"Oh jadi sekarang Sungjin dan Jieun-ssi sudah akrab ya.." usil Brian.
"Kebetulan tetangga, udah ah ga usah aneh-aneh. Pamit ya. Bye!" gue pamit ke Brian dan Dowoon, kemudian berjalan menuju pintu keluar café bersama Jieun.
Kami sekarang sedang berada di dalam kereta Seoul Metro. Dari Hongdae kami naik Subway Line 2 menuju stasiun Euljiro 4-ga kira-kita sekitar 8 stasiun yang harus dilewati. Akhir-akhir ini gue ga pernah dengar suara pertengkaran dari apartemen Jieun, mungkin sudah baikan kali ya dengan pacarnya. Entah kenapa gue memberanikan diri menanyakan pertanyaan yang cukup personal kepada Jieun.
"Maaf aku penasaran, apakah sudah baikan dengan pacar kamu?" tanya gue hati-hati kepada wanita yang sedang berdiri di sebelah.
"Sudah putus, haha." Jawab Jieun tanpa beban.
"Ah maaf." Gue jadi merasa tidak enak.
"Tidak apa-apa, aku memang sudah lama ingin putus.. Loh kok aku malah curcol." Jieun tertawa. "Ah sudahlah cerita percintaanku tidak seru. By the way, kamu main apa di band-yang-manggung-tiap-hari-jumat itu? Apa nama band-nya?" tanya Jieun penasaran.
Kereta baru saja berhenti di stasiun City Hall, banyak penumpang yang keluar di stasiun ini lalu gue melihat ada kursi kosong di paling pinggir. Dengan gestur tangan gue meminta Jieun untuk duduk disana. Jieun pun menurut, dan sekarang gue berdiri berhadapan dengan Jieun sambil menggenggam pegangan kereta. "Aku main gitar dan vokalis juga. Ohya nama bandnya 5Live." Jawab gue melanjutkan perbincangan.
"Wah keren dong!" teriak Jieun. "Ga sabar deh ngeliat kalian nge-band."
"Sebenernya biasa aja kok, kita juga main iseng-iseng aja dan demi memeriahkan Acoustic Night di café-nya Brian. Kebetulan kami semua kantoran, jadi ngeband hanya hobi aja." Gue jawab merendah sekenanya aja, ya iya lah dipuji sama cewek cantik siapa yang ga salah tingkah.
"Ah tapi tetap aja keren, kalian masih bisa menyempatkan untuk hobi masing-masing. Aku dulu suka main gitar dan piano, makanya waktu kuliah ikut kegiatan band itu. Tapi selain karena orang tuaku yang ngelarang, pacarku-yang-sekarang-jadi-mantan itu suka cemburuan kalau aku ikut band, jadi aku keluar deh.. Lah kenapa jadi curcol lagi ya?!" Jieun menutup mulutnya dengan kedua tangannya yang diikuti suara tertawa dari gue. Gemas sekali melihat tingkah laku Jieun yang berbanding terbalik dari gue yang konon kata orang-orang hidupnya datar.
"Haha ya kalau kamu mau main lagi, hari jumat bawa aja gitarnya." Ucap gue yang masih tertawa melihat Jieun.
"Oke baiklah. Malam ini aku coba deh main dulu pemanasan chord dasar, udah lama ga main."
Percakapan kami pun terhenti ketika announcer mengumumkan bahwa stasiun berikutnya adalah stasiun Euljiro 4-ga. Jieun lalu berdiri dari tempat duduknya kemudian kami berdua berjalan menuju pintu kereta sambil menunggu pintu terbuka.
*******
Writer's note: sekian update-an 2 chapter ini, kali ini aku pake POV Sungjin biar bisa tau pikiran Bapak ini gimana hehe.
KAMU SEDANG MEMBACA
Band Kantoran
Fanfiction5Live adalah band akustik yang beranggotakan 5 lelaki working class people yang setiap hari jumat tampil di Yeou Café di kawasan Hongdae milik salah satu personilnya. Park Sungjin salah satu member 5Live memegang posisi sebagai gitaris, pekerjaan...