Monday 12PM, Food Court lantai 12
Sungjin POV
Gue sekarang sedang mengantri makanan di food court bersama Jieun. Dowoon dan Nayeon katanya mau makan siang di luar, mumpung di kantor lagi ga mengejar deadline jadi agak santai. Menurut gue daripada makan siang di luar mendingan pulang cepet aja nanti sore. Oiya sepertinya Dowoon dan Nayeon berjalan lancar, mungkin. Emang adek gue ini jagoan ya. Jadi lah sekarang gue cuman makan berdua sama Jieun, sedangkan Chan yang 1 tim juga dengan kita menolak ajakan makan siang karena sudah ada bekal makan siang yang disediakan mamanya.
Setelah mendapatkan makanan, gue dan Jieun berjalan menuju meja yang kosong untuk 2 orang. Mau ga mau gue duduk berhadap-hadapan dengan Jieun. Walaupun gue sering makan siang dengan Jieun, tapi baru sekarang kami cuma berdua karena biasanya ramean bareng Dowoon dan Nayeon. Gue taruh nampan yang berisi makanan gue dan Jieun di meja tersebut, gue memberikan mangkok yang berisikan sundubu jjigae dan semangkok nasi pesanan Jieun lalu piring yang berisi paket tonkatsu ditaruh di depan gue. Jieun di belakang gue membawa dua gelas berisi jus semangka dan menaruhnya di meja. Gue lihat dia lupa bawa sedotan lalu gue berdiri dan balik ke stand minuman.
"Biar gue aja yang ambilin sedotan." Jieun yang sudah setengah berdiri akhirnya kembali duduk dan menata sumpit untuk diletakkan di sebelah makanan. Setelah gue balik dari mengambil sedotan akhirnya gue duduk di seberangnya Jieun dan menyantap tonkatsu.
"Kalau beli senar gitar yang murah dimana?" tanya Jieun yang tengah menuangkan semangkok nasinya ke dalam sundubu jjigae.
"Di Nakwon Instrument Arcade, aku kenal ahjussi yang jual senar berkulitas tapi harganya murah." Jawab gue. "Nanti kita kesana aja sambil jalan pulang."
"Ah ga usah repot-repot." Ucap Jieun merasa ga enak sepertinya.
"Ga papa kok itu searah sama jalan pulang kita. Itung-itung kamu udah ngasih kimchi banyak haha."
"Oh jadi harga kimchi cuman ditemenin beli senar doang?" raut muka Jieun tampak serius.
"Eh maksudnya bukan gitu.."
"Hahaha becanda becanda, kunyah dulu tuh tonkatsunya. Hahahahaha." ucap Jieun sambil tertawa namun tiba-tiba dia batuk-batuk karena tersedak. Beberapa butir nasi dari mulut dia sampai ke muka gue, namun gue lebih mengkhawatirkan dia makanya gue langsung bukain sedotan dan mengambil jus semangka punya dia untuk diminum. Setelah meneguk hampir setengah gelas akhirnya dia tenang.
Melihat muka gue yang kecipratan nasi, dia langsung membuka tissue basah yang ada di kantong kecilnya. Kemudian tangan kanan Jieun membersihkan muka gue dan tangan kirinya yang halus menahan di area pipi kanan gue. Gue jadi ga enak, perasaan apa ini disentuh sama cewek cakep. Karena gue ngerasa awkward, akhirnya gue mengambil alih tissue basah yang dipegang oleh Jieun.
"Gapapa aku bersihin sendiri aja, kamu makan gih tapi jangan dimuncratin lagi nasinya." Ucapan gue dibalas oleh suara tawa Jieun serta pukulan tangan kanannya ke bahu gue, ga terlalu kencang tapi entah kenapa gue senang.
8PM, Apartemen Jieun
Jam 6 tadi kita beres beli senar gitar, sebelum ke apartemen mampir dulu beli chicken dan cola untuk makan malam bareng di apartemen ditraktir Jieun. Iya makan malam bareng di apartemen, karena dia ga enak udah minta gue urusin gitarnya sampai bisa layak buat dipakai. Jam 7 sampai apartemen gue mandi dulu karena udah seharian di luar, dan sekarang jam 8 gue di depan apartemen Jieun nomor 1602 sudah pakai kaos tidur warna putih dan celana kotak-kotak navy. Gue lalu memencet bel yang ada di sebelah kanan pintu, ga lama kemudian pintu dibuka.
"Hai. Ayok masuk!" ajak Jieun. Dia juga sudah berganti kostum, tidak lagi memakai kemeja hitam dan rok pensil abu yang dikenakannya sejak pagi. Tampak sekarang dia memakai kacamata frame bulat dan kaos pink serta celana tidur bermotif beruang. Gue tersenyum melihat bentukan Jieun di luar kantor seperti ini, tetap manis.
Gue dipersilahkan duduk di sofanya yang berwarna putih di ruang TV yang suasananya beda dengan apartemen gue. Kalau apartemen gue dominan warna abu dan kayu, sedangkan apartemen Jieun dominan putih dan cokelat muda serta lantai kayu juga seperti apartemen gue.
"Boleh minta senar yang tadi sama gitar kamu?" ucap gue. Tidak lama kemudian Jieun membawa gitar pink nya dan bungkusan senar baru dan memberikannya kepada gue. Rasanya surreal saat bisa memegang lagi gitar pink ini. Perasaannya sama seperti 10 tahun yang lalu walaupun keadaan badan gitarnya sudah banyak baret sana sini. Gue lalu memasang senar baru dan gue coba tuning gitarnya.
Setelah 30 menit akhirnya gitar Jieun sepertinya layak dipakai. "Nih Jieun cobain udah enak belum?" gue menyodorkan gitar tersebut kepada Jieun. Dia langsung mengambil gitarnya dan memainkan beberapa chord dasar. Tampak mukanya senang sekali seperti anak kecil yang baru dapat mainan baru. "Terima kasih Sungjiiinn!" teriak Jieun yang duduk di sofa sedangkan gue sudah berpindah duduk di lantai kayu menghadap Jieun.
"Sama-sama. Mau dong liat kamu main gitar 1 lagu sambil nyanyi. Sebagai upah udah benerin gitar. Hehe." Entah kenapa gue ngomong kaya gini.
"Mau lagu apa?" tanya Jieun.
"Terserah kamu." Jawab gue sambil tersenyum menantikan pertunjukan yang khusus disiapkan untuk gue seorang.
Jieun berpikir keras lalu akhirnya memainkan chord intro yang gue hapal sebagai lagu yang berjudul Officially Missing You dari Tamia. Gue tersenyum begitu mendengar nada rendah yang dikeluarkan oleh Jieun begitu merdu. Pada verse ke-2 nada tinggi dari Jieun tidak kalah merdunya, semua notasi dapat tercapai dengan sempurna. Walaupun ada beberapa chord yang miss, gue sangat menikmati nyanyian Jieun yang diiringi lantunan gitarnya sampai akhir. Gue lalu bertepuk tangan sambil tersenyum puas.
"Duh maaf ya kayanya tadi banyak chord yang sumbang, maklum udah lama ga latihan tangan aku jadi frozen." Jieun lalu menyimpan gitarnya di sofa di sebelah tempat dia duduk.
"Buat yang udah lama ga latihan itu udah bagus banget. Kamu mau ga nanti jumat bawain 1 lagu di slot kita?" tanya gue. Jieun terlihat ragu. "Nanti aku liatin deh latihannya biar bagus."
"Boleh deh, tapi janji ya kamu kawal aku latihan!" jawab Jieun yang senangnya bukan main. Terlihat memang passion dia dalam musik, makanya sayang kalau ga dikembangin walaupun hanya hobi.
***
Writer's note: halo halo, aku sejujurnya ga tau apakah masih ada yg nungguin ato ga untuk cerita ini. Tapi gapapa, aku akan berusaha menamatkan cerita Sungjin IU ini hehe.. Maafkan beberapa hari ini terdistraksi All of Us are Dead, masih ga bisa move on dari Maen-su dan Banjang <3. Habis ini aku mau nonton genre rom-com lagi siapa tau bisa jadi inspirasi. Buat siapapun yg masih nunggu, mohon bersabar yaa :))
KAMU SEDANG MEMBACA
Band Kantoran
Fanfic5Live adalah band akustik yang beranggotakan 5 lelaki working class people yang setiap hari jumat tampil di Yeou Café di kawasan Hongdae milik salah satu personilnya. Park Sungjin salah satu member 5Live memegang posisi sebagai gitaris, pekerjaan...