Chapter 1

141 22 8
                                    

Friday night 9PM – Yeou Café

"Terima kasih sudah menonton kami, 5Live, lagu tadi merupakan penutup performance kami untuk hari ini, sampai jumpa jumat depan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Terima kasih sudah menonton kami, 5Live, lagu tadi merupakan penutup performance kami untuk hari ini, sampai jumpa jumat depan. Bye-ing~" ucap Park Sungjin, leader dari band 5Live sebuah band akustik yang rutin mengisi slot Acoustic Nights hari jumat dari jam 8 sampai jam 9 malam.

"Kyaaaa kyaaa" teriak para penonton perempuan yang berusia 20-an awal. Band 5Live merupakan band akustik tanpa label. Mereka beranggotakan 5 lelaki pekerja kantoran yang berwajah tampan dan bersuara merdu, tidak heran banyak fans-nya yang setia datang setiap minggu untuk menghadiri Acoustic Nights.

Acoustic Nights merupakan acara rutin mingguan yang diadakan di Yeou Café setiap hari Jumat dan Sabtu malam. Pemilik Yeou Café adalah salah satu member dari 5Live yaitu Kang Younghyun atau bisa dipanggil Brian, memegang posisi sebagai bassist, vokalis, dan rapper juga. Selesai kuliah di Hongik University jurusan Administrasi Bisnis, dia kursus barista dan baker di Kanada lalu membuka Café di Soeul kawasan dekat dengan kampusnya dulu. Awalnya sih dia bilang sekalian observasi mahasiswi-mahasiswi cantik. Walaupun sering flirting ke cewek-cewek tapi dia belum bisa berkomitmen karena konon masih belum melupakan first love-nya saat masih kuliah. Yeou Café terbilang cukup sukses, yang awalnya hanya sepetak sekarang sudah sukses sampai membangun 2 lantai dan Brian berencana membuka cabang di Itaewon.

Balik lagi ke Acoustic Nights, Brian mencetuskan ide itu awalnya karena dia kangen main bandselain untuk menarik customer juga. Karena itu dia mengemukakan idenya kepada Sungjin agar bapak leader mengumpulkan anggota-anggotanya, tanpa disangka semua setuju untuk membentuk kembali band dengan format akustik sebagai pengisi slot di Jumat malam. Pengisi acaranya merupakan band-band akustik independent tanpa label, namun ada saja setiap bulan band yang sudah terkenal menjadi guest di café tersebut seperti 10CM atau bahkan pernah soloist seperti Eric Nam yang mengisi slot Acoustic Nights. Semua itu berkat salah satu member 5Live lain yaitu Park Jaehyung yang merupakan seorang produser dan penyiar radio yang mempunyai kenalan banyak musisi.

"1 Iced Americano, Brian please!" teriak Park Jaehyung atau akrab dipanggil sebagai Jae ketika berjalan melewati kasir menuju meja yang kosong di dekat jendela. Jae, 29 tahun, posisinya sebagai gitaris merupakan seorang produser dan penyiar radio swasta di Korea. Dia berasal dari Los Angeles sampai sekolah menengah atas, lalu pindah ke Korea bersama keluarganya. Dia juga kuliah di Hongik University namun di jurusan Advertising. Selain itu dia mempunyai pekerjaan sampingan yaitu sebagai vlogger dan podcast dengan tema "What's like living as a foreigner in Korea" yang followers-nya sangat banyak.

"Oke, Hyung! Yang lain apa?" jawab Brian sambil memakai apron berwarna khaki yang digantung dekat coffee machine.

"Gue mau café latte, hyung." ucap Kim Wonpil yang baru saja duduk di hadapan Jae. Wonpil, 27 tahun, yang merupakan keyboardist di 5Live dulunya merupakan lulusan cum laude dari departemen Korean Language and Literature di Hongik University. Setelah lulus dia ditawari menjadi dosen di almamaternya sampai sekarang. Selain itu dia menjadi songwriter di salah satu music agency yang men-debut-kan beberapa idol grup terkenal di Korea.

"Gue sama kaya Wonpil hyung, Hyung!" teriak bocah 26 tahun bersuara bass yang sudah duduk di samping Wonpil sedang membereskan stik drum-nya untuk dimasukkan ke sling bag hitam. Bocah tersebut bernama Yoon Dowoon yang merupakan drummer sekaligus vokalis malu-malu. Dowoon kadang main drum menggunakan drum set, atau kadang dia memainkan cajon. Dowoon bekerja sebagai arsitek di Heerim Architectural Firm sejak 1 tahun yang lalu.

"Gue iced tea aja, yang house blend. Thank you!" ucap lelaki bernama Park Sungjin yang sudah duduk di sebelah Jae sambil merapikan belahan rambutnya. Sungjin, 28 tahun, adalah seorang arsitek di firma yang sama dengan Dowoon yang dulunya merupakan junior Sungjin di kampus dengan jurusan yang sama pula. Setelah lulus Sungjin meneruskan kuliah master di Tsinghua University, Beijing, China selama 2 tahun. Kemudian dia diajak oleh seniornya untuk bekerja di Heerim Architectural Firm, setelah 3 tahun sekarang dia sudah menjadi project manager. Sungjin memegang posisi sebagai leader dan gitaris.

Setelah 10 menit menunggu, minuman mereka akhirnya datang. Seperti biasa setelah manggung mereka akan nongkrong di café tersebut selama kurang lebih 1 – 2 jam, tergantung obrolannya sedang asyik atau tidak. Saat ini obrolan sedang membahas lagu apa yang akan dibawakan minggu depan. Setiap minggu mereka akan membawakan 5 buah lagu, 1 lagu per member, biasanya hari minggu sudah ada song list yang fix lalu mereka akan latihan instrument dan vocal sesuai part masing-masing. Pada hari jumat-nya sebelum manggung mereka akan latihan sekali untuk mengharmonisasikan.


11PM, Gedung Apartemen Sungjin

"Ting!" suara bel lift berhenti di lantai 16. Sungjin yang memakai coat hitam dan masih mengenakan kemeja kerja berwarna abu-abu keluar dari lift dan berjalan di lorong menuju kamar 1601 sambil membawa tas hitam berisikan gitar akustiknya yang bernama Atom. Sambil berjalan dia melihat tumpukan barang di depan apartemen seberangnya nomor 1602, tampaknya itu merupakan barang penghuni baru yang baru saja pindah hari ini. Tepat di depan pintu 1602 terdapat seorang perempuan yang kira-kira seumuran dengan Sungjin sedang mengangkut tas gitar berwarna cokelat. Wajah perempuan tersebut tidak terlihat jelas namun silhouette-nya terasa familiar. Karena terlalu fokus melihat perempuan tersebut, kaki Sungjin tidak sengaja menyenggol kardus di depannya.

"Hey hati-hati kalau berjalan." Bukan perempuan tersebut yang berbicara, melainkan laki-laki yang baru saja keluar dari pintu 1602 mengenakan jaket hijau army yang Sungjin kira adalah suami dari perempuan tersebut.

"Maaf saya tidak melihatnya." Jawab Sungjin sambil membungkuk. Karena terlihat banyak sekali barang yang belum dibereskan dan saat ini sudah terlalu malam, Sungjin menawarkan bantuan kepada lelaki tersebut. "Apakah Anda perlu bantuan?" tanya Sungjin

"Oh tidak usah. Terima kasih. " jawab lelaki tersebut.

"Baiklah, saya masuk dulu" tanpa menunggu jawaban dari lelaki di sebrangnya, Sungjin lalu membuka pintu apartemen dengan kunci password. Setelah bell tanda kunci terbuka, Sungjin pun masuk ke dalam apartemennya.

Setelah menaruh tas gitar dan menggantung coat-nya, Sungjin masih memikirkan wanita yang barusan dilihatnya yang terasa begitu familiar. Sambil merebahkan badannya di sofa living room dia pun masih mengingat-ngingat perempuan tersebut dengan rambut sebahu berwarna dark brown. Pikiran Sungjin kembali ke dunia nyata karena bunyi notifikasi grup Kakao Talk 5Live.

*******

Writer's note: Hai terima kasih yang sudah vote, aku jadi semangat untuk menulis ceritanya hehe. Jadi aku memasangkan Sungjin dan IU karena aku rasa mereka akan menjadi pasangan yang cocok sebagai line 93, apalagi mereka sama-sama songwriter, suara yang bagus, dan jago main alat musik. Sekian untuk chapter 1 ini, semoga suka <3

Band KantoranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang