Chapter 12

59 19 0
                                    

Tuesday Night, Apartemen Jieun

Sungjin POV


-5Live KakaoTalk Group Chat-

Sungjin: Guys kalau Jieun mau ngisi 1 lagu solo buat jumat malem boleh ga?

Brian: Boleh banget dong hyung! Gue ga sabar denger suaranya.

Sungjin: Bagus banget pokoknya

Wonpil: Ciye udah dininaboboin sama Jieun noona ya?

Sungjin: Enak aja

Notifikasi chat gue biarkan berbunyi, gue tau abis itu mereka sibuk ceng-cengin gue, cape ngeresponnya. Gue lalu menaruh handphone di coffee table berbahan kayu warna putih di apartemen Jieun. Sesuai perjanjian gue bakal ngawal dia latihan buat persiapan performance jumat malam. Dia sudah memilih lagu untuk dibawakan yaitu Introduce Me a Good Person dari Joy. Tadinya dia mau Sleepless Rainy Night lagunya Kim Gun Mo. Gue bilang susah amat, kalau mau nanti-nanti aja terus diiringin sama yang lain biar lebih bagus dan akhirnya dia setuju.

Sambil ngeliatin Jieun latihan, gue juga ga mau kalah bawa si Atom kesini. Gue harus ngulik 4 lagu yang sudah disetujui oleh semua anak-anak 5Live. Kenapa cuma 4 lagu, karena 1 lagunya spesial kita kasih slot buat Jieun sendiri. Lagu yang bakal kita nyanyiin lagu ballad semua yaitu I Say I Love You Again dari Kim Dong Ryul, I Don't Love You dari Urban Zakapa, Time with You dari Kyuhyun, dan Miss You dari Kim Bum Soo. Untuk lagu terakhir gue disuruh nyanyi solo tanpa main gitar, request dari Brian. Ya kenapa ga, itu juga lagu favorit gue jadi udah hafal di luar kepala.

Gue dan Jieun sudah selesai latihan dan makan. Muka Jieun tampak lelah, dia lalu membuka kulkas di dapurnya dan mengambil 2 kaleng bir dan memberikan 1 kaleng ke gue yang sudah dibuka. Kalau tuan rumah sudah menawarkan ga boleh ditolak kan. Walaupun gue tetap berhati-hati karena alkohol bukanlah sahabat yang baik di tengah-tengah 2 manusia beda gender yang berada di satu ruangan.

"Kamu ga takut ngasih aku alkohol?" tanya gue.

"Takut apa?" tanya Jieun yang sudah menghabiskan setengah kaleng bir.

"Ya aku kan cowok yang baru kamu kenal, bahaya loh." Gue berkata basa basi.

"Aku percaya kamu ga akan berbuat aneh. Kalaupun iya nanti aku laporin ke CEO Kim Ji Hyun." jawab Jieun membuat gue tersenyum-senyum sendiri. Gue lalu meminum bir yang sudah diberikan Jieun. Suasana hening menyelimuti ruang TV apartemen Jieun, lalu tiba-tiba Jieun bertanya.

"Jumat kemarin pas kamu bawain lagu Above the Clouds kamu mikirin siapa?"

Gue kaget dan berpikir sejenak, ga nyangka Jieun bertanya langsung di depan muka gue. "Mikirin sahabatku yang meninggal 10 tahun yang lalu." jawab gue.

"Ah maaf. Turut berbela sungkawa ya.." Jieun berdiri lalu duduk di lantai bareng gue dan mengelus punggung gue.

"Aku bikin lagu itu dibantu sama Jae dan Brian yang didedikasikan untuk sahabat aku yang meninggal, dia kecelakaan." Tambah gue yang tidak sadar ternyata mata gue sudah menitikkan air mata. Jieun masih mengelus punggung gue dan membiarkan gue dalam diam. Tidak mau berlama-lama dalam kesedihan gue lalu menanyakan hal yang personal lagi ke Jieun, mumpung masih dalam pengaruh alkohol.

"Oiya aku mau nanya dong. Kamu putus sama pacar kamu kenapa? Soalnya pas awal kamu pindah selalu kedengeran kalian berantem." Sumpah mati gue penasaran, ya gue udah siap-siap ga akan dijawab oleh Jieun sih.

"He abused me. Verbal dan fisik." Jieun ternyata menjawab pertanyaan gue. "Dulu saat masih kuliah cuma suka cemburuan aja, tapi akhir-akhir ini dia jadi kasar. Aku sempat LDR dengan dia waktu aku kerja di Busan, terus kata temen-temen ada kabar dia suka jalan sama perempuan lain dan tentu saja aku ga percaya. Aku iseng konfirmasi ke dia tapi dia malah marah-marah. And that's when he started to abuse me. Berlanjut saat aku pindah ke Seoul. Karena aku udah ga tahan akhirnya aku putusin walaupun dia masih ga terima." Jieun sangat tegar saat menceritakannya, sama sekali tidak menangis.

"Jieun maaf ya aku jadi membuka luka lama kamu." Gue jadi ga enak.

"Ga papa itu sudah berlalu. Aku justru lega sekarang udah lepas dari cowok itu." Jieun berbicara sangat bijak.

"Aku senang mendengarnya." Gue melingkarkan tangan gue dan merengkuh badan Jieun, salahkan alkohol. Gue tersenyum lega melihat Jieun yang begitu tegar dan bijak memandang kehidupan ini. Jieun yang sudah di tahap ini pasti sudah melalui masa-masa sulit yang kita tidak ketahui bagaimana cara melewatinya. Jujur gue makin tertarik melihat pribadi Jieun yang tangguh ini.

Setelahnya kami masih ngobrol ngalor ngidul. Entah kenapa gue merasa nyaman, dan sepertinya Jieun juga nyaman. Ya semoga. Gue ingin mengenal Jieun lebih dalam, dan dengan makin sering mengobrol gue jadi ingin makin lebih tau kepribadian Jieun.

****

Band KantoranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang