D

438 82 11
                                    


Ningsih langsung memutuskan kontak matanya dengan Shons, saat dia tau yang ditabraknya barusan adalah lelaki itu.

"Iya.. gak apa-apa." Jawab Ningsih pada Citra. Sekretasinya Shons itu yang bertanya barusan apa dia baik-baik saja.

Bahkan Citra lansung buru-buru menghampiri Ningsih yang terjatuh, dia juga ikut berjongkok dilantai memastikan kondisi karyawan yang bertabrakan dengan atasannya.

Sedangkan Shons hanya tetap diam membisu ditempatnya berdiri, jangankan untuk menolong, mengeluarkan suarapun lelaki itu tidak ada.

Shons hanya memperhatikan Ningsih, karyawan yang membuat dirinya sedikit terkejut dengan tatapan mata itu, begitu familiar.

Ningsih harus berterima kasih dengan masker yang lagi-lagi sedang dia pakai. Masker itu sangat menolong dirinya agar tak dikenali oleh Shons.

"Ning.. kamu kenapa?" Ujar Saka panik menghampiri temannya itu. Bahkan tadi lelaki itu sempat berlari saat keluar dari toilet dia melihat Ningsih duduk dilantai.

Sekarang Saka ikut berjongkok disebelah kanan Ningsih, sedangkan disebelah kiri gadis itu ada Citra.

"Gak apa-apa." Jawab Ningsih lagi.

"Tadi tidak sengaja bertabrakan dengan pak Shons, jadinya dia terjatuh." Citra menjelaskan situasi yang terjadi tadi.

Saka dengan reflek melihat ke arah lelaki yang sedang berdiri menjulang di depan mereka. Shons hanya diam disana, sambil menatap balik ke arahnya.

"Kamu mau ke klinik? Biar aku antar. Mau di gendong?" Saka mengabaikan Shons, dia lebih menghawatirkan kondisi Ningsih. Apalagi tadi temannya itu bilang sedang sakit.

"Tidak perlu. Aku masih bisa berjalan. Antar aku keruangan HRD aja."

"Baiklah. Ayo berdiri." Saka membantu Ningsih berdiri dengan hati-hati. Bahkan Citra juga ikut membantu.

"Terima kasih." Ucap Ningsih bergantian menatap Citra dan Saka saat dirinya sudah berdiri.

"Maaf pak, ini semua karna kecerobohan saya. Saya sekali lagi minta maaf." Ningsih bicara pada Shons tanpa menatap lelaki itu. Ia hanya menunduk menatap lantai.

Tetap Shons tak merespon apapun. Karna lelaki itu sibuk memperhatikan Ningsih, dia berkutat dengan fikirannya, merasa mengenal betul karyawan perempuan dihadapannya ini.

"Ayo kita pergi." Saka udah jengkel duluan melihat itu. Temannya yang jatuh disini, tapi lelaki berpakaian jas lengkap ini tidak merespon apapun permintaan maaf Ningsih.

Bukankah lelaki itu yang seharusnya minta maaf? Apa karna dia atasan jadinya tak pernah merasa salah?

"Saya Permisi." Pamit Ningsih pada Shons dan Citra. Karna Saka sudah menarik pelan tangannya.

"Hati-hati. Jika nanti sakitnya berlanjut, harus segera ke klinik ya." Ucap Citra khawatir. Karna dia menyaksikan sediri bagaimana tadi Ningsih jatuh ke lantai dengan keras.

Hanya dibalas anggukkan oleh Ningsih, lalu dia berjalan menuju ruang HRD dibantu oleh Saka. Lelaki itu memapah Ningsih dengan hati-hati.

"Kamu pulang aja bareng aku."

"Masa baru datang udah pulang?" Ningsih hanya memutar bola matanya bosan. Sekarang mereka sudah berada di ruang HRD, Ningsih sudah duduk di kursi kerjanya. Sedangkan Saka duduk di kursi kerja Yuki yang memang bersebelahan dengan meja kerja gadis itu.

"Kamu sakit begini, nanti biar aku yang bicara sama pak Heri."

"Gak apa-apa. Aku sakitnya gak parah kok."

Pabrik T(c)intaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang