"Satu kampus, dan juga tinggal di gedung apartemen yang sama. Aneh gak sih?"
Ningsih menghentikan langkah kakinya yang tadi ingin masuk kedalam ruangan departemen HRD.
Sekarang ia berdiri di ambang pintu agak melimpir ke arah tembok, Ningsih tau yang sedang dibicarakan oleh rekan-rekan HRD nya di dalam sana adalah dirinya.
Yang terjadi didalam ruang rapat tadi pasti akan segera menyebar. Dengan bumbu-bumbu yang ditambahkan.
Setelah dari ruangan Shons, Ningsih pergi ke mushola untuk sholat ashar. Pas kembali ke ruangannya, ia malah mendengar para rekan kerja diruangannya membicarakan dirinya.
"Apanya yang aneh? Tidak ada."
Ningsih tersenyum simpul mendengar jawaban dari Raju, rekan kerjanya satu itu memang terkenal sangat baik. Selalu berfikiran positif.
"Ningsih kuliah diluar negeri, dan juga tinggal di apartemen yang bagus. Tentu saja aneh." Haikal tetap dengan pendiriannya.
Suara yang di dengar pertama kali oleh Ningsih tadi adalah suara Haikal.
"Dia kuliah jalur beasiswa, dan soal tinggal di apartemen yang sama dengan kepala divisi, itu memang mencurigakan." Yiren menyahuti.
"Palingan dia punya kerja sampingan disana." Kata Soting dengan senyum mengejeknya.
"Benar. Mungkin Ningsih kuliah sambil bekerja." Raju menyetujuinya.
Padahal kerja yang didalam otak Raju berbeda dengan kerja yang difikirkan Soting.
"Bekerja seperti apa yang bisa tinggal di apartemen yang bagus?" Tanya Haikal meremehkan.
"Diluar negeri kan pergaulannya bebas. Kalian taulah." Bisik shawa.
"Benar juga. Ningsih kan tidak jelek." Kata Yiren.
Dibalik pintu Ningsih hanya bisa tersenyum mengejek. Lancar sekali orang -orang ini mengosipkan dirinya yang tidak-tidak.
"Apa maksudnya?" Raju tidak mengerti.
"Apa yang kalian bicarakan?" Yuki datang dengan marah, dia sedikit mendengar percakapan rekan-rekan kerjanya ini.
Karna sudah tidak tahan, Yuki datang menghampiri mereka yang sedang bergosip.
"Menurutmu?" Soting malah menantang balik.
"Soting.. berhenti menyebarkan gosip yang tidak-tidak. Suka sekali kamu memfitnah orang."
"Siapa yang bergosip. Kami membicarakan fakta." Bela Yiren tak terima.
"Fakta apa? Kalian hanya bicara omong kosong."
"Kenapa kamu yang marah? Bukan kamu yang kami bicarakan." Balas Soting.
"Aku tidak peduli kalian bicara apapun itu, asal itu adalah sebuah kebenaran. Bukan asal bicara seperti ini."
"Asal bicara? Kamu diam saja kalau tidak tau apapun. Aku yang ada diruang rapat tadi. Bukan kamu." Soting terpancing emosi melihat Yuki yang bicara nyolot padanya.
"Kalian mempermasalahkan Ningsih yang tinggal di gedung apartemen yang sama dengan kepala divisi, bicara seolah Ningsih bisa tinggal disana karna hal yang tak masuk akal. Itu namanya fitnah."
"Jadi menurutmu? Bagaimana anak beasiswa tinggal di apartemen yang bagus?" Tantang Soting.
"Kenapa bertengkar? Sudah ya." Lerai Raju.
"Kenapa diam? Kamu juga tidak tau kan." Yiren tersenyum remeh.
Mereka tidak memperdulikan omongan Raju barusan. Dan tetap dengan persitegangan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pabrik T(c)inta
FanfictionDi pabrik itu tempat berbagai jenis orang berkumpul, dengan tingkah laku yang berbeda. Dari yang rajin sampai yang malas. Dari yang caper sampai yang pendiam. Dari yang baik sampai yang jahat. Ningsih staff HRD yang menyaksikan semua tingkah sesama...