F

419 89 21
                                    

○●

"Shons." Gumam Ningsih pelan.

Ningsih begitu kaget, sehingga gadis itu selangkah berjalan mundur. Shons sekarang berdiri persis didepannya, lelaki itu menemukan dirinya, Shons mengetahui keberadaan dirinya sekarang.

Jantung Ningsih berdetak dua kali lebih cepat, ia takut, sangat takut. Apalagi melihat tatapan dingin dari mata lelaki itu.

Shons membenci dirinya.

Hal yang wajar, mengingat pertemuan terakhir mereka dua tahun lalu. Itu bukanlah sesuatu yang baik, mereka saling meluapkan segala emosi saat itu, tanpa ada yang mengalah.

Dan tanpa ada satupun yang terselesaikan. Karna Ningsih memilih untuk kabur ke kota ini. Dan sejak saat itu tak pernah bertemu dengan Shons lagi.

"Sepertinya, kamu baik-baik saja." Shons melihat Ningsih dari bawah ke atas. Memperhatikan dengan intens yang terlihat ditubuh sang gadis.

Ningsih sehat tanpa kekurangan apapun. Bahkan gadis itu masih seperti dulu, modis dan selalu berdandan dengan baik.

"Kamu sudah bisu sekarang? Bukankah dulu kamu begitu berisik?" Ejek Shons. Ia hanya merasa lucu melihat tingkah Ningsih yang melihatnya seperti melihat setan.

Gadis itu tampak pucat, dengan mata yang melotot melihat kearahnya.

"Anda salah orang." Setelah mengumpulkan kewarasannya, Ningsih mulai bertindak. Dia tidak bisa terus-terusan berada disini, berdiri didepan Shons.

Lelaki yang tak ingin dia temui lagi, lelaki yang ingin dia lupakan selamanya.

Ningsih dengan cepat berjalan menjauh, dia harus kabur.

Tentu Shons tidak akan membiarkan Ningsih kabur begitu saja. Lelaki itu mengejar langkah kaki Ningsih yang berjalan begitu cepat.

Sayangnya, Shons kehilangan jejak. Ningsih berhasil kabur entah kemana.

"Kamu kenapa?"

Saka heran melihat Ningsih yang berlari ngos-ngosan, seperti dikejar oleh seseorang.

Beruntung tadi Ningsih bertemu dengan Saka, saat lelaki itu baru keluar dari ruang ganti.

Dan Ningsih dengan cepat mengajak Saka masuk kembali kedalam ruang ganti. Dan disinilah mereka sekarang.

Ningsih melihat sekeliling, tanpa menghiraukan pertanyaan Saka barusan.

Aneh, ini bukan seperti ruangan ganti. Ruangan ini begitu luas dan sangat privat.

"Kita masuk kemana?" Ningsih panik sendiri, karna dia yang mengajak Saka masuk kesini tadi. Ia hanya merasa tidak enak, bisa jadi ini ruangan yang tak semua orang bisa masuki.

"Ruang ganti." Jawab Saka. Dan sukses membuat Ningsih menatap Saka tak percaya.

Ruang ganti seperti apa yang luas begini?

"Jangan bercanda, ayo keluar, nanti kita dimarahi karna masuk sembarangan."

Baru saja Ningsih ingin membuka pintu, tapi dengan cepat diurungkan niatnya itu. Dia ingat Shons. Bisa jadi lelaki itu masih ada disini. Dan lebih parahnya bagaimana jika lelaki itu berdiri dibalik pintu ruangan ini.

Saka menatap Ningsih bingung, bukankah gadis itu ingin keluar? Lalu kenapa diam membatu di depan pintu?

"Kita disini dulu gak apa-apa kan?" Tanya Ningsih yang sekarang sudah berubah fikiran. Ia menatap Saka penuh harap. Karna tidak mungkin ia keluar sekarang, Shons pasti masih berada disekitar sini.

Pabrik T(c)intaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang