○●
"Saka."Ningsih mendekat ke arah Saka yang sedang berdiri di depan loker miliknya.
Lelaki itu langsung menoleh ke arah Ningsih.
"Kok lama?" Tanya Saka.
"Kok kamu disini?" Ningsih malah balik bertanya. Dia mengabaikan pertanyaan Saka barusan.
"Nunggu kamulah." Jawabnya.
"Ini udah jam tujuh lewat, seharusnya kamu sudah masuk kedalam departemen produksi untuk bekerja. Kenapa masih disini?"
Kena omel si Saka sama Ningsih. Lagian lelaki itu suka sekali melanggar aturan pabrik.
"Aku udah ijin sama mas Juna tadi"
"Kebiasaan begitu. Nanti mas Juna lama-lama jadinya marah sama kamu." Ningsih memperingati.
"Mas Juna gak pemarah." Faktanya emang begitu. Mas Juna jarang sekali marah.
"Ya siapa tau. Udah kamu bikin jengkel terus, nanti mas Juna pindahin kamu ke gudang baru tau rasa."
"Gak akan. Mau ngapain aku disana? Main mobil-mobilan?"
"Tuhkan ngeyel terus. Mau ngapain kamu disini? Nungguin aku?"
Ningsih udah males ladenin temannya ini. Pasti ada aja bacotnya.
"Iyalah. Nungguin siapa lagi."
"Ya udah. Bicara, kamu mau apa? Biar kamu cepet masuk kerja. Jangan sengaja ngulur-ngulur waktu begitu."
"Tenang aja, gak mepet kok. Aku masuk kerjanya nanti jam sepuluh."
"Kenapa jam sepuluh?"
"Ya gak apa-apa. Aku mintanya begitu tadi ke mas Juna, dan disetujui kok."
"Kalau mau masuk jam sepuluh, kenapa jam tujuh sudah ada disini?"
"Mau jemput kamulah."
"Apa?" Ningsih masih belum bisa mencerna apa yang barusan di ucapkan oleh Saka.
"Ayo pulang."
"Pulang?" Ningsih masih melongo.
"Iya.. pulang. Kan kamu lagi sakit, jadi biar aku yang antar sampai apartemen."
"Kamu serius?"
"Astaga. Mau pulang gak?" Sekarang malah Saka yang frustasi dengan tingkah bodohnya Ningsih.
"Iya." Jawabnya.
Sebenarnya sudah bukan hal tabu lagi mereka pulang bareng. Setiap satu shift, Ningsih selalu pergi dan pulang kerja bareng sama Saka.
Tapi hari ini beda, mereka tidak satu shift. Namun Saka rela jam kerja lemburnya dipotong hanya untuk mengantar Ningsih pulang.
"Kok baik banget. Kan aku jadi curiga." Takutnya nanti Saka punya niat terselubung.
"Wajar aja, kan kamu lagi sakit. Aku sebagai teman dan tetangga yang baik harus membantu. Lagian aku tau nanti pasti kamu bakalan pesan gojek buat pulangkan? Itu gak baik, yang ada nanti tambah flu."
"Sok tau. Aku mau pesan gocar kali. Dan juga, pulang bareng kamu kan naik motor juga."
"Siapa bilang? Aku bawa mobil."
"Lah.. tumben?" Biasanya kan Saka selalu bawa motor kesini, Ningsih selalu dibonceng begitu. Belum pernah dia ditumpangi mobil tiap pergi bekerja ke pabrik. Selalu lelaki itu bawa motor.
"Aku kalau shift malam bawa mobil."
"Sejak kapan?"
"Udah lama. Kamu gak pernah shift malam.. ya mana mungkin bisa tau aku bawa mobil."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pabrik T(c)inta
FanfictionDi pabrik itu tempat berbagai jenis orang berkumpul, dengan tingkah laku yang berbeda. Dari yang rajin sampai yang malas. Dari yang caper sampai yang pendiam. Dari yang baik sampai yang jahat. Ningsih staff HRD yang menyaksikan semua tingkah sesama...