○●
"Ning... bangun.." Fitri menepuk pelan bahu Ningsih yang sedang tidur."Hmm.." gumam Ningsih pelan tanpa membuka matanya. Ia masih ngantuk.
Tadi subuh mereka sudah bangun. Udah mandi dan sholat subuh juga, hanya saja Ningsih memilih untuk melanjutkan tidurnya lagi.
Berbeda dengan Fitri, mbak Sekar dan kak Navisa. Mereka memilih untuk beres-beres, mumpung libur.
Mbak Sekar nemenin kak Navisa mencuci di lantai tiga. Sedangkan Fitri balik ke kamar kost-nya untuk membersihkan kamarnya yang berantakan.
Dan Ningsih tertidur nyenyak di atas ranjangnya kak Navisa.
"Ayo sarapan." Ucap Fitri lagi. Sekarang ia sudah duduk di pinggir ranjang, tepat disebelah Ningsih yang sedang berbaring.
"Sudah jam berapa?" Tanya Ningsih yang sekarang sudah duduk.
"Sembilan. Cuci muka sana, kita sarapan di taman."
"Kenapa ditaman?" Ningsih heran.
Taman yang dimaksud adalah taman yang ada di depan kost-an ini. Taman yang sengaja dibikin oleh pemilik kost-an untuk penghuni disini menghabiskan hari duduk berbincang-bincang santai.
"Barusan Epul nelfon, Saka datang bawa banyak makanan."
"Saka?" Ningsih dengan cepat mengambil handphone miliknya di atas nakas samping tempat tidur.
Dan benar saja, di layar handphone milik Ningsih terdapat beberapa notifikasi panggilan tak terjawab, dan beberapa chat dari Saka.
"Ayo cepat.. mereka udah nunggu dibawah."
Ningsih buru-buru turun dari ranjang dan mengintip ke arah jendela, dari atas sini Ningsih bisa melihat Saka dan Epul dan beberapa orang yang sepertinya penghuni kost-an ini sedang duduk di bangku taman.
"Mbak Sekar dan Kak Navisa mana?" Tanya Ningsih. Karna tidak menemukan dua orang itu dikamar ini.
"Masih di ruang cuci. Ini aku mau nyamperin, kamu cuci muka aja dulu. Aku ke atas ya mau kasih tau mereka."
Dibalas anggukan oleh Ningsih, dan Fitri pun berlalu dibalik pintu.
○●
"Pagi sayang." Sapa Fitri ceria. Sambil duduk disamping pacarnya, Epul.
"Pagi." Jawab Epul tak kalah senangnya.
Sekarang Ningsih, Fitri, mbak Sekar dan kak Navisa sudah ada ditaman. Nyamperin Epul dan Saka yang tadi nungguin mereka untuk sarapan bareng disini.
"Banyak banget." Ningsih bukannya menyapa Saka, gadis itu malah salfok dengan paper bag Mcd yang banyak di atas meja.
"Mau hajatan?" Lanjutnya lagi.
"Iya.. hajatan kucing tetangga lahiran." Jawab Saka sekenanya.
Ningsih mendengus mendengar jawaban temannya itu. Sekarang memilih duduk disebelah Saka, sambil membuka satu persatu paper bag Mcd. Ingin tau apa saja yang di beli oleh lelaki itu.
"Wah.. bubur ayam." Ningsih mengeluarkan box bubur ayam dari paper bag.
Ningsih kan doyan makan bubur ayam kalau pagi. Selain pagi ogah.
"Tadi lebih banyak lagi. Ini udah dibagiin ke penghuni kost-an yang lain separuh." Ujar Epul memberitahu.
Ningsih langsung menoleh ke arah Saka yang tampak tak peduli. Lagian bukan sekali ini aja Saka suka traktir mereka makanan. Udah sering malahan.
"Mbak.. kak.. ayo dimakan. Mau apa? Ambil aja." Ucap Saka mengalihkan pembicaraan dengan menyuruh kak Navisa dan mbak Sekar mengambil makanan di atas meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pabrik T(c)inta
FanfictionDi pabrik itu tempat berbagai jenis orang berkumpul, dengan tingkah laku yang berbeda. Dari yang rajin sampai yang malas. Dari yang caper sampai yang pendiam. Dari yang baik sampai yang jahat. Ningsih staff HRD yang menyaksikan semua tingkah sesama...