○●
"Kapan?"
"Apa?" Saka menatap heran Ningsih yang bertanya ambigu kepada dirinya.
"Kapan kamu nginap disini?" Tanya Ningsih menjelaskan. Tadi saat manajer resort menawarkan diri untuk mengantarkan mereka melihat-lihat sekeliling resort, Saka menolak.
Lelaki itu bilang, sudah hafal seluk beluk resort ini karna sering menginap. Jadi tak perlu ditemani. Mau tak mau manajer resort mengiyakan.
Memang benar Saka tau semua fasilitas yang ada diresort ini, dia sudah menjelakan dan memperlihatkannya secara rinci pada Ningsih.
Dan jadilah sekarang hanya mereka berdua berjalan-jalan sekeliling resort.
"Kenapa? Kamu berfikiran yang aneh-aneh ya?"
Ningsih hanya membuang wajahnya ke arah kolam renang yang bersebelahan langsung dengan laut.
Saka bisa membaca fikirannya semudah itu. Lelaki itu hanya tertawa tanpa suara. Senang bisa menggoda Ningsih.
"Jadi? Kapan?" Tanya Ningsih lagi dengan suara agak dinaikkan. Ia hanya malu, fikiran aneh-anehnya sudah diketahui Saka.
Tadinya Ningsih sempat berfikir, Saka menginap disini pasti untuk bersenang-senang.
Tentu saja bukan? Untuk apalagi coba? Menginap diresort mewah, kalau hanya digunakan untuk tidur biasa saja kan tidak mungkin.
"Habis pulang kerja?" Jawab Saka yang malah seperti bertanya balik pada Ningsih.
"Jangan bercanda." Ningsih jengkel mendengar jawaban Saka yang tidak jelas begitu. Pulang kerja apanya? Toh mereka selalu pulang kerja bareng.
Ia memilih untuk duduk di kursi yang tersedia di pinggir kolam renang yang berdekatan dengan laut itu.
Sepertinya kursi yang ia duduki, adalah kursi meja makan outdoor.
"Aku tidak bercanda." Jawab Saka yang mana sekarang juga ikut duduk di kursi sebelah Ningsih. Meja makan outdoor ini terdapat empat kursi saling berhadapan yang dibatasi oleh meja.
"Bukankah kamu selalu pulang kerja ke apartemen bersamaku?"
"Iya.. jika itu shift pagi. Kalau shift malam, aku pulang kesini."
"Apa?" Ningsih tak mengerti, lebih tepatnya ia belum mencerna ucapan Saka dengan baik.
"Kan kamu tidak ada shift malam." Saka mengingatkan Ningsih. Gadis itu bekerja di HRD, yang mana selalu shift pagi.
"Jadi.. kamu tiap pulang shift malam, pergi kesini?" Ningsih sudah mengerti sekarang. Dan Saka hanya mengangguk.
"Sejak kapan?"
"Sejak resort ini dibuka enam bulan yang lalu." Sudah setengah tahun. Dan itu lumayan lama.
"Aku tidak tau seberapa banyak warisan yang kamu miliki. Tapi bukan berarti kamu harus menghamburkan uang hanya untuk menginap diresort mewah. Kamu sudah gila?" Ujar Ningsih melototi Saka marah. Lelaki ini berfoya-foya untuk tidur siang di resort mahal? Begitu? Memang sangat ajaib.
Entahlah, Saka memang suka menghamburkan uang. Padahal sudah sering Ningsih menasehatinya untuk berhemat.
Tapi Saka hanya tertawa melihat Ningsih yang marah.
Ningsih yang sedang mengomel selalu terlihat lucu. Tidak.... itu imut."Kamu tidak perlu mencemaskan warisanku. Itu lebih dari yang kamu fikirkan." Ujar Saka menenangkan.
"Tetap saja itu akan habis, jika kamu hidup berfoya-foya begini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pabrik T(c)inta
FanfictionDi pabrik itu tempat berbagai jenis orang berkumpul, dengan tingkah laku yang berbeda. Dari yang rajin sampai yang malas. Dari yang caper sampai yang pendiam. Dari yang baik sampai yang jahat. Ningsih staff HRD yang menyaksikan semua tingkah sesama...