○●
Sekarang Ningsih dan Citra sedang berjalan di koridor lantai dua pabrik, menuju ruangan kepala divisi.Mereka berjalan dalam keheningan, hanya langkah kaki mereka yang terdengar di koridor yang sepi itu.
Setelah makan siang tadi, mereka lanjut pergi ke mushola pabrik untuk sholat Zuhur berjemaah. Bahkan Citra juga ikut dengan mereka.
Jantung Ningsih berdebar dengan keras saat ruangan kepala devisi sudah semakin dekat di pandangan matanya.
Sebentar lagi ia akan bertemu dengan Shons. Dan Ningsih belum menyiapkan apapun, ia hanya tidak tau akan bersikap bagaimana nanti.
Apa Shons sudah tau keberadaannya, makanya merencanakan ini lewat Citra. Atau Shons belum tau keberadaannya, dan lelaki itu akan terkejut nanti melihatnya masuk kedalam ruangan itu.
Ningsih sekarang tidak memakai maskernya lagi, karna pasti tidak akan sopan bertemu dengan atasan dengan menggunakan masker.
Dan tentunya, tanpa memakai masker Shons akan dengan cepat mengenalinya nanti.
"Ayo masuk. Kenapa masih berdiri disana." Ucap Citra yang heran melihat Ningsih berdiam diri beberapa langkah dari depan pintu ruangan kepala divisi.
"Ah.. iya." Jawab Ningsih ragu. Jujur saja, ia takut, takut Shons akan mengamuk melihatnya disini.
Ingat. Lelaki itu membencinya.
Citra membuka pintu ruangan itu dengan pelan, lalu masuk kedalamnya. Diikuti dengan Ningsih yang sengaja berjalan persis dibelakang Citra. Ia sengaja menutupi dirinya dengan tubuh sekretarisnya Shons itu.
Berharap Shons nanti tidak melihat dirinya. Tapi itu mistahil bukan?
"Pak Shons sedang keluar, jadi tak usah gugup begitu." Ucap Citra yang menyadari gelagat aneh Ningsih.
Ningsih dengan cepat melihat ke arah meja kerjanya Shons. Benar, disana tidak ada siapapun. Kursinya kosong.
"I..iya." Ningsih mendadak gagap berada diruangan ini. Ia hanya terlalu gugup, belum menyiapkan mental untuk ketemu dengan Shons.
Dan ia tidak bisa tidak bersyukur sekarang. Shons tidak ada disini, berarti mereka tidak akan bertemu hari ini. Tapi entah bagaimana besok.
Cepat atau lambat, Shons akan segera mengetahui keberadaan dirinya disini.
"Tapi sebenarnya, aku mengajak kamu kesini bukan untuk membantuku melakukan pekerjaan." Citra mengatakan niat sebenarnya ia mengajak Ningsih kesini.
Ningsih yang mendengar itu langsung menatap Citra heran. Lalu untuk apa?
"Maksud bu Citra?"
"Aku hanya ingin membicarakan sesuatu denganmu."
"Membicarakan apa?"
Mereka bukanlah orang yang memiliki hubungan sedekat itu, mereka baru berkenalan beberapa hari yang lalu.
Lalu Citra ingin membicarakan apa dengannya kalau bukan tentang pekerjaan?
"Tentang Shons."
Mata Ningsih langsung melotot kaget, ternyata fikirannya tentang Citra mengetahui sesuatu itu benar.
Citra tau hubungannya dengan Shons.
"Kamu mantan pacar Shons bukan?"
Tepat sasaran, Citra tau. Ningsih hanya diam, tak tau merespon bagaimana.
Ia hanya mencoba mengingat, apa dirinya mengenal Citra dulu. Tapi seingatnya, nama Citra tak pernah ada dalam obrolannya dengan Shons saat mereka masih menjalin hubungan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pabrik T(c)inta
FanfictionDi pabrik itu tempat berbagai jenis orang berkumpul, dengan tingkah laku yang berbeda. Dari yang rajin sampai yang malas. Dari yang caper sampai yang pendiam. Dari yang baik sampai yang jahat. Ningsih staff HRD yang menyaksikan semua tingkah sesama...