○●
"Urus Ningsih." Ucap Shons pelan.
"Apa yang kamu lakukan?" Tanya Citra sambil melotot ke arah sepupunya itu. Mereka berpapasan di koridor.
Citra yang ingin pergi keruangan Shons, sedangkan lelaki itu keluar dari ruangannya.
Shons tak membalas, lelaki itu melanjutkan langkahnya di koridor meninggalkan Citra yang masih berdiri meminta penjelasan.
Dengan cepat Citra bergegas masuk kedalam ruangan Shons. Gadis itu punya firasat buruk, Shons pasti sudah melakukan hal gila pada Ningsih.
Biasanya jika mereka berdua berdebat diruangan Shons, Ningsihlah yang selalu keluar duluan dari ruangan itu. Tak pernah sekalipun Shons yang keluar duluan.
"Ningsih.." panggil Citra pelan. Tapi yang dipanggil tak menyaut. Ningsih masih berdiri tegak membelakangi Citra.
Dengan hati-hati Citra menghampiri Ningsih yang hanya dia seperti batu.
"Apa yang terjadi?" Citra panik melihat raut wajah Ningsih yang tampak kacau, belum lagi seragam yang dikenakan Ningsih tampak berantakan dengan kancing yang sudah berserakan dilantai.
Ningsih menangis dalam diam sambil meremat keras seragamnya yang sudah berantakan itu dibagian dada.
"Maafkan aku." Citra merasa bersalah sudah meninggalkan Ningsih berdua dengan Shons tadi.
"Ayo duduk dulu." Dia menuntun Ningsih untuk duduk disofa, untungnya Ningsih menurut.
"Tunggu sebentar." Citra pergi kemeja kerjanya dan mulai menelfon seseorang.
Dia menelfon departemen HK meminta dibawakan seragam baru untuk staff HRD ke ruangan kepala divisi.Citra beralasan jika karyawan yang membantunya mengerjakan pekerjaan di ruangan kepala divisi ketumpahan kopi diseragamnya.
"Kamu baik-baik saja? Apa ada yang terluka?" Tanya Citra sepelan mungkin sambil duduk disofa. Bersebelahan dengan Ningsih.
Ningsih hanya menggeleng, gadis itu sudah tak menangis lagi.
Citra tau kalau Shons segila itu, tapi dia hanya tidak menyangka kalau lelaki itu akan melakukan kegilaannya di pabrik, ditempat mereka bekerja.
Apalagi melihat kondisi Ningsih yang begitu menyedihkan. Shons pasti sudah melakukan kontak fisik yang tak seharusnya lelaki itu lakukan.
"Setelah panggilan video kalian berakhir semalam, Shons begitu marah. Dan pagi tadi puncaknya, saat mengetahui kamu pulang pagi-pagi buta bersama lelaki lain." Ujar Citra menjelaskan.
"Ningsih.." Citra memegang pelan satu kepalan tangan Ningsih yang bertenger dipahanya, sedangkan tangannya yang lain masih meremat seragamnya dibagian dada.
"Aku sudah mencoba menghentikan Shons, tapi itu tidak mudah. Dia akan selalu mengawasimu dimanapun dan kapanpun. Aku hanya berharap kamu berhati-hati."
Citra menatap Ningsih dengan rasa bersalah karna tak bisa banyak membantu.
"Dan untuk teman laki-laki mu yang maintenance itu.." Ningsih yang dari tadi tak mau menatap Citra, langsung reflek menatap sekretarisnya Shons itu saat mendengar Saka dibawa-bawa.
"Kenapa?" Tanya Ningsih serak. Ia takut, Shons akan melakukan sesuatu pada Saka.
"Dia juga harus berhati-hati. Karna Shons mulai menyelidiki latar belakangnya." Lanjut Citra.
"Apa?" Ningsih tak percaya.
"Mungkin Shons akan menyingkirkannya."
Ningsih menggeleng, ia hanya tak terima Shons melangkah sejauh itu. Saka tak ada hubungannya dengan urusan mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pabrik T(c)inta
FanfictionDi pabrik itu tempat berbagai jenis orang berkumpul, dengan tingkah laku yang berbeda. Dari yang rajin sampai yang malas. Dari yang caper sampai yang pendiam. Dari yang baik sampai yang jahat. Ningsih staff HRD yang menyaksikan semua tingkah sesama...