A2

329 68 19
                                    


Saka menatap jam tangannya yang menunjukkan jam sepuluh lewat lima belas. Setelah itu menatap keluar kaca.

Dari lantai dua pabrik, Saka bisa melihat Ningsih yang sedang berjalan menuju parkiran bersama Shons, kepala divisi pabrik mereka.

Ternyata temannya itu pulang jam sepuluh malam. Untuk seukuran gadis yang pulang sendirian, itu cukup larut dan sangat berbahaya.

Saka sedikit khawatir. Hanya saja tadi Ningsih mengiriminya pesan, mengatakan kalau temannya itu akan pulang dengan sekretaris Citra. Jadi Ningsih meyakinkan Saka tak usah mengkhawatirkan dirinya.

Makanya Saka disini sekarang. Di lantai dua pabrik, memastikan apa yang dibilang Ningsih benar atau tidak.

Dari atas sini, Saka tak melihat tanda-tanda ada sekretaris Citra diantara dua anak manusia yang sedang berjalan ke parkiran itu.

Disana hanya ada Ningsih dan Shon.
Jadi temannya itu berbohong?

Saka mengeluarkan handphone disaku celananya, segera menghubungi Ningsih.

"Hallo." Sahut Ningsih disebrang sana.
Gadis itu langsung mengangkat panggilan telfon dari Saka.

Saka menatap ke arah kaca, dibawah sana, dia melihat Ningsih berdiri di depan pintu mobilnya Shons. Sedangkan yang punya mobil disuruh Ningsih untuk masuk ke dalam mobil duluan lewat gestur tangannya.

"Kamu sudah pulang?" Tanya Saka.

"Ya.. ini sedang di parkiran." Jawab Ningsih jujur.

"Jadi pulang dengan sekretaris Citra?"
Tanya Saka lagi. Ningsih tak langsung menjawab. Gadis itu terdiam beberapa detik.

"Ya." Jawabnya pelan.

Bohong. Saka tak melihat ada sosok Citra disana.

"Hati-hati dijalan. Bilang ke sekretaris Citra, jangan ngebut." Saka hanya mengikuti alur kebohongan yang ningsih mulai.

"Tentu. Aku berangkat dulu. Kamu semangat kerjanya." Ucap Ningsih sebelum mereka mengakhiri sambungan telfon itu.

Saka menghela nafas panjang. Sambil melihat mobil yang ditumpanggi temannya itu mulai keluar dari kawasan pabrik.

Mobil Shons, dan mereka hanya berdua di dalamnya.

○●

"Saka.. cepat kemari." Panggil mas Juna. Saka yang baru saja kembali ke departemen produksi setelah memata-matai Ningsih dari lantai dua pabrik.

Tadi lelaki itu beralasan ingin ke toilet kepada mas Juna.

"Ya mas." Jawab Saka yang mana sekarang sudah berdiri disamping mas Juna. Tak hanya mas Juna, disana juga ada ko Yongki.

Sekarang mereka sedang berdiri di mesin A, mesin yang di pegang mbak Navisa sebagai leadernya.

"Besok kita akan membongkar sel satu mesin A ini, akan diganti dengan Robot. Tidak manual lagi." Ucap mas Juna memberitahu.

"Mesin robotnya sudah datang dari Jepang mas?" Tanya Saka sambil melihat ke dalam sel satu mesin A itu. Dibelakang mesin berdiri seorang karyawan operator yang memasukan case catridge dengan cara manual menggunakan tangannya.

Kalau sudah diganti robot, karyawan operator yang bekerja di mesin A akan berkurang.

Tapi memang itu tujuannya. Mengurangi jumlah karyawan. Itulah kebijakan yang sedang gencar dilakukan oleh pabrik mereka ini.

Pabrik T(c)intaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang