1

3K 113 2
                                    

"Hyung, tadi ku lihat Han Boram sedang bermesraan dengan Park Jimin didekat parkiran." Mendengar ucapan salah satu temannya -Kim Namjoon, membuat Yoongi mengalihkan tatapan dari notebooknya.

"Lalu apa hubungannya denganku?" sungguh Yoongi tidak paham maksud dari perkataan temannya itu.

"Kau diselingkuhi hyung!!" teriak Namjoon bahkan sampai berdiri dari tempat duduknya.

Yoongi hanya tersenyum remeh melihat reaksi Namjoon yang menurutnya berlebihan. Apa Namjoon menjadi bodoh sampai percaya bahwa seorang Min Yoongi bisa diselingkuhi?

"Aku sudah memutuskannya 4 hari yang lalu, setelah kita datang ke pesta kekasihmu itu, setelah aku menuntaskan hasratku dan setelah dia pingsan karena kelelahan. Aku meninggalkan note bahwa hubungan kami sudah selesai dan ku blokir nomornya sebelum telingaku sakit."

Namjoon hanya menganga tak percaya mendengar cerita temannya itu. Namjoon tahu bahwa Yoongi sudah terkenal akan ke-brengsekannya, tapi sungguh tidakkah terlalu kejam memutuskan kekasihmu setelah kalian menghabiskan malam panas bersama? Setidaknya tunggu dia terbangun dulu mungkin?

Yoongi hanya memandang acuh akan wajah konyol Namjoon. "oh siapa itu Park Jimin?" tanya nya tiba-tiba.

Lagi-lagi Namjoon menganga tak percaya atas pertanyaan Yoongi. Namjoon kehabisan kata-kata menanggapi teman acuhnya yang sayangnya bajingan tampan dan kaya.

"Hyung! Kau tidak kenal Park Jimin?" Yoongi hanya mengernyitkan dahinya seolah berkata 'kau bercanda Kim? Apa dia penting? Aku bertanya hanya karena sedikit ingin tahu.'

"Dia itu sepertimu hyung. Park Jimin mahasiswa jurusan seni tari semester 3 yang mantannya tersusun bagai antrean Lotte World! Bisa dibilang dia itu sainganmu dalam menakhlukan hati uke dan wanita."

Yoongi hanya menatap datar Namjoon seraya berkata, "aku tidak tahu, seni tari aku hanya mengenal Jongin saja."

"Jongin itu sudah semester 7 seperti kita dan dia sudah berpaling untuk setia dengan kekasihnya yang sekarang. Nah Jimin ini bisa dibilang 'Jongin season 2'."

Yoongi mendelik tak percaya. Ayolah Jongin itu teman nongkrong mereka dan Yoongi sangat tahu seberapa 'gila'nya Jongin jika sudah berhubungan dengan yang itu-itu. Dan namjoon mengatakan Jimin mungkin sama atau bahkan lebih parah?

Apa Jimin memang berniat menyainginya? Ohh sungguh Yoongi tidak peduli hanya saja ia merasa tidak senang jika kelak popularitasnya akan tergeser menjelang tahun-tahun akhir kuliahnya. Yoongi memang bukan orang yang gila popularitas karena dia bersembunyi pun tetap ada saja orang yang memujanya. Hanya saja Yoongi ingin ketika dirinya main ke kampusnya ini lagi semua orang mengenalinya.

Memang angkuh.

Tapi kenapa Yoongi tidak mengenal Jimin. Bukankah harusnya mereka pernah satu tongkrongan jika Jimin sepopuler itu?

Harusnya Jimin bertingkah saat Yoongi sudah lulus saja. Kalau seperti ini, Yoongi merasa Jimin menantangnya 'siapa yang lebih banyak menakhlukan hati'.

Konyol! Setampan apa Park Jimin ini sampai berani berdiri menyainginya.

Melihat raut tak suka di wajah Yoongi, Namjoon segera berbisik. "Kau tahu wajah Park Jimin hyung?"

Pertanyaan tolol darimana lagi ini? Nama Jimin saja baru didengarnya 20 menit yang lalu dan sekarang Namjoon bertanya perihal wajah Jimin kepada Yoongi. Sungguh Yoongi mulai kesal dengan otak jenius Namjoon yang sepertinya sudah tercemar kebodohan kekasihnya.

Namjoon sadar akan tatapan Yoongi yang semakin tajam. Ia buru-buru mengambil ponselnya dan mencari sesuatu.

"Ini hyung. Ini foto Park Jimin!" serunya dengan menyodorkan ponsel ke hadapan Yoongi.

"Dia? Dominan?" Namjoon paham sekali dengan senyum remeh itu. Ya memang harus ia akui bahwa Park Jimin ini agak meragukan sebagai seorang dominan namun sepak terjangnya itu nyata dan bukan hanya gosip.

"Sudahlah. Buang-buang waktu sekali mendengar kisah tentang sainganku yang ternyata seperti itu. Konyol!"

Yoongi beranjak dari kantin menuju studio di fakultasnya. Sialan. Setengah jam nya terbuang percuma mendengar omong kosong Namjoon.

Sekali lagi kesabarannya diuji.

Didepan jalannya sepasang kekasih sedang berciuman panas bahkan sang pria sudah meremas-remas bokong wanitanya.

Yoongi berdecak kesal. Dengan sengaja ia menyenggolkan bahunya ke bahu pemuda itu sampai ciuman mereka terlepas. "Yoon- Yoongi o-oppa" sang wanita lebih dulu sadar akan siapa orang yang mengganggunya.

Kesialan macam apa lagi ini. Yoongi melihat mantan kekasihnya -Boram yang sedang menatapnya dengan tatapan terkejut dan memuja seperti dulu.

Yoongi mengalihkan pandangannya pada pemuda yang ia duga 'kekasih' mantan kekasihnya. Matanya memincing melihat pemuda didepannya. Wajahnya manis, bibirnya tebal dan memerah akibat ciuman panas tadi dan jangan lupakan tatapan kesal yang menurut Yoongi menggemaskan.

"Yoongi oppa, kenalkan ini kekasihku- Park Jimin" Boram tersenyum kikuk saat mengenalkan kekasihnya pada pria yang masih ia cintai dengan sangat itu.

"Park Jimin?" otak Yoongi langsung mengingat baik-baik tampilan asli dari Park Jimin ini.

Jika boleh jujur dibandingkan mantannya, Yoongi lebih tertarik dengan pria didepannya ini.

Jimin hanya berdecak kesal melihat tatapan meremehkan dari seniornya. "Pesanlah hotel. Aku tau kau tidak semiskin itu Park." Yoongi benar-benar merendahkan Jimin apalagi senyum miring yang tidak lepas dari bibir tipisnya itu.

Tanpa menunggu jawaban dari kedua makhluk itu, Yoongi melanjutkan langkahnya. Namun seketika berbalik dan berdiri tepat dibelakang Jimin.

Jimin menyumpah serapahi Yoongi dalam hatinya. Emosinya sudah diujung akibat penghinaan terang-terangan dari senior yang jujur saja Jimin muak mendengar namanya. Karena wanita yang bersamanya pasti sudah masuk jajaran 'mantan kekasih Min Yoongi'.

Betapa Jimin membenci fakta itu, bahwa ia sering sekali mendapatkan mantan Min Yoongi. Atau bahkan wanita-wanita yang tidak bisa mendapatkan Yoongi dan berakhir menembak Jimin. Seolah Jimin adalah cadangan jika kau ditolak seorang Min Yoongi.

Intinya Jimin sering sekali mendengar nama Yoongi masuk ke telinganya.

Bahkan pernah ada kekasih yang mendesahkan nama Yoongi saat bermain dengan Jimin. Brengsek! Jimin benci seniornya ini.

"Bokong yang seksi untuk seorang dominan huh" bisik Yoongi tepat ditelinga Jimin. Jangan lupakan tangannya yang meremas bokong Jimin tanpa terlihat oleh Boram.

"Bajingan!" secepat kilat Jimin berbalik dan meninju pipi pucat Yoongi hingga Yoongi tersungkur.

Jimin langsung pergi menghiraukan panggilan Boram -kekasihnya. Harga dirinya merasa terinjak dengan kelakuan Yoongi barusan. Bedebah sialan itu harus Jimin beri pelajaran. Beraninya meremehkan seorang Park Jimin.

Jimin berjanji mulai hari ini ia akan menunjukkan sisi penguasaannya pada Min bedebah Yoongi itu. Kita lihat siapa yang akan berada dibawah siapa.
.

.

.




TBC

DominantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang