25

996 92 12
                                    

   
    
    
     

"Yo Jim!" Sapa salah satu temannya ketika ia masuk kelas.

"Kemana saja kau?" Tanya Sungwoon.

"Sakit" Jimin hanya mengendikan bahu acuh. Sedang Sungwoon menatapnya berkerut.

"Sakit apa sampai ijin seminggu?"

"Aku tidak bisa jalan, makan saja susah apalagi kuliah!"

"Kakimu terkilir? Bukankah sudah ku bilang untuk tidak terus menari jika sudah lelah. Kau ini gila sekali jika-"

"Diamlah bodoh. Aku tahu dan sekarang aku sudah sehat malah kelewat bersemangat." Potong Jimin sebelum temannya bertambah riuh.

Dan bagusnya Sungwoon memang bodoh hingga memberi pencerahan pada Jimin untuk membuat alasan. Terkilir, terdengar cocok untuk penari sepertinya.

Hari ini juga jelas Jimin penuh semangat jika seminggu ini ia berada di apartemen Yoongi dan lelaki itu benar-benar merawatnya disana sambil sesekali ia mengerjakan musik yang entah untuk apa lagi.

Meski ada kejadian yang membuat darahnya mendidih namun tetap saja bersama Yoongi membuat hatinya yang kelam menjadi cerah. Cinta memang sudah mengubah Jimin sepenuhnya.

Bahkan tadi pagi sebelum berangkat, Yoongi menciumnya mesra dengan penuh pesan untuk tidak nakal lagi.

Ah jika nakalnya bisa merasakan kehangatan Yoongi seperti kemarin, Jimin kan jadi berniat untuk nakal sering-sering.

Meski Jimin sempat menggerutu karena apartemen Yoongi hanya berisi hal-hal monoton saja.

"aku ingin disini kau hanya bisa beristirahat Minie."

Kan lagi-lagi jantung Jimin berdetak tak karuan mengingat semua perhatian sang kekasih. Meski mengatakan itu tapi Yoongi akhirnya mengalah dengan menemaninya meski dengan laptop dan benda-benda lain yang asing bagi Jimin.

Melihat Min Yoongi membuat musik kini menjadi salah satu hal yang ia sukai. Karena entah mengapa Yoonginya terlihat sangat seksi saat fokus pada musiknya.

Mengapa Jimin baru tahu kalau semenyenangkan ini menjadi seorang submisif. Belum lagi kekasihnya tampan, hangat, lembut dan....

Ah sudahlah, intinya karena itu Min Yoongi saja makanya Jimin cinta.

.
   
    
.
   
   
Selepas kuliah gengnya mengajak Jimin mampir ke cafe depan kampus karena seminggu ini tanpa kabar. Bagaimana mau berkabar jika ponselnya saja dipegang Yoongi.

"Jim, jalanmu aneh."

Jimin mencoba biasa saja atas pernyataan Jongin meski nyatanya ia sangat gugup karena Jongin punya Kyungsoo dan pasti tidak asing dengan hal seperti ini.

"bukankah sudah ku bilang aku terkilir hingga absen." Membuat tiga orang disana mengangguk.

"Jadi kapan kau bisa menari lagi?"

"Entahlah. Mungkin minggu depan." Ujarnya seraya mendudukan diri di sudut cafe.

'Paling tidak hingga ruam ditubuhku menghilang sepenuhnya.' batin Jimin.

Meski ia turut menggerutu karena selama bersama Yoongi tentu menambah jumlah ruam disekujur tubuhnya. Jimin menggeleng pelan mencoba melupa karena mengingat hal itu membuat pipinya merah seketika.

Disana mereka terus membicarakan hal-hal tidak jelas sampai Jimin melihat Yoongi dan Namjoon yang baru memasuki cafe tanpa menyadari kehadiran Jimin dan teman-temannya.

Karena Jimin duduk dipojok dan untung Jongin membelakangi Yoongi jadi lelaki itu tidak berisik dengan menyapa kekasihnya. Diantara Taemin dan Sungwoon hanya Jongin yang dekat dengan Yoongi itu pun karena Kyungsoo.

DominantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang