11

1.4K 99 6
                                    

"Hai manis.. Boleh aku duduk disini?"

Gadis yang diajak bicara hanya diam dengan mata berbinar. Ya, melihat Park Jimin sudah seperti melihat berlian. Terlalu indah dan menyilaukan.

Sedangkan Taemin dan Sungwoon yang berada dibelakang Jimin hanya memutar mata bosan. Jika bersama Jimin, mereka sulit sekali menebar pesona karena terhalau pesona Jimin.

"Boleh oppa.."

Sungwoon mencibir pelan. Oppa my ass, dari wajah saja dia sudah tahu bahwa wanita itu lebih tua dari Jimin.

Tapi masa bodo yang penting mereka dapat tempat duduk untuk makan siang.

Setelah duduk mereka bertiga makan sambil mengobrol total mengabaikan kumpulan gadis pemilik meja itu yang hanya menatap mereka malu-malu. Berharap bisa menjadi kekasih salah satunya. Oh seni tari memang terkenal dengan pria-pria cassanova-nya. Tidak diragukan lagi karena buktinya sudah didepan mata mereka.

"Saat melihatmu terlibat dengan Yoongi, ku pikir kau sudah berubah haluan." kekehan Taemin terdengar menyebalkan ditelinga Jimin.

"Aku masih sama, tidak ada yang berubah! Oiya dimana si Jongin?"

"Bersama Kyungsoo. Ingin kesana setelah ini?" tanya Sungwoon.

"Boleh. Sekalian melihat-lihat calon yang tepat."

Jimin terkikik sendiri dengan perkataannya. Penampilannya siap menggoda submissive yang lemah iman dan mungkin bisa membawanya naik ke ranjang.

"Calon? Min Yoongi maksudmu?"

Tatapan tajam Jimin lemparkan pada Taemin dan Sungwoon yang ikut tertawa.

Semua ini berawal karena 3 hari yang lalu Min Yoongi mendatanginya di studio tari. Yang sontak membuat teman-temannya disana menatap penuh selidik saat dirinya kembali.

Yang berakhir mereka mengejek Jimin seperti barusan. Padahal dia dan Yoongi hanya berbincang diluar tidak sampai lima menit, karena Jimin yang mengusir dan mengancam lelaki itu.

Memang itu salahnya tapi ia tidak membenarkan Yoongi yang menemuinya dikawasan kampus. Hal itu sontak membuat harinya penuh umpatan pada Yoongi dan orang-orang yang meledeknya.

Begitu saja Jimin sudah menjadi bulan-bulanan temannya. Bagaimana jika ia ketahuan.... Ah Jimin tidak mau membayangkan.

"Brengsek Lee!"

"Hahaha santai Jim. Kami tidak akan bergosip tentang sesama kami kok."

"Aku tidak ada apa-apa dengan si bajingan itu." Jimin geram apabila gosip ini sampai tersebar maka ia berjanji akan menguliti penis Yoongi.

"Iya iya kami percaya kau masih doyan lubang Jim."

Pandangan Jimin menggelap mendengar ucapan Sungwoon, "Diamlah! Kalian mengacaukan hariku saja."

Memang Min Yoongi itu si brengsek sejati bahkan tanpa kehadirannya pun tetap membuat Jimin kesal bukan kepalang.

Mereka tertawa melihat wajah Jimin yang sudah memerah. Padahal awalnya mereka hanya sekedar iseng menggoda Jimin, namun respon lelaki itu sangat menggemaskan jadilah candaan itu seperti bulan-bulanan Jimin.

Seusai makan mereka bertiga berjalan bersama, "jadi menyusul Jongin?"

Pertanyaan Sungwoon hanya dibalas langkah kaki Taemin yang menuju gedung musik. Sedangkan Jimin hanya mengekori mereka saja, ia tidak mau banyak bicara daripada berakhir salah dan digoda lagi.

Sesekali Jimin meminum milk-tea nya sambil menengok kesana kemari.

Mereka sampai dilantai 4 didepan studio terbesar seni musik. Jimin melihat takut pintu didepannya. Tolong jangan biarkan lelaki pucat itu berada didalam sana.

DominantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang