20

1K 91 12
                                    

   


Hari baru dan Jimin berjalan dengan tidak semangat. Pasalnya sang kekasih sudah empat hari mendekam dalam studio dan tidak bisa Jimin ganggu. Tidak tahu apa Yoongi kalau Jimin sudah terlalu jatuh untuk ditinggalkan walau hanya seperempat menit? Rasanya rindu. . .

Didepan gedung fakultasnya langkah Jimin terhenti. Lebih tepatnya dihentikan pemuda mungil didepannya kini. Mata Jimin memandang bingung pada lelaki itu, manis dan mengingatkannya pada Yoongi.

Melihat Jimin yang tersenyum, pemuda itu memberanikan diri maju selangkah.

"Sun-sunbae...berkencanlah denganku"

Ucapan cepat yang berhasil ditangkap Jimin. Jimin terkekeh gemas dengan suara yang gugup membuat pemuda didepannya semakin terlihat lucu.

"Siapa namamu manis?"

Teman-teman dibelakang lelaki itu sudah membuat sorak-sorakan meriah akan respon Jimin.

"Woozi. Kencanlah denganku, aku menyukaimu Jimin sunbae"

Pipinya sudah memerah menahan malu namun ia bertekad ingin berkencan dengan sunbae yang dipujanya ini. Beberapa orang yang berlalu lalang bahkan berhenti untuk melihat mereka.

"Baiklah jika hanya pergi dengan laki-laki manis sepertimu tentu aku setuju."

Jimin mengacak rambut Woozi gemas. Mungkin seperti ini rasanya jika Yoongi menjadi submissive. Tapi sayang itu tidak akan terjadi, Yoongi tidak akan memerah. Meskipun wajah malu Yoongi sangat lucu tapi lelaki itu tidak pernah merona seperti Jimin.

Lelaki yang terlalu dominan seperti Yoongi mana bisa ia harapkan bertingkah manis. Dan tiba-tiba woozi datang membuat khayalannya berkeliaran. Lagipula Yoongi sedang sibuk, Jimin akan mengakhiri ini tanpa lelaki itu tahu.

Dan ini bukan kencan yang menjurus pada pacaran lalu mengembangkan perasaan. Jimin masih cukup waras untuk tidak menduakan Min Yoongi. Yang terpenting, Yoongi bukan orang yang suka bergosip jadi mungkin ia tidak akan tahu. Jimin terkekeh dalam hati.

Kuliahnya sudah selesai dan Woozi mengajaknya pergi. Kesempatan bagus untuk menghilangkan penat karena ditinggal sang kekasih. Lalu Jimin mengajak pemuda itu masuk ke dalam mobilnya.

"Ingin kemana?"

Dengan gugup dan tangan saling meremas, "cafe Purple, nanti ku beritahu arahnya sunbae." Woozi menjawab.

Jimin terkekeh, "kau menggemaskan sekali."

Tangan Jimin dikepalanya membuat jantung Woozi nyaris berhenti. Berdua didalam mobil saja sudah membuatnya senang bukan kepalang. Sunbaenya memang terkenal playboy namun Jimin adalah lelaki lembut yang kerap dibicarakan mantan-mantannya. Kini Woozi mengalaminya sendiri dan bagaimana ia tidak semakin jatuh jika Jimin sebaik itu.

       
.

 
Sampai di cafe, Jimin memesankan minum dan dessert untuk Woozi sesuai permintaan lelaki itu.

Woozi menceritakan bagaimana dirinya pertama kali melihat Jimin dan jatuh cinta padanya.

Jimin hanya tersenyum dengan wajah yang dipangku telapak tangannya.

"Sunbae jangan memandangku seperti itu." Woozi menunduk malu karena Jimin terus menatapnya intens dengan senyum yang melelehkan hati.

Sedangkan Jimin tertawa keras mendengar keluhan tersebut. Jimin suka melihat wajah Woozi yang memerah karena kepalanya langsung berkata 'beginilah jika Yoongi hyung merona.'

"Sun-sunbae..."

Tawa Jimin semakin kencang mendengar suara yang merajuk. Yoongi yang dominan memang sangat seksi menurut Jimin tapi kalau Yoongi merona seperti Woozi pun akan jadi menggemaskan baginya. Tidak bisakah kekasihnya itu seperti lelaki didepannya ini? Sekali saja mungkin.

DominantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang