Sudah nyaris sepuluh hari kekasihnya sibuk. Yoongi bilang ada pekerjaan ditambah mulai menggarap tugas akhirnya karena kepalanya sedang penuh untaian melodi yang harus ia kaitkan.Jimin terus mengeluh rindu dan lelaki itu malah menjadikannya lelucon dengan berkata, "kalau aku menemuimu, melodi dikepalaku akan terganti dengan desahanmu Minie. Sungguh aku ingin membuat lagu bukan membuat film jepang."
Tawa Yoongi ditelinganya semalam membuat hari Jimin menghitam. Sialan memang Min Yoongi, padahal dia yang kerap memulai percintaan ya meski beberapa kali Jimin meminta lagi. Tapi tetap saja ledekan itu membuat Jimin kesal.
Di mobilnya Jimin terus mengumpati Yoongi yang tidak tahu diri itu. Namun begitu sampai dikampus, sebisa mungkin Jimin tersenyum. Membahagiakan orang lain juga termasuk perbuatan baik kan, jadi Jimin terus mengumbar senyum. Karena Jimin yakin banyak yang menyukai senyumnya itu.
Sebelum memasuki gedungnya, Jimin bertemu Woozi yang lagi-lagi mengajaknya pergi. Dan tentu Jimin iya kan. Daripada dirinya bosan di apartemen, lagi pula ia sedang malas juga menari.
Jadilah hari ini ia habiskan bersama Woozi. Setelah tiga kali pergi bersama lelaki itu, Jimin semakin suka karena Woozi orang yang menyenangkan dan banyak cakap seperti dirinya.
Obrolan mereka serupa dan yang terpenting Jimin suka melihat wajah Woozi yang merona. Itu bagai hiburan tersendiri bagi Jimin.
Namun sekali lagi Jimin tidak menganggap ini selingkuh, karena rasanya sama seperti jalan bersama teman tarinya yang lain.
Berbeda dengan Woozi yang sudah semakin jatuh pada pesona Jimin. Woozi berpikir jika Jimin menaruh hati padanya. Membuat lelaki itu lebih berani bertindak.
.
.
"Jimin?" Jimin menoleh mendapati Seokjin direstoran yang sama dengannya. Tentu saja dengan kekasihnya- Namjoon.
"Jin hyung!" Dengan ceria Jimin menyapa balik dan menanyai Seokjin lainnya.
"Duduk bersama kami saja Jin hyung."
"Eiy, nanti aku mengganggu kencanmu dengan pria imut ini."
"Ah tidak sunbae. Silakan bergabung, a-aku tidak keberatan." Balas Woozi cepat.
Jimin tentu suka jika mejanya ramai, apalagi Woozi termasuk orang yang pandai bergaul. Jadi kecanggungan itu tidak ada disana. Tidak seperti Yoongi yang lebih banyak diam hingga Jimin harus sering-sering menanyainya agar bisa mendengar suara sang kekasih.
Akhirnya Seokjin memutuskan bergabung dan membuat meja itu bertambah bising dengan obrolan dan lelucon yang membuat tawa disana meledak.
Dimeja mereka hanya Namjoon saja yang kerap diam dan membalas seadanya. Jimin tahu kekasih Seokjin memang agak serius dan membuatnya segan. Apa semua anak musik seperti itu? Sangat kaku dan membuat kesan sulit didekati. Jimin curiga jangan-jangan itu slogan anak musik.
Setelah memesan, mereka lanjut berbincang sambil menunggu makanan tiba. Sampai Namjoon bersuara menjawab teleponnya.
"Ya hyung?"
"..."
"Aku sedang di restoran The Pins, ada apa hyung?"
". . . "
"Ah baiklah, aku bersama Seokjin. Oh ada Jimin juga bersama teman kencannya. Kami tidak sengaja bertemu."
". . . "
"Baiklah hyung."
Jimin menatap Namjoon lekat karena namanya disebut disana.
"Siapa?" Pertanyaannya tersalurkan oleh keingintahuan Seokjin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dominant
Romance[YOONMIN] "Bokong yang seksi untuk seorang dominan huh." "Ruam yang cocok untuk seorang dominan ya." Dua orang dominan yang sama-sama ingin membuktikan dirinya namun salah seorangnya harus rela mengalah akan posisinya. Cara Min Yoongi menakhlukan Pa...