4

1.3K 91 3
                                    

Sudah sejak pagi hingga tengah hari ini Jimin hanya berguling-guling dikasurnya. Ini hari Sabtu dan Jimin tidak ada jam kuliah, meski biasanya ia akan tetap ke kampus untuk sekedar tebar pesona namun untuk sekarang ia tidak ada mood melakukan itu.

Jimin hanya sibuk menguring di dalam apartemennya akan bagaimana cara menunjukkan ke-dominanannya dihadapan si brengsek Min Yoongi. Jimin tidak ingin bokongnya jadi bahan adonan lagi ditangan pucat itu.

Bahkan ponselnya yang terus berdering pun ia abaikan. Paling hanya panggilan dari kekasihnya atau teman-teman yang mengajaknya nongkrong saja.

Bagus tak ada dari kekasihnya yang tau tempat tinggalnya. Ya, Jimin tidak ingin apartemennya diketahui oleh orang-orang yang hanya akan mengganggu ketenangan hari santainya seperti ini.

"Argghhhhh Min Yoongi sialan!" salah satu bantalnya sudah ia tendang-tendang seolah itu adalah senior yang amat dibenci. Jimin sedang melampiaskan emosi yang belum bisa ia sampaikan pada senior bajingannya itu.

Jimin tidak habis pikir dengan Min Yoongi, apa yang salah jika seorang dominan sepertinya memiliki pantat bulat dan besar. Selama penisnya mampu memuaskan para submissive, lalu dimana letak kesalahan bokongnya?

Sedikit penekanan, Jimin tidak pernah meminta bokong seperti itu. Jika memang Tuhan memberikan begitu, bisa apa dia selain menerimanya.

Hah!

Jimin menggeram marah kembali teringat kejadian yang dialaminya jika bertemu Min Yoongi. Kalau besok ia bertemu lagi dengannya apa lagi yang akan pria pucat itu lakukan padanya.

Pelecehan apa yang akan Jimin dapatkan lagi.

Tidak! Kali ini Jimin yang akan menindas Min Yoongi. Dirinya yang akan menunjukkan kekuasaannya sebagai dominan sejati.

Bibir tebalnya mulai mengeluarkan seringaian seraya pikirannya yang berselancar memikirkan balasan-balasan akan dendamnya yang kemarin-kemarin.

'Tunggu saja kau Min Yoongi.'


>>><<<




Dilain tempat, seorang pemuda yang tengah disumpah serapahi oleh Jimin itu sedang damai dalam tidurnya dengan perempuan cantik dalam dekapannya.

Bukan hal baru bagi Min Yoongi menghabiskan malam panas bersama kekasihnya dikamar hotel. Yoongi tipikal orang yang tidak mengijinkan orang asing memasuki wilayah pribadinya. Jadi ya mereka selalu having sex di hotel atau tempat kekasihnya. Dimanapun itu asal bukan tempat Min Yoongi.

Mata kucing itu mulai bergerak. 'Ughh' tangannya pegal. Tanpa perasaan didorongnya saja perempuan itu agar menyingkir dari lengannya.

'Wanita sialan' umpat Yoongi dalam hati. Seenaknya saja menjadikan lengannya sebagai bantal. Ohh ayolah, Yoongi tidak secinta itu sampai merelakan tangannya pegal hanya demi kekasihnya.

Melihat kekasihnya -Eunbi yang tidak terganggu akibat dorongannya membuat Yoongi mendengus. Leher dan dada wanita itu sudah penuh ruam, tubuhnya pun penuh sperma kering yang Yoongi cecerkan selama pergulatan mereka semalam.

Yoongi memang memakai kondom namun ada kesenangan tersendiri saat melihat tubuh kekasihnya penuh sperma. Jadilah ia sering melepas kondomnya saat akan mencapai pelepasannya.

Tapi jika dilihat sekarang sungguh kekasihnya itu tampak seperti jalang. Memuakkan. Menjijikan. Dan Yoongi hanya menatap tak suka pada wanita itu.

Baiklah mungkin ini sudah saatnya mengakhiri hubungan yang sudah terjalin 2 minggu ini.

Yoongi bangkit dan membersihkan dirinya dikamar mandi. Setelah rapih, Yoongi mengambil kertas dan bolpoin dari tasnya.

'Terimakasih untuk lubangmu 2 minggu ini. Kita putus.'

DominantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang