Kaki Yoongi mulai menapak di gedung fakultasnya. Berjalan santai dengan pandangan acuh terhadap sekeliling yang memandangnya heran.
Wajahnya sakit sekali. Namun Yoongi bukanlah pria yang akan meringis hanya karena lebam yang ditorehkan si manis kesayangannya.
Lihatlah, bahkan Yoongi sudah seterang-terangan itu mengakui bahwa ia benar-benar tertarik dengan Park Jimin. Tidak ada kata tidak, Yoongi harus mendapatkan pemuda itu.
Bibirnya masih mengingat jelas bagaimana halusnya kulit Jimin. Yoongi yakin Jimin tidak mengenakan parfum ditubuhnya tapi aroma yang tercium sangat memabukkan untuk Yoongi.
Belum lagi desahan yang sempat ia dengar tadi. Oh. Jimin dengan segala kesempurnaanya mutlak akan menjadi milik Yoongi.
Mungkin saat ini ia tidak akan menerima siapapun dulu, Yoongi ingin fokus menakhlukan si manis dominan itu.
"Sun..sunbae... I-ini untukmu" Yoongi menatap datar lelaki manis dihadapannya yang sedang mengulurkan kotak bekal dan plastik yang sepertinya untuk mengobati wajahnya. Tapi sayang.. Dia tidak semanis Jiminnya.
"Menyingkir." pemuda manis itu menggigit bibirnya mendengar suara dingin Yoongi. Ia tidak ingin melewatkan kesempatan ini. Tapi ia juga takut melihat tatapan Yoongi.
"Kau tuli?"
Dengan segenap keberanian yang tersisa, lelaki itu kembali menyerahkan bawaannya.
Yoongi hanya menatapnya malas. Pria lancang lainnya. Ia sedang malas berurusan dengan hal seperti ini. Karena dirinya sedang tidak ingin bercinta, lain halnya jika Jimin yang menyerahkan diri.
"Aku tidak tahu kau siapa dan tidak ingin tahu." dengan kasarnya ia menyenggol bahu pemuda itu hingga dia terjatuh dan Yoongi dapat menangkap suara tangisan yang pelan.
Lemah. Itulah yang Yoongi pikirkan. Baru ditabrak saja sudah menangis. Tidak seperti Jimin-nya.
Oh sejak kapan dibelakang nama Jimin tersemat kata ke pemilikannya? Yoongi tersenyum kecil mengingat kejadian di mobil tadi. Tanpa menghiraukan pemuda yang ditabraknya itu, Yoongi berjalan menuju kelasnya. Sepertinya ia telat.
Masa bodo dengan pipinya yang memar. Ia ada tugas yang harus diserahkan, ia akan mengendap-endap tanpa terlihat oleh dosennya nanti.
.
.
.
Siang ini Jimin sedang duduk distudio tari kampusnya. Jarinya bergerak diatas layar ponsel yang menampilkan update terkini seputaran kampus. Dan ya, penampilan Jimin menjadi trending. Jimin tersenyum lebar melihat potonya yang terpajang di situs itu.
'Bagus sekali orang yang memotretnya ini. Rahang ku terlihat lebih tegas kkkk'
Jimin dan segala kenarsisannya memang sudah tak tertolong. Namun kenyataan jika Park Jimin mampu membuat orang-orang mimisan bersama itu benar adanya.
Siapa yang mampu menahan pesona Jimin? Bahkan Min Yoongi saja takhluk dengannya.
"Oii Jim, tidak latihan? Aku bawa kaos lebih jika kau ingin meminjam." seru Taemin. Senior tingkat 5nya.
Tanpa menjawab, Taemin melemparkan kaos putihnya ke pangkuan Jimin.
Jimin memandang horor kaos itu. Pasalnya kaos yang diberikan Taemin berpotongan leher rendah. Bisa terlihat semua kissmarknya jika memakai kaos ini.
Mengingat kissmark, Jimin kembali mengumpat kasar. Senior bajingan itu sudah tidak bisa dibiarkan. Jimin harus bergerak sebelum pria pucat itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dominant
Romance[YOONMIN] "Bokong yang seksi untuk seorang dominan huh." "Ruam yang cocok untuk seorang dominan ya." Dua orang dominan yang sama-sama ingin membuktikan dirinya namun salah seorangnya harus rela mengalah akan posisinya. Cara Min Yoongi menakhlukan Pa...