10

1.1K 92 2
                                    

Warning🔞 smut not for underage.

Jadi buat dedek-dedek yang masih gemesh mohon kebijakannya ya :> di skip aja gapapa. Thank you ^^




.

.



Pagi-pagi Jimin sudah terbangun. Tidurnya nyenyak sekali dan kini perutnya kelaparan karena melewatkan makan malam.

Jimin melirik sebelahnya. Dahinya mengerut dalam, seingatnya ia tidak mengijinkan Min Yoongi ini masuk semalam. Lalu kenapa bisa pemuda pucat itu malah berbaring disebelahnya, diatas ranjangnya. Jangan lupakan bajunya yang membungkus tubuh lelaki itu.

Kurang ajar Min yang satu ini.

Namun melihat Yoongi yang damai dalam tidurnya membuat Jimin berpikir licik. Ini kesempatan untuk balas melecehkan senior brengseknya itu.

Jimin mendekatkan tubuhnya pada Yoongi yang masih terbaring. Tangannya mengungkung Yoongi dan bibir plumnya mulai mengecup sepanjang garis rahang lelaki Min itu. Ciumannya turun ke leher, Jimin mulai meliar menggigit-gigit kecil leher pucat Yoongi hingga menimbulkan warna keunguan yang kentara sekali.

Satu kissmark tercipta. Jimin tersenyum lebar melihat karyanya. Dibuatnya lagi karya selanjutnya yang akan memenuhi leher Min Yoongi.

"Nggg" Yoongi sedikit bergerak dalam tidurnya karena aktifitas Jimin.

Sedangkan sang pelaku masih gencar mengincar leher putih itu. Nafsunya sudah naik serta morning-erectionnya yang semakin membuat Jimin lupa diri dari tujuan awalnya.

Bibir tebalnya masih terus mengecupi leher dibawahnya dan tangannya sudah membuka kaitan jeans Yoongi. Jemari mungilnya mengelus kejantanan Yoongi dari balik celananya.

Merasa sentuhan diarea pribadinya, Yoongi membuka matanya. Tubuhnya langsung terduduk melihat kegiatan Jimin diatas tubuhnya. Bahkan gundukan dibawahnya sudah terlihat karena Jimin membuka resleting jeansnya.

"Shit Jiminie.." Yoongi menatap tajam pada Jimin yang balas menatapnya tak kalah tajam.

"Bukankah kau masuk kesini untuk menyerahkan tubuhmu padaku?" Jimin tersenyum sinis membuang pandangannya kemana saja asal tidak melihat Yoongi.

Sungguh. Jantung Jimin sudah berdetak kencang melihat wajah pucat itu dipenuhi amarah. Jimin takut, sekali lagi, Jimin itu pecinta kedamaian jadi ia tidak bisa diintimidasi langsung seperti ini okay.

"Jangan memancingku jika tidak ingin lubangmu ku perkosa Park."

Yoongi memegang lehernya yang terasa basah, lalu menatap bibir Jimin yang memerah dan mengkilap. Sepertinya lehernya sudah penuh tanda Jimin, entah mengapa Yoongi tidak marah dengan fakta itu. Padahal ia paling kesal jika ada yang membuat tanda tanpa seijinnya.

Dengan kilatan dimatanya, Jimin mendorong Yoongi agar kembali terbaring di bawahnya kemudian menindih tubuh itu.

"Siapa yang memperkosa siapa Min."

Seolah menantang Yoongi, Jimin menahan kedua tangan Yoongi dan menciumnya ganas. Lidahnya sudah melesak kedalam, tangannya pun ikut membelai dada bidang Yoongi.

Saat tangannya bergerak semakin kebawah, Yoongi menghentikan gerakannya dan membanting tubuh mungil itu. Keadaannya berbalik, kini Jimin yang berada dibawah kungkungan Yoongi.

"Sudah ku peringatan padamu Park. Aku tidak ingin kasar denganmu." geraman Yoongi seolah memukul Jimin.

Kalau Yoongi semudah itu membalik keadaan, Jimin yakin akan mudah juga baginya memperkosa Jimin. Tatapan seketika menjadi horor membayangkan kemungkinan yang ada.

DominantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang