Yoongi mematai Jimin dari jauh, sering kali giginya bergemelutuk menahan kesal karena sepanjang jalan Jimin terus menebar pesona menciptakan jeritan-jeritan tertahan dari orang yang melihatnya.
Sampai Jimin menghilang dibalik mobil kuning mencoloknya barulah Yoongi berlari menuju mobilnya demi menguntit Jimin. Baguslah Jimin memakai hal-hal yang norak -menurut Yoongi hari ini, jadi ia bisa mengikuti meski dari jarak yang cukup jauh sekali pun.
Yoongi menambah kecepatannya karena sepertinya Jimin benar-benar kesal hingga membawa mobil sport dengan kecepatan seperti itu dijalan utama Seoul.
Akhirnya mobil Jimin memasuki parkiran apartemen mewah yang Yoongi harus ingat. Dirinya terus mengikuti Jimin hingga pemuda itu menghentikan lift dilantai 23.
Tanpa perlu mencari tahu kamar Jimin, Yoongi kembali ke mobilnya dan membeli beberapa barang sebelum membawa kehadapan pemuda yang sedang merajuk itu.
Sepanjang jalan Yoongi terus terkekeh membayangkan reaksi Jimin nanti. Matanya melirik hadiah disamping kursi kemudinya. Percayalah ini pertama kalinya Yoongi mau direpotkan membeli sendiri hadiah untuk seseorang.
Jangankan kalian, Yoongi sendiri pun bingung kenapa yang jelas ia ingin meluruskan sesuatu dengan pemuda Park yang sering kali kesal dengannya.
Setelah satu jam, Yoongi kembali ke apartemen Jimin. Membawa hadiahnya, menuju lantai dimana Jimin berada. Dilantai 23 yang Yoongi tahu hanya ada 2 pintu, nanti ia bisa mencoba peruntungannya. Darimana Yoongi tahu? Karena dulu ia sempat ingin membeli apartemen disini namun urung karena menemukan yang lebih sesuai dengannya.
Yoongi menatap dua pintu diarah yang berlawanan itu dengan seksama. Menerka mana kiranya yang merupakan pintu Park Jimin. Dengan tangan yang penuh hadiah, Yoongi menekan salah satu bel. Tidak ada respon, ditekannya sekali lagi bel itu.
Pintu dibuka dan gotcha!
Park Jimin berdiri mematung menatap horor sang tamu tak diundang. Sedangkan Yoongi menatap tajam Jimin -maksudnya penampilan Jimin yang hanya mengenakan kaos kebesaran dan boxer super pendek yang bahkan nyaris tak terlihat karena tertutup kaosnya.
Yoongi langsung meloloskan badannya sebelum Park Jimin sadar dan mengusirnya.
Tuan rumahnya masih membola tak percaya dengan pemandangan didepannya. Min Yoongi ada di apartemennya saja sudah sangat ajaib. Kini malah lelaki itu berkunjung dengan membawa buket bunga, sekotak besar coklat dan boneka bebek seukuran satu meter.
Ini gila.
Jimin mengerjap bingung. Apa lelaki pucat ini sudah kehabisan darah hingga membawa hadiah serta mendatangi apartemen yang sedikit orang ketahui ini.
"A-apa yang kau lakukan disini Min Yoongi?" kernyitan didahi Jimin semakin dalam melihat senyum lelaki itu.
Oh. Another game-play?
Hanya itu yang bisa Jimin pikirkan. Karena jujur tidak ada hal baik yang diingatnya dari senior bajingannya ini.
"Untukmu Jiminie.." Yoongi berjalan santai meletakkan hadiah-hadiahnya diatas sofa mewah Jimin.
Ini seperti Jimin yang tamu karena Yoongi berjalan didepannya seolah mengenal pasti apartemennya. Seketika bulu kuduknya berdiri. Yoongi ini bukan seorang stalker seperti yang ia bayangkan bukan?
Jimin menahan lengan Yoongi sebelum lelaki itu duduk bahkan tanpa disuruh.
"Jelaskan maksudmu Min."
"Aku hanya ingin memberimu hadiah dan...meminta maaf karena membuatmu kesal."
Hah. Permainan macam apa yang kali ini dibuat si brengsek Min ini.
"Tidak perlu membawa hadiah, cukup menghilang dari pandanganku maka aku tidak akan kesal lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dominant
Lãng mạn[YOONMIN] "Bokong yang seksi untuk seorang dominan huh." "Ruam yang cocok untuk seorang dominan ya." Dua orang dominan yang sama-sama ingin membuktikan dirinya namun salah seorangnya harus rela mengalah akan posisinya. Cara Min Yoongi menakhlukan Pa...