Sepanjang perjalanan menuju rumah, rain hanya diam dan tidak banyak bicara membuat rani dan bram bingung. Mereka saling melihat beberapa saat, kemudian bram mencoba mengajak rain bicara.
"Rain kok tumben nggak nanyain kak bima sama kak varo? Biasanya rain selalu nanya mereka kalau nggak ikut jemput"- bram.
"Ntar juga ketemu di rumah, ngapain drama pake nanya nanya segala" sahut rain, dia tetap melihat jalanan dari jendela kaca.
"Iya sih, mereka juga udah nunggu di rumah. Oh ya rain mau makan nggak? Ayah tadi beli__ "- bram.
"Nggak laper yah, nanti kalau laper rain ambil sendiri" sela rain, setelahnya dia menutup telinga dengan earphone.
"Rain kenapa sih, bun? "- bram.
"Nggak tau yah, dari tadi juga begitu" rani melihat rain yang mendengarkan musik sambil memejamkan mata.
"Dari tadi dia nggak banyak ngomong, kalau di tanya juga jawab nya cuma seperlunya aja"- rani.
"Tapi..dia nggak lagi nahan sakit kan bun?"- bram.
"Kayaknya nggak deh yah, dr. Rian juga bilang kondisinya nggak ada maslah kok"sahut rani dan bram mengangguk mengerti.
"Terus kenapa rain jadi begitu ya?" tanya bram dan rani hanya mengghedikan bahu nya tanda tidak tau.
.
.
."Selamat datang adek kakak paling ganteng___"seru varo dan Bima saat rain memasuki rumah.
Mereka menyambut rain dengan semangat, mereka juga membeli berbagai makanan untuk menyambut rain pulang.
"Makasih ya kak, udah nyambut rain" kata rain kemudian masuk dan berjalan ke meja makan.
Varo dan bima yang bingung dengan sikap rain langsung melihat rani dan bram.
"Rain kenapa bunda?"- varo.
"Bunda juga nggak tau" sahut rani dan berjalan ke meja makan.
"Apa lagi ayah" kata bram yang mengerti tatapan bima.
Setelahnya bram jalan ke meja makan di ikuti varo dan bima di belakang nya. Di meja makan, rain juga tidak heboh seperti biasanya, padahal makanan yang ada di meja makan semua makanan ke sukaannya.
"Rain sini kak varo ambilin nasi nya" - varo.
"Nggak usah kak, rain bisa ambil sendiri" tolak rain. dia mengambil nasi, ayam dan capcay ke sukaannya.
"Oh ya rain, ini kak bima beliin lagi permen jelly nya" bima memberikan permen jely ke rain.
"Makasih ya kak" kata rain setelah mengambil permen dari tangan bima.
Setelahnya rain lanjut makan lagi, sikap rain benar benar membuat mereka bingung. Biasanya meja makan selalu ramai kalau ada rain, tapi sekarang hening karena rain hanya diam.
"Rain, habis ini minum obat ya, tapi kalau nggak mau juga__ "- rani.
"Ya bunda, nanti rain minum obat" sahut rain tanpa penolakan atau drama seperti biasanya.
"Rain lo nggak demam kan?" varo menempelkan tangan nya ke kening rain.
"Nggak kok, rain biasa aja" jawab rain tanpa melihat varo.
"Terus kenapa lo jadi gini sih? Aneh banget, kayak bukan adek gue aja"- bingung varo.
"Perasaan kak varo aja kali"- rain.
Setelah makan beberapa suap, rain meletakan sendok, kemudian melihat rani.
"Rain udah selesai bunda, sini obat nya biar rian minum" pinta rain.
Rani yang masih bingung dengan sikap rain mengambil obat yang harus di minum rain.
"Nggak semuanya aja bunda rain minum obat nya? Biar rain nggak sakit terus" kata rain saat rani hanya memberikan dua butir obat pada rain.
"Nggak sayang, yang dua lagi besok pagi minum nya" jelas rani dan rain mengangguk mengerti.
Setelah meminum obat, rain melihat keluarganya dengan tatapan dingin.
"Rain ke kamar dulu ya, rain mau istirahat" - rain.
"Kakak gendong ya? Lo pasti masih lemas kan?" - varo.
"Nggak usah kak, rain bisa sendiri" tolak rain dan turun dari kursi yang dia duduki.
"Nggak papa rain, sini gue gendong ke kamar, biar lo nggak ca__"- varo.
"Nggak Usah Kak Varo! Kalau Rain Bilang Nggak Mau Ya Nggak Mau, Jadi Nggak Usah Maksa!" pekik rain membuat varo,bima, rani dan bram langsung terdiam untuk sesaat.
"Rain kok lo nyolot sih?" kata varo sedikit kesal.
"Kakak duluan yang mulai, kan rain nggak mau di gendong, tapi kakak masih maksa, jadi jangan salahin rain kalau rain kesel" - rain.
"Ya tapi nggak usah nyolot gitu lah!gue kayak gini karena sayang loh sama lo, tapi kok lo malah nyolot gitu." kesal varo.
"Varo udah dek Jangan di terusin! ngalah sama yang kecil!" kata bima dan varo hanya diam, kemudian melihat rain dengan kesal.
"Rain kenapa sih kok jadi gini? Kak varo niatnya baik loh, tapi kenapa rain malah marah marah nggak jelas gitu sih?" - bima.
"Baik apanya? Bilang aja kak varo kasian kan sama rain yang suka capek, gampang sakit dan lemah" rain melihat bima, rani dan bram bergantian.
"Kalian nggak usah terus terusan perlakuin rain kayak anak kecil! Karena rain udah besar, jadi Berhenti Memperlakukan Rain Kayak Anak Penyakitan!" - rain.
"RAIN"- varo.
Plak
Varo yang emosi reflek menampar rain.
"VARO" bentak bram.
Varo yang sadar langsung melihat tangan nya dengan perasaan bersalah
Setelahnya dia melihat rain dengan mata berkaca kaca."Dek, maafin kakak dek, kakak bener bener__ "- varo.
"RAIN BENCI KAK VARO, RAIN BENCI SEMUANYA" teriak rain sambil menangis.
Rain langsung pergi ke kamar, Sementara varo, bram, bima dan rani masih terdiam. Mereka benar benar bingung dengan perubahan sikap rain, mereka juga tidak tau kenapa rain tiba tiba bisa berubah seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain✅ ( Terbit)
FanficRain adalah anak laki laki yang ceria dan iseng, ada saja tingkah nya yang membuat ke dua kakak nya kesal. Walaupun rain anak nya iseng, tapi rain sangat di sayang oleh keluarga nya. Walaupun rain sakit, tapi dia tidak menunjukan sisi lemah nya pada...