"Ayah ada bang sat nih" rain bicara sambil berjalan membuat bram yang mendengar langsung menoleh.
"Rain, kamu ngomongnya kasar gitu? Siapa yang ngajarin?" Tanya bram.
Rain nyengir dan berdiri di samping bram.
"Siapa yang ngomong kasar, yah? Kan rain bilang ada bang sat. Ini loh bang satria maksudnya" sahut rain sambil memegang satria.
"Pagi, om" sapa stria dengan sopan.
"Oh___ maksudnya bang spasi sat gitu? Kirain di gabungin" bram terkekeh setelah mengatakannya.
"Maaf ya sat, rain kadang emang suka bikin salah paham" kata bram dan satria mengangguk.
"Nggak apa - apa om, santai aja. Bukan rain kok yang salah, nama saya yang salah" sahut satria membuat bram tertawa.
"Ayo bang sat, duduk!" Titah rain dan satria mengangguk.
Satria melihat rain yang melihat nya sambil tersenyum.
"Pengen banget gue jitak nih bocil, tapi ada bokap nya, hadeh__ mana polos banget lagi muka nya" batin satria.
"Bang sat, kok diam aja? Ayo duduk!" Rain kembali menyuruhnya duduk karena satria masih belum duduk.
"Iya" jawab satria dan duduk setelahnya.
"Rain, panggilnya kak aja, jangan bang, biar nggak bikin salah paham" - bram.
"Nah betul tuh om, tadi aku juga udah bilang gitu sama rain dan dia udah manggil kak tadi, tapi balik lagi ke panggilan awal" - satria.
"Ya gimana ya, enakan manggil bang, kalau kak itu buat kak bima sama kak varo" sahut rain dan melihat satria.
"Rain salah ya bang?" Pasang ekpresi sedih.
"Nggak kok, lo nggak salah, kan tadi gue udah bilang kalau nama gue ya salah" jawab satria membuat bram menunduk sambil tertawa.
"Rain tau kok, cuma nanya aja, hehe" ekspresi sedih pun seketika menjadi menyebalkan untuk satria.
"Rain, ayah udah selesai makan, kamu sekolahnya ayah anter aja ya?" Tawar bram.
"Oke, ayah" jawab rain dan beranjak dari duduk.
"Bang__"
"Nggak usah di sebut namanya, cukup bang aja" sela satria.
"Kenapa sih bang? Aneh banget, kan rain cuma mau pamit" gerutu rain.
"Nggak papa, cuma antisipasi aja" - satria.
"Satria, om sama rain pergi berangkat dulu, kamu di sini aja dulu, anggap aja rumah sendiri. Oke" - bram.
"Oke, om" - satria.
"Ayah sama rain udah mau berangkat?" Tanya rani yang baru datang.
"Cantiknya istri ayah" puji bram.
"Ayah bisa aja" sahut rani.
"Ayah berangkat dulu ya, assalamualaikum" pamit bram, kemudian mencium kening istrinya.
"Walaikumsalam" sahut rani.
"Rain berangkat ya bunda" pamit rain.
"Walaikumsalam, belajar yang bener ya" sahut rani, kemudian mencium kening rain.
Satria mengulum senyum melihat kehangatan ayah, ibu dan anak itu. Walau hanya melihat, tapi dia bisa ikut merasakan kebahagiaannya.
"Dadah bunda" pamit rain dan berlari keluar.
"Rain jangan lari, nanti kamu capek" tegur rani, tapi rain sudah tidak dengar karena sudah keluar dari pintu.
.
.
.Sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain✅ ( Terbit)
Fiksi PenggemarRain adalah anak laki laki yang ceria dan iseng, ada saja tingkah nya yang membuat ke dua kakak nya kesal. Walaupun rain anak nya iseng, tapi rain sangat di sayang oleh keluarga nya. Walaupun rain sakit, tapi dia tidak menunjukan sisi lemah nya pada...