15. Problem

147 72 10
                                    

Jangan lupa vote dan spam comment disetiap paragrafnya ya‼️
.
.

"Tanpa disadari, sikap orang tua terkadang bisa sangat melukai hati bagi setiap anak yang butuh diakui"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tanpa disadari, sikap orang tua terkadang bisa sangat melukai hati bagi setiap anak yang butuh diakui"

Sekolah sedang sangat berisik, terutama di kelas 12 IPA-1. Guru yang mengisi pelajaran pagi ini belum datang, pantas saja jika para muridnya gaduh. Beberapa bulan lagi mereka akan lulus, tiga minggu lagi adalah ujian semester ganjil. Mereka harus giat belajar agar bisa mendapatkan nilai yang bagus.

"Elza masih belum masuk?" tanya Alka pada Rafaka. Sudah tiga hari Elza tidak masuk sekolah, dia sakit, begitu rumornya.

Rafaka menggeleng, dia sedang duduk di samping Fanya. Terlalu bucin memang. Star? Sama saja, Star juga duduk di samping Azrilla.

"Tuh, anak sering gitu ... kira-kira kenapa, ya?" tanya Alka penasaran.

Revan hanya diam tak mengucapkan sepatah kata pun. Wajahnya terlihat murung pagi ini. Mungkin karena Elza tidak masuk sekolah. Tapi, meskipun begitu, suasana di kelas tetap akan terlihat sangat menyenangkan.

"Nanti kita ke apartemen nya lagi!" ucap Star. Revan, Alka, Rafaka, dan Jhovan mengangguk.

Kemarin mereka berlima sudah menjenguk Elza, tapi keadaan Elza sepertinya belum membaik makanya tidak masuk sekolah.

"Kenapa tiap kali Elza sakit, dia nggak pernah di rumah?" tanya Jhovan pada Revan.

"Dia punya alasan sendiri." Revan yang tadinya berkumpul bersama keempat sahabatnya itu, sekarang pindah tempat yaitu kembali ke tempat duduknya dan mulai memejamkan mata.

"Lo tidur mulu, Van? Ngapain aja kalau di rumah?" Rafaka heran kenapa Revan sering tidur di kelas.

"Gue main game sampai hampir pagi, jadi gue ngantuk. Udah biarin gue tidur, ganggu aja lo!"
Perkataan Revan membuat Rafaka menggelengkan kepala.

Alka tersenyum miring melihat Revan, apa yang sedang dipikirkannya? Apa dia akan mengerjai Revan lagi? Ah, tidak mungkin. Mau sampai kapan Alka seperti itu? Tapi bisa saja, sih. Karena Alka teman yang sangat jahil.

Revan sepertinya sudah terlelap dan tidur nyenyak dengan kepala berada di atas meja. Dari wajahnya saja sudah kelihatan kalau Revan mulai mimpi indah saat ini.

Alka mengambil bolpoin warna hitam dari dalam tas Syifan, lancang sekali dia. "Gue pinjem dulu, Syi."

Syifan mengerutkan dahi. "Pinjem? Oke, jangan sampai keluar sedikit pun tintanya!"

"Ah, pelit banget lo! Nanti gue beliin satu kardus, awet sampai lo lulus. Udah jangan khawatir ...."

Alka mulai menggambar garis horizontal tiga kali di pipi kanan dan kiri Revan. Tak lupa, di hidungnya digambar lingkaran kecil.

ATTHARAZKA [Oh Sehun] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang